GOTO Angkat Bicara Soal Rumor Merger dengan Grab: Ini Penjelasannya

Kuatbaca.com - PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) kembali menjadi sorotan publik setelah mencuatnya isu penggabungan usaha atau merger dengan perusahaan teknologi raksasa asal Singapura, Grab. Isu ini telah berhembus sejak awal Februari 2025 dan kini kembali menghangat setelah sejumlah laporan menyebutkan adanya pembicaraan lanjutan di antara kedua pihak.
1. GOTO Tegaskan Belum Ada Perubahan Informasi Resmi
Pihak manajemen GOTO menyatakan bahwa hingga saat ini belum terdapat perkembangan signifikan atau perubahan informasi yang perlu diumumkan secara resmi kepada publik. Hal ini disampaikan melalui pernyataan tertulis yang dimuat dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Juni 2025. Dalam dokumen tersebut, perusahaan menegaskan bahwa pihaknya tidak dapat memberikan tanggapan terhadap spekulasi yang beredar di pasar.
Penegasan ini menjadi penting mengingat rumor merger dengan Grab telah menarik perhatian pelaku pasar, analis, serta investor, yang menantikan kejelasan arah bisnis perusahaan teknologi terbesar di Indonesia tersebut.
2. Banyak Pihak Tertarik Menjalin Kerja Sama dengan GOTO
Dalam pernyataan sebelumnya yang dirilis pada awal Mei 2025, GOTO mengonfirmasi bahwa perusahaan telah menerima berbagai bentuk penawaran dari sejumlah pihak yang tertarik menjalin kemitraan atau kolaborasi strategis. Meski begitu, identitas para pihak yang mengajukan penawaran tersebut belum diungkapkan kepada publik.
Langkah Direksi GOTO yang berhati-hati dalam mengevaluasi setiap proposal kerja sama ini menunjukkan komitmen perusahaan dalam menjaga kepentingan jangka panjang seluruh pemegang saham. Setiap peluang yang datang dipertimbangkan secara mendalam untuk memastikan sinergi strategis dan kesinambungan bisnis ke depan.
3. Isu Merger GOTO dan Grab Semakin Menguat
Rumor mengenai potensi merger antara GOTO dan Grab bukanlah hal baru. Sejak awal 2025, kabar ini terus berkembang, terlebih setelah beberapa media internasional seperti Bloomberg mengungkap bahwa perusahaan investasi Danantara sedang menjajaki kemungkinan masuk sebagai pemegang saham minoritas dalam entitas gabungan GOTO dan Grab.
Masuknya Danantara disebut sebagai langkah strategis untuk menjawab kekhawatiran pemerintah Indonesia terhadap potensi praktik monopoli di sektor layanan digital, transportasi daring, dan pembayaran elektronik. Jika benar terjadi, sinergi antara GOTO dan Grab diyakini akan menciptakan kekuatan baru di pasar teknologi Asia Tenggara.
4. Perkiraan Valuasi dan Target Waktu Kesepakatan
Berdasarkan laporan yang beredar, nilai valuasi GOTO dalam rencana merger ini diperkirakan mencapai US$ 7 miliar atau sekitar Rp 114 triliun. Grab sendiri dikabarkan menargetkan proses finalisasi kesepakatan merger ini dapat tercapai pada kuartal II tahun 2025. Namun demikian, hingga saat ini belum ada pernyataan resmi dari kedua pihak yang mengonfirmasi target tersebut.
Spekulasi mengenai merger ini menciptakan dinamika tersendiri di bursa saham, di mana harga saham GOTO sempat mengalami fluktuasi akibat ekspektasi investor terhadap potensi sinergi bisnis yang bisa terbentuk dari kolaborasi dua perusahaan raksasa ini.
5. Merger yang Berpotensi Mengubah Lanskap Industri Digital Indonesia
Jika merger GOTO dan Grab benar-benar terwujud, dampaknya akan sangat besar terhadap lanskap industri digital di Indonesia. Kombinasi kekuatan dua perusahaan ini dapat menciptakan ekosistem layanan digital yang sangat luas, mencakup layanan transportasi, pengantaran makanan, layanan keuangan digital, hingga e-commerce.
Namun, tantangan regulasi dan pengawasan dari pemerintah akan menjadi faktor penting yang harus diperhatikan. Pemerintah tentu akan menilai dampak merger ini terhadap kompetisi usaha dan keberlangsungan pelaku usaha kecil dan menengah di sektor digital.