Efek Tarif Trump: Perang Dagang Picu Investor Kabur dari AS, Pasar Global Jadi Alternatif

21 April 2025 22:14 WIB
as-geram-china-melawan-terus-langsung-patok-tarif-impor-125-1744279638944_169.jpeg

1. Kebijakan Tarif Trump Guncang Stabilitas Pasar Saham AS

Kuatbaca.com - Kebijakan proteksionis Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang memicu perang dagang besar-besaran, terutama terhadap China, kini mulai menimbulkan gejolak serius di pasar saham Amerika. Langkah Trump dalam memberlakukan tarif tinggi untuk berbagai negara justru memicu ketidakpastian global dan berdampak langsung pada arus modal yang selama ini mengalir deras ke Negeri Paman Sam.

2. S&P 500 Catat Penurunan Tajam, Investor Mulai Menjauh

Berdasarkan data dari FactSet, untuk pertama kalinya dalam 15 tahun terakhir, S&P 500 anjlok hingga 10% dan berada di jalur menuju bulan terburuk sejak 2022. Padahal sebelumnya indeks ini selalu mengungguli indeks utama di Eropa dan Asia. Penurunan tersebut menjadi sinyal bahwa investor mulai kehilangan kepercayaan terhadap pasar AS yang selama ini dianggap sebagai surga investasi global.

3. Ketidakpastian Jadi Alasan Utama Investor Alihkan Aset

Menurut Arun Sai, Senior Strategi Multi-Aset di Pictet Asset Management, pendekatan keras Trump dalam mengubah sistem perdagangan global telah mengganggu iklim investasi. Kini, banyak investor internasional mengalihkan portofolio mereka ke luar AS demi diversifikasi dan menghindari risiko yang ditimbulkan oleh kebijakan tarif yang tidak menentu.

4. Investor Eropa Mulai Ragukan Dominasi AS

Kini, bahkan investor dari Eropa pun mulai ragu untuk menempatkan dana strategis di AS. S&P 500 bukan lagi satu-satunya pilihan utama. Hal ini diperkuat oleh pernyataan dari Alessio de Longis, Kepala Solusi Investasi Invesco, yang menyebut ada tiga faktor utama yang membuat investor lebih tertarik pada pasar luar negeri dibanding AS.

5. AI China, Pertahanan Eropa, dan Tarif AS Jadi Tiga Pemicu Utama

Pertama, kemunculan DeepSeek, model AI berbasis Tiongkok yang menyaingi ChatGPT, menjadi kejutan besar bagi Silicon Valley dan mengguncang dominasi teknologi AS. Kedua, meningkatnya pengeluaran pertahanan di Jerman sebagai respon terhadap kebijakan luar negeri AS yang melemahkan dukungan untuk Ukraina. Ketiga, pendekatan tarif Trump yang sembrono memperburuk sentimen investor terhadap stabilitas pasar AS.

6. Survei: Lebih dari 50% Investor Pesimis terhadap Pasar Saham AS

Survei dari Asosiasi Investor Individual Amerika menunjukkan bahwa selama delapan minggu terakhir, lebih dari separuh investor menyatakan pesimis terhadap kondisi bursa saham AS. Tren ini memperkuat narasi bahwa investor kini lebih mempertimbangkan ekspansi ke pasar luar negeri yang dinilai lebih stabil dan prospektif.

7. Dolar Melemah, Emas Jadi Primadona Baru Investor

Tanda-tanda pelemahan ekonomi AS juga terlihat dari nilai tukar mata uangnya. Indeks dolar AS melemah secara signifikan sepanjang tahun ini. Sementara itu, emas mencetak lonjakan harga hingga 27%, menandakan pergeseran preferensi investor dari saham teknologi ke aset lindung nilai (safe haven) di tengah ketidakpastian.

8. Eropa dan China Tampil Menarik di Mata Investor Global

Eropa mulai menggencarkan stimulus fiskal dan menunjukkan prospek pertumbuhan yang solid. Di sisi lain, China menunjukkan kemajuan luar biasa di sektor teknologi, khususnya melalui raksasa seperti Huawei dan produsen mobil listrik BYD yang kini mulai menyaingi dominasi Tesla di pasar kendaraan listrik dunia.

9. Barclays: Dominasi Finansial AS Mulai Tergerus

Analisis dari Barclays menyebutkan bahwa selama hampir dua dekade terakhir, AS telah menikmati aliran modal yang masif ke aset berdenominasi dolar. Namun, kondisi saat ini berubah drastis. Ketika negara lain seperti Eropa dan China memperkuat struktur ekonominya, dominasi pasar saham AS mulai mengalami tekanan signifikan.

10. Globalisasi Investasi Bangkit Kembali, AS Tak Lagi Jadi Poros Tunggal

Perang dagang yang dikobarkan oleh Trump mungkin ditujukan untuk melindungi ekonomi domestik AS. Namun kenyataannya, pendekatan tersebut justru menciptakan ketidakpastian global, menurunkan kepercayaan investor, dan mengalihkan fokus investasi ke negara lain. Dalam lanskap investasi global saat ini, diversifikasi lintas negara menjadi pilihan logis, dan AS tidak lagi bisa mengandalkan statusnya sebagai magnet tunggal investasi dunia.

Fenomena Terkini






Trending