Harga Minyak Dunia Anjlok Pasca Serangan Iran ke Pangkalan AS: Ketegangan Timur Tengah dan Harapan Baru

24 June 2025 11:36 WIB
b23f7152-cf59-472e-8585-fc7f49829131_169.jpeg

Kuatbaca - Ketegangan di kawasan Timur Tengah kembali mencuat setelah Iran meluncurkan serangan rudal ke Pangkalan Udara Al-Udeid di Qatar, yang digunakan oleh militer Amerika Serikat. Serangan ini menyulut kekhawatiran akan eskalasi konflik lebih lanjut, namun dampaknya terhadap pasar minyak justru tidak seperti yang biasanya terjadi dalam kondisi genting: harga minyak global justru anjlok tajam.

Biasanya, konflik di wilayah strategis seperti Timur Tengah—terutama yang melibatkan negara-negara kunci dalam produksi atau distribusi energi—akan langsung mendorong harga minyak mentah naik. Namun kali ini, pasar tampaknya melihat situasi dengan kacamata berbeda. Tidak adanya korban jiwa dalam serangan tersebut dan keberhasilan sistem pertahanan Qatar dalam mencegat rudal, memberikan harapan bahwa konflik ini tidak akan berkembang menjadi perang terbuka yang bisa mengganggu pasokan minyak dunia secara signifikan.

Harga Minyak Anjlok Tajam: Respons Pasar yang Tidak Biasa

Pasar minyak menunjukkan reaksi mengejutkan. Minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI), yang menjadi acuan harga di Amerika Serikat, jatuh lebih dari 7 persen atau sekitar US$ 5,33, hingga ditutup pada level US$ 68,51 per barel. Penurunan serupa juga dialami Brent, patokan global yang turun US$ 5,53 menjadi US$ 71,48 per barel.

Angka ini merupakan titik terendah yang dicapai sejak 13 Juni, ketika konflik antara Israel dan Iran kembali memanas. Pergerakan tajam ini mencerminkan perubahan cara pandang investor: dari ketakutan terhadap gangguan pasokan menjadi antisipasi akan peluang deeskalasi atau penyelesaian diplomatik.

Sentimen Damai Mengalahkan Ketegangan

Meski serangan rudal merupakan tindakan agresif yang bisa memicu respons lanjutan dari Amerika Serikat atau sekutunya, kenyataan bahwa tidak ada korban jiwa—dan bahwa Qatar berhasil menghalau serangan dengan sistem pertahanannya—dianggap sebagai sinyal positif. Ada keyakinan baru bahwa insiden ini bisa menjadi puncak ketegangan, bukan awal dari konflik yang lebih besar.

Para analis memperkirakan bahwa kedua pihak kini memiliki peluang untuk menahan diri dan membuka ruang diplomasi, apalagi dengan banyaknya tekanan internasional agar konflik di kawasan tidak membesar dan berdampak pada kestabilan ekonomi global. Harapan akan terciptanya jalur dialog ini rupanya lebih kuat daripada kekhawatiran jangka pendek, sehingga pasar minyak pun merespons dengan penurunan harga.

Dinamika Harga Minyak: Dari Lonjakan ke Penurunan dalam Waktu Singkat

Menariknya, sebelum harga minyak jatuh, sempat terjadi lonjakan signifikan pada hari Minggu malam, menyusul kabar bahwa Amerika Serikat terlibat langsung dalam operasi militer Israel terhadap target-target di Iran, termasuk fasilitas nuklir. Brent sempat menyentuh level US$ 80 per barel, sebelum akhirnya berbalik arah seiring konfirmasi bahwa serangan balasan Iran tidak menimbulkan kerusakan besar atau korban.

Situasi ini menunjukkan betapa cepat dan sensitifnya pasar minyak terhadap informasi terbaru. Dalam hitungan jam, sentimen bisa berubah dari ketakutan menjadi optimisme—terutama ketika informasi lapangan memperlihatkan bahwa konflik bisa dikendalikan.

Meskipun saat ini pasar tampak tenang dan harga minyak menurun, ketidakpastian masih membayangi. Iran, Amerika Serikat, dan negara-negara lain di kawasan belum memberikan sinyal jelas mengenai langkah-langkah ke depan. Jika retorika militer meningkat atau terjadi serangan lanjutan yang lebih destruktif, bukan tidak mungkin harga minyak akan kembali melonjak.

Namun, untuk saat ini, sentimen pasar didominasi oleh keyakinan bahwa konflik ini bisa diredam. Para pelaku industri dan analis akan terus memantau perkembangan geopolitik di Timur Tengah dengan cermat, karena apa pun yang terjadi di sana tetap memiliki kekuatan untuk mengguncang pasar energi global.

Harga minyak dunia kembali menunjukkan betapa erat kaitannya dengan dinamika politik global. Di tengah ketegangan dan ketidakpastian, pasar memilih untuk optimistis—setidaknya untuk sementara. Namun, seperti biasa, dalam dunia energi dan geopolitik, segalanya bisa berubah dalam sekejap. Maka, meski hari ini harga anjlok, kewaspadaan tetap menjadi kunci bagi para pelaku ekonomi dan investor global.

Fenomena Terkini






Trending