Dua Jurus Pemerintah Prabowo untuk Rayu Trump Turunkan Tarif Impor 32%

15 April 2025 08:52 WIB
potret-menko-perekonomian-airlangga-bicara-tentang-tarif-resiprokal-as-1744012854712_169.jpeg

Kuatbaca.com - Pemerintah Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto tengah menyiapkan langkah strategis guna meredam kebijakan tarif impor tinggi sebesar 32% yang dikenakan Amerika Serikat terhadap produk dari Indonesia. Melalui diplomasi ekonomi, sejumlah menteri penting akan terbang ke Washington DC pada 16–23 April 2025 untuk melakukan negosiasi langsung dengan pemerintahan Presiden Donald Trump.

1. Delegasi Tinggi Indonesia Bergerak ke Washington DC

Delegasi Indonesia terdiri dari tokoh-tokoh penting seperti Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menlu Sugiono, Menkeu Sri Mulyani Indrawati, Wakil Menkeu Thomas Djiwandono, Wamenlu Arrmanatha Nasir, serta Wakil Ketua Dewan Ekonomi Nasional Mari Elka Pangestu.

Airlangga menyebut Indonesia menjadi salah satu negara pertama yang mendapat undangan untuk berdialog langsung di Washington DC. Hal ini menjadi peluang strategis bagi Indonesia untuk mengamankan kepentingan dagangnya di tengah gelombang proteksionisme ekonomi AS yang semakin tajam.

2. Tujuan Utama: Negosiasi Tarif Resiprokal 32%

Pertemuan ini berfokus pada negosiasi atas tarif resiprokal sebesar 32% yang diberlakukan AS terhadap sejumlah produk ekspor Indonesia. Pemerintah menilai tarif ini memberatkan posisi dagang Indonesia dan bisa berdampak buruk terhadap stabilitas ekspor nasional.

Untuk memperkuat posisi tawar, pemerintah telah menyusun non-paper komprehensif yang mencakup isu tarif, hambatan non-tarif (non-trade measures), serta agenda kerja sama investasi lintas negara. Langkah ini bertujuan tidak hanya memperbaiki hubungan dagang, tetapi juga membangun kemitraan ekonomi jangka panjang.

3. Jurus Pertama: Tambahan Impor Barang dari AS Senilai US$ 18–19 Miliar

Strategi pertama yang akan diusung Indonesia adalah menawarkan peningkatan volume impor barang dari Amerika Serikat senilai US$ 18–19 miliar. Menurut Airlangga, rencana ini diharapkan bisa mengurangi defisit perdagangan AS terhadap Indonesia sebuah isu sensitif yang menjadi perhatian utama Presiden Trump.

Komoditas yang akan diimpor telah disiapkan secara teknis, dan pemerintah menegaskan bahwa barang yang dibeli akan sesuai dengan kebutuhan domestik Indonesia. Langkah ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk menjaga hubungan dagang yang adil dan saling menguntungkan.

4. Jurus Kedua: Perusahaan Indonesia Siap Investasi di AS

Strategi kedua, menurut Airlangga, adalah mendorong perusahaan Indonesia untuk berinvestasi di Amerika Serikat. Ini menjadi bentuk kerja sama timbal balik, di mana Indonesia tidak hanya membuka pintu investasi bagi perusahaan AS, tapi juga aktif berpartisipasi dalam pembangunan ekonomi di Negeri Paman Sam.

Walau belum disebutkan secara spesifik nama perusahaan dan sektor investasinya, Airlangga menyatakan bahwa semua masih bergantung pada hasil pembicaraan di Washington. Jika strategi ini berhasil, Indonesia akan memperkuat posisi sebagai mitra dagang yang strategis dan tidak hanya bergantung pada ekspor barang mentah.

5. Harapan dari Diplomasi Ekonomi Prabowo

Langkah ini menunjukkan bahwa pemerintahan Prabowo serius menanggapi dinamika global dan siap menggunakan jalur diplomasi ekonomi untuk menjaga kepentingan nasional. Keberhasilan misi ini akan menjadi sinyal positif bagi pelaku usaha di dalam negeri serta mitra internasional bahwa Indonesia mampu bersikap fleksibel dan proaktif dalam menghadapi kebijakan dagang negara besar seperti AS.

Airlangga menegaskan bahwa inisiatif ini bukan hanya soal memperjuangkan ekspor, tetapi juga membuka ruang kerja sama yang lebih luas dalam bidang investasi, transfer teknologi, hingga penciptaan lapangan kerja lintas negara.

Dalam menghadapi tantangan tarif impor tinggi dari AS, Indonesia memilih jalur diplomasi dengan menawarkan dua strategi utama: menambah impor dari AS dan mendorong investasi Indonesia di AS. Kedua pendekatan ini dirancang untuk menunjukkan niat baik Indonesia dalam menciptakan hubungan ekonomi yang seimbang dan saling menguntungkan. Hasil dari kunjungan ini sangat dinantikan, karena bisa menentukan arah hubungan dagang Indonesia–AS dalam beberapa tahun ke depan.

Fenomena Terkini






Trending