Kuatbaca.com - Indonesia diperkirakan akan menghasilkan lebih dari 34 juta ton beras pada tahun 2025, sebuah angka yang melampaui kebutuhan konsumsi nasional yang hanya mencapai 31 juta ton per tahun. Kementerian Pertanian (Kementan) optimis bahwa tahun ini produksi beras Indonesia akan mengalami surplus yang signifikan, berkat berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan sektor pertanian.
Menurut ramalan dari Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA), produksi beras Indonesia tahun ini diperkirakan mencapai 34,6 juta ton, sebuah angka yang cukup untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri serta memungkinkan Indonesia untuk melakukan ekspor ke negara lain. Seiring dengan pencapaian ini, Indonesia berencana untuk mengembangkan pasar ekspor beras ke negara-negara tetangga, salah satunya adalah Malaysia.
Sam Herodian, Staf Khusus Menteri Pertanian Bidang Kebijakan Pertanian, menjelaskan bahwa dengan stok beras yang melimpah, Indonesia siap untuk memenuhi permintaan ekspor. Saat ini, stok cadangan beras di Indonesia sudah mencapai 3,5 juta ton dan diperkirakan akan terus meningkat dalam dua minggu ke depan, mencapai 4 juta ton, yang merupakan jumlah tertinggi dalam sejarah Indonesia.
"Kemarin sudah ada pengumuman 3,5 juta ton (stok cadangan beras). Dalam dua minggu ke depan stok di Bulog, beras di Bulog akan mencapai 4 juta ton. Ini tertinggi selama Indonesia berdiri," ujar Sam. Kenaikan stok ini didorong oleh keberhasilan pemerintah dalam memperbaiki infrastruktur irigasi dan pompanisasi yang mendukung pertanian, memastikan kelancaran distribusi dan cadangan pangan yang stabil.
Dengan produksi beras yang terus meningkat, Indonesia berencana untuk memenuhi permintaan ekspor, salah satunya ke Malaysia. Sam Herodian mengungkapkan bahwa Menteri Pertanian Malaysia telah menghubungi Indonesia untuk meminta pasokan beras. Permintaan ini datang setelah Indonesia berhasil menjaga stabilitas produksi dan stok beras nasional.
"Malaysia sekarang sudah datang Menterinya ke kami untuk minta impor beras dari kita. Tetapi waktu itu Pak Menteri (Mentan Andi Amran Sulaiman) menyampaikan bahwa pada saat ini kami masih memiliki kebutuhan dalam negeri, stok kami cukup, nanti pada akhir tahun kemungkinan akan bisa kirim. Kalau kita sudah aman semuanya," jelas Sam. Ekspor ini direncanakan akan dimulai pada akhir tahun 2025, tergantung pada kesiapan pasokan dalam negeri.
Untuk mendukung ekspor beras ke Malaysia, pemerintah Indonesia berencana memanfaatkan lahan pertanian di Kalimantan Barat. Sam menyebutkan bahwa pemerintah telah menyiapkan ribuan hektare lahan di wilayah tersebut untuk produksi beras yang akan diprioritaskan untuk ekspor. Kerja sama dengan Malaysia juga tengah dibicarakan untuk memastikan pasokan beras yang stabil dan dapat dipenuhi sesuai dengan permintaan.
"Lahan sawah yang akan menjadi stok ekspor ke Malaysia terletak di Kalimantan Barat. Luasnya mencapai ribuan hektare. Kami bekerja sama dengan Malaysia untuk memastikan kelancaran pengiriman beras," ungkapnya. Kerja sama ini diharapkan dapat membuka peluang pasar baru dan meningkatkan potensi ekspor Indonesia ke negara-negara ASEAN lainnya.
Melimpahnya produksi beras dan kesiapan Indonesia untuk mengekspor hasil pertaniannya ke Malaysia menunjukkan keberhasilan kebijakan pertanian yang diterapkan oleh pemerintah. Selain meningkatkan ketahanan pangan domestik, ekspor beras dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu produsen beras terbesar di dunia. Pencapaian ini juga dapat berdampak positif pada perekonomian negara, dengan membuka peluang bagi petani untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan.
Selain itu, kebijakan ini dapat mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor beras dari negara lain, memperkuat cadangan pangan nasional, serta membuka peluang pasar baru di Asia Tenggara. Dengan terus meningkatkan sektor pertanian, Indonesia bisa mencapai kemandirian pangan dan menjadi pemain utama dalam pasar beras global.