Heboh Isu Merger dengan Grab, Saham GOTO Malah Anjlok: Apa yang Sebenarnya Terjadi?

14 May 2025 18:16 WIB
tiktok-resmi-investasi-di-tokopedia_169.jpeg

Kuatbaca.com - Di tengah isu panas mengenai potensi merger antara PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan raksasa teknologi asal Malaysia, Grab, justru muncul fenomena mengejutkan di pasar modal. Alih-alih melambung tinggi, harga saham GOTO justru terpuruk.

1. Saham GOTO Melemah di Tengah Isu Akuisisi

Pada perdagangan Rabu (14/5/2025) siang, saham GOTO tercatat turun 2,47% ke level Rp 79 per lembar. Padahal di awal hari, saham ini sempat menyentuh Rp 83 sebelum akhirnya terjun hingga Rp 78. Selama sepekan terakhir, GOTO telah kehilangan sekitar 4,82% dari nilainya, menandakan tren pelemahan yang konsisten.

Volume transaksi hari itu cukup besar, mencapai 5,75 miliar saham dengan nilai transaksi lebih dari Rp 459 miliar. Namun, tekanan jual dari investor asing tetap tinggi dengan nilai net sell sebesar Rp 24,6 miliar.

2. Grab Dikabarkan Siap Akuisisi GOTO Senilai Rp 114 Triliun

Isu merger ini mencuat setelah laporan dari Reuters menyebutkan bahwa Grab sedang dalam proses negosiasi untuk mengakuisisi GOTO. Nilai akuisisinya tidak main-main disebut mencapai US$ 7 miliar atau sekitar Rp 114,8 triliun (kurs Rp 16.400).

Grab bahkan telah menyewa penasihat keuangan untuk mengeksekusi akuisisi strategis ini, yang dikabarkan akan rampung di kuartal II 2025. Jika berhasil, akuisisi ini bisa menjadi langkah besar dalam konsolidasi industri digital di Asia Tenggara.

3. GOTO Angkat Suara: Banyak Penawaran Masuk, Belum Ada Keputusan

Menanggapi rumor tersebut, Sekretaris Perusahaan GOTO, RA Koesoemohadiani, menyampaikan bahwa perseroan memang menerima banyak penawaran dari berbagai pihak. Namun, ia menegaskan bahwa belum ada keputusan resmi yang diambil oleh jajaran direksi.

“Direksi wajib menjajaki dan mengevaluasi setiap penawaran yang masuk demi meningkatkan nilai jangka panjang bagi pemegang saham,” jelas Koesoemohadiani.

GOTO juga menggarisbawahi pentingnya menjaga kepentingan mitra pengemudi, UMKM, pelanggan, dan seluruh stakeholder.

4. Isu Merger Jadi Sentimen Jangka Pendek, Investor Diminta Waspada

Meski kabar merger bisa menjadi katalis positif, namun analis seperti Reyhan Pratama dari Sucor Sekuritas mengingatkan bahwa pengaruhnya bisa saja hanya bersifat sementara.

Menurutnya, saham GOTO saat ini cenderung bergerak sideways. Jika merger benar-benar terealisasi, ada potensi kenaikan menuju Rp 89 – Rp 103 per saham. Namun, investor juga harus mewaspadai risiko regulasi dan dominasi asing di sektor digital Indonesia.

5. GOTO Umumkan Rencana Buyback Rp 3,3 Triliun

Di tengah gonjang-ganjing ini, GOTO mengumumkan langkah pembelian kembali saham (buyback) sebagai upaya stabilisasi harga saham. Perusahaan menyiapkan dana maksimal Rp 3,3 triliun yang akan digunakan dalam periode 19 Juni 2025 hingga 18 Juni 2026.

Dana ini bersumber dari kas internal, bukan dari pinjaman atau utang, dan direncanakan akan membeli saham maksimal 10% dari total modal disetor. Saat ini, GOTO memiliki saham treasuri sebanyak 27,79 miliar saham atau sekitar 2,33% dari modal disetor.

6. Apa Dampaknya untuk Investor dan Pasar?

Meskipun buyback bisa memberi sinyal positif, kejelasan soal merger menjadi kunci utama. Jika akuisisi oleh Grab benar-benar terjadi, maka GOTO akan kehilangan identitas sebagai perusahaan teknologi nasional, dan ini bisa menimbulkan reaksi dari publik maupun regulator.

Di sisi lain, dari perspektif bisnis, konsolidasi dua kekuatan besar seperti GOTO dan Grab bisa menciptakan efisiensi dan membuka peluang profitabilitas baru namun tentu dengan syarat transparansi dan regulasi ketat.

Fenomena Terkini






Trending