Ekspor Kopi Indonesia Meroket 76%, Amerika Serikat dan Rusia Jadi Pasar Terbesar

28 May 2025 19:32 WIB
wangi-kopi-mulih-sampai-ke-timur-tengah-1741425463055_169.jpeg

Kuatbaca.com - Kabar menggembirakan datang dari sektor perdagangan luar negeri Indonesia. Komoditas kopi berhasil mencatatkan peningkatan ekspor yang signifikan sepanjang tahun 2024, menjadi salah satu penyumbang utama surplus perdagangan nonmigas. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan bahwa nilai ekspor kopi Indonesia melonjak tajam hingga mencapai 76,33% dibandingkan tahun sebelumnya.

Direktur Statistik Distribusi BPS, Sarpono, menyebutkan bahwa nilai ekspor kopi pada 2024 tembus angka US$ 1,64 miliar, naik dari sebelumnya US$ 929 juta pada 2023. Capaian ini sekaligus menegaskan posisi Indonesia sebagai salah satu negara penghasil kopi utama di dunia yang semakin diperhitungkan di pasar internasional.

Tak hanya ekspor yang mengalami lonjakan, angka impor kopi juga meningkat cukup tajam. Pada tahun 2023, nilai impor kopi Indonesia berada di angka US$ 117 juta dan naik menjadi US$ 186,7 juta pada tahun 2024 atau tumbuh sebesar 63,56%. Meski demikian, neraca perdagangan kopi Indonesia tetap mencatatkan surplus, karena nilai ekspor jauh lebih besar daripada nilai impor.

1. Negara Tujuan Ekspor Kopi Terbesar: Amerika Serikat hingga Rusia

Berdasarkan data BPS, ada lima negara utama yang menjadi tujuan ekspor kopi Indonesia sepanjang tahun 2024. Amerika Serikat menempati urutan teratas dengan nilai impor mencapai US$ 307,4 juta, disusul Mesir (US$ 142,5 juta), Malaysia (US$ 130,5 juta), Belgia (US$ 115,7 juta), dan Rusia (US$ 104,7 juta). Keberhasilan menembus pasar Eropa Timur seperti Rusia menjadi salah satu pencapaian penting mengingat ketatnya persaingan dan standar mutu yang tinggi.

Lonjakan ekspor ini menjadi indikasi bahwa kopi Indonesia semakin diminati di pasar global, baik untuk segmen specialty coffee maupun kopi olahan. Dukungan dari pemerintah dalam bentuk promosi melalui pameran internasional dan peningkatan kualitas produksi di tingkat petani juga menjadi faktor pendorong keberhasilan ini.

Menariknya, 51,2% dari total ekspor kopi Indonesia berasal dari satu provinsi saja, yaitu Lampung. Provinsi ini memang dikenal sebagai lumbung kopi nasional dan selama bertahun-tahun menjadi kontributor utama dalam perdagangan kopi internasional.

Selain Lampung, tiga provinsi lain yang menyumbang ekspor kopi terbesar adalah Sumatera Utara, Jawa Timur, dan Aceh. Keempat daerah ini memiliki keunggulan geografis dan agroklimat yang sangat cocok untuk budidaya tanaman kopi, terutama jenis robusta dan arabika.

2. Impor Kopi Didominasi Vietnam dan Brasil

Di sisi lain, Indonesia juga masih melakukan impor kopi dalam jumlah signifikan, terutama untuk kebutuhan industri yang memerlukan jenis kopi tertentu atau untuk pencampuran (blending). Negara asal impor utama adalah Vietnam, dengan nilai mencapai US$ 118,7 juta, atau sekitar 63% dari total impor kopi Indonesia.

Disusul oleh Brasil dengan nilai US$ 44,5 juta, Malaysia (US$ 5,6 juta), Papua Nugini (US$ 5,2 juta), dan Swiss (US$ 3,1 juta). Vietnam sendiri dikenal sebagai salah satu produsen robusta terbesar di dunia dan menjadi sumber utama pasokan kopi untuk kebutuhan pabrikan dalam negeri.

Meskipun Indonesia merupakan produsen kopi, kebutuhan kopi tertentu yang belum bisa dipenuhi secara lokal membuat impor masih dibutuhkan. Namun demikian, pemerintah dan pelaku industri terus didorong untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas kopi lokal agar bisa mengurangi ketergantungan terhadap impor.

Sarpono menegaskan bahwa tren surplus perdagangan kopi selama lima tahun terakhir menunjukkan potensi besar yang bisa terus dikembangkan melalui hilirisasi dan peningkatan daya saing produk lokal.

3. Strategi Perluasan Pasar dan Penguatan Brand Kopi Nusantara

Ke depan, pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perdagangan dan Kementerian Pertanian diharapkan terus memperluas akses pasar untuk kopi lokal melalui perjanjian dagang bilateral dan multilateral. Promosi produk kopi Indonesia dalam ajang internasional juga harus terus digencarkan, termasuk pelibatan pelaku UMKM dalam industri kopi olahan.

Selain promosi, penguatan branding kopi Indonesia seperti Gayo, Mandailing, Toraja, dan Kintamani perlu terus ditingkatkan. Cita rasa khas kopi Nusantara menjadi keunggulan kompetitif yang tak dimiliki negara lain. Jika dikelola secara profesional, kopi Indonesia bisa menjadi produk unggulan bernilai tambah tinggi di pasar dunia.

Kesuksesan ekspor kopi tahun 2024 ini juga menjadi momentum penting bagi sektor pertanian untuk mendorong ekonomi daerah dan meningkatkan kesejahteraan petani. Dengan harga kopi dunia yang terus membaik, peluang Indonesia untuk memperkuat posisi sebagai eksportir kopi global terbuka lebar.

Fenomena Terkini






Trending