Hilirisasi Nikel: Mendorong Transformasi Ekonomi Indonesia

Kuatbaca.com - Indonesia saat ini tengah menjalani proses hilirisasi nikel sebagai langkah awal dalam transformasi ekonomi yang bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi negara ini. Selain itu, kebijakan ini diharapkan dapat membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada ekspor bahan mentah. Firman Hidayat, Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim dari Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves), menjelaskan betapa pentingnya sektor hilirisasi sebagai kontributor utama dalam peningkatan investasi asing.
Mendorong Investasi Berkualitas dan Industrialisasi di Indonesia Timur
Hilirisasi nikel bukan hanya tentang mengolah sumber daya alam menjadi produk bernilai tinggi, tetapi juga tentang mendorong investasi yang berkualitas dan menggerakkan proses industrialisasi di wilayah Indonesia Timur. Menurut Firman, sektor hilirisasi telah membantu pertumbuhan ekonomi daerah, dan hasilnya bisa dilihat dari peningkatan nilai ekspor yang berasal dari nikel.
Sebelumnya, ekspor bijih nikel dan produk turunannya pada tahun 2013 hanya mencapai 5,4 miliar dolar AS. Namun, dengan diterapkannya kebijakan hilirisasi, nilai ekspor produk turunan nikel pada tahun 2022 mencapai 35,6 miliar dolar AS, meningkat hingga 6,6 kali lipat lebih tinggi daripada sebelumnya.
Kontribusi Positif untuk Kinerja Ekonomi Indonesia
Firman juga menekankan bahwa program hilirisasi telah mendorong kinerja ekonomi Indonesia dan mencatatkan hasil yang mengesankan, bahkan di antara negara-negara anggota G20. Konsistensi surplus perdagangan menjadi salah satu dampak positif dari kebijakan ini dan telah mendukung pencapaian neraca transaksi berjalan yang positif.
Selain itu, Indonesia berhasil mempertahankan surplus perdagangan selama 40 bulan berturut-turut, meskipun menghadapi tantangan seperti harga komoditas internasional yang rendah dan perlambatan perekonomian global.
Transformasi Menuju Ekosistem yang Kompetitif
Salah satu tujuan utama dari hilirisasi nikel adalah menciptakan ekosistem yang kompetitif dalam rantai nilai baterai litium dan kendaraan listrik. Dengan tingginya permintaan tenaga kerja dalam sektor ini, terjadi peningkatan akses dan kualitas pendidikan melalui pembukaan politeknik dan pendirian jurusan baru di kawasan hilirisasi.
Program hilirisasi tidak hanya berdampak pada nilai ekonomi, tetapi juga mencakup transfer teknologi dan pengembangan sumber daya manusia. Firman menekankan bahwa pemerintah akan terus memastikan bahwa hilirisasi yang berlangsung juga memperhatikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG - Environmental, Social, and Governance).
Dengan langkah-langkah strategis ini, hilirisasi nikel di Indonesia bukan hanya menjadi solusi untuk mengurangi ekspor bahan mentah, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan kompetitif di tingkat global.
(*)