Investasi Hilirisasi Tembus Rp 136,3 Triliun di Kuartal I 2025, Naik Hampir 80 Persen!

29 April 2025 19:14 WIB
rosan-roeslani-1745447942072_169.png

1. Investasi Hilirisasi Melonjak Tajam di Awal 2025

Kuatbaca.com - Sektor hilirisasi mencetak capaian luar biasa di kuartal I tahun 2025. Berdasarkan laporan resmi dari Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), total realisasi investasi di sektor hilirisasi mencapai Rp 136,3 triliun, meningkat tajam 79,82% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang hanya Rp 75,8 triliun.

Menteri Investasi dan Hilirisasi, Rosan Perkasa Roeslani, menyampaikan bahwa lonjakan ini merupakan bukti kuat bahwa program hilirisasi masih menjadi magnet utama investasi di Indonesia. Peningkatan secara kuartalan (QoQ) juga terjadi, meskipun tipis, yakni naik 1,04% dari kuartal sebelumnya sebesar Rp 134,9 triliun.

“Ini peningkatan yang sangat signifikan. Potensi investasi hilirisasi masih sangat besar dan terus tumbuh,” ujar Rosan dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Investasi, Jakarta, Selasa (29/4/2025).

2. Sektor Hilirisasi Sumbang 29,3% dari Total Investasi Nasional

Dari total investasi nasional sepanjang Januari hingga Maret 2025 sebesar Rp 465,2 triliun, sektor hilirisasi menyumbang 29,3%, naik dari tren sebelumnya yang hanya berada di kisaran 23-24%. Artinya, hampir sepertiga dari total investasi nasional kini mengalir ke sektor hilirisasi.

Ini menjadi sinyal positif bahwa upaya pemerintah mendorong industrialisasi berbasis sumber daya alam dalam negeri berbuah hasil konkret, serta semakin memperkuat ketahanan ekonomi nasional melalui penciptaan nilai tambah (value added).

3. Sektor Mineral Dominasi Hilirisasi, Nikel Jadi Primadona

Sektor mineral menjadi penyumbang terbesar dalam investasi hilirisasi, mencapai Rp 97,6 triliun. Dari jumlah itu, komoditas nikel menyumbang angka tertinggi sebesar Rp 47,82 triliun, disusul:

  • Tembaga: Rp 17,7 triliun
  • Bauksit: Rp 12,84 triliun
  • Besi baja: Rp 12,01 triliun
  • Timah: Rp 1,53 triliun
  • Lainnya: Rp 5,7 triliun

Rosan mengatakan bahwa dominasi nikel masih akan berlanjut dalam beberapa tahun ke depan, namun komoditas lain seperti bauksit dan tembaga mulai menunjukkan tren pertumbuhan signifikan.

“Bauksit mungkin selama ini belum berkembang cepat, tapi prospeknya sangat besar di masa mendatang,” jelas Rosan.

4. Sektor Perkebunan dan Kehutanan Juga Catat Pertumbuhan Positif

Selain mineral, sektor perkebunan dan kehutanan juga menyumbang angka yang cukup signifikan dengan total Rp 31,12 triliun. Rincian kontribusinya adalah:

  • Kelapa sawit: Rp 15,26 triliun
  • Kayu log: Rp 11,79 triliun
  • Karet: Rp 3,08 triliun
  • Komoditas lainnya: Rp 990 miliar

Pemerintah kini berfokus untuk mendorong hilirisasi produk sawit lebih dalam, seperti pengolahan menjadi biodiesel, bahan kimia, hingga bahan pangan bernilai tinggi guna meningkatkan nilai tambah dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja.

5. Investasi Hilirisasi Migas dan Perikanan Turut Berkembang

Sektor minyak dan gas bumi (migas) turut berkontribusi sebesar Rp 6,55 triliun, yang terdiri dari:

  • Minyak bumi: Rp 3,13 triliun
  • Gas bumi: Rp 3,42 triliun

Sementara perikanan dan kelautan berkontribusi Rp 1,03 triliun, menunjukkan awalnya tren minat investor di sektor kelautan yang selama ini kurang dilirik, namun menyimpan potensi besar, terutama dalam pengolahan hasil laut dan logistik rantai dingin.

Fenomena Terkini






Trending