DHL Hentikan Sementara Pengiriman Barang ke AS di Atas US$800, Ini Penjelasannya

20 April 2025 21:22 WIB
da787f7f-3ef2-45d2-92b6-f293f0acc15d_169.jpg

Kuatbaca.com - Mulai 21 April 2025, perusahaan logistik global DHL Express resmi menghentikan sementara layanan pengiriman barang business-to-consumer (B2C) ke Amerika Serikat untuk barang yang bernilai lebih dari US$ 800 atau sekitar Rp 13,4 juta. Kebijakan ini mengejutkan banyak pelaku usaha dan pelanggan individu, terutama yang sering melakukan pengiriman internasional ke Negeri Paman Sam.

1. Perubahan Aturan Bea Cukai AS Jadi Pemicu Utama

Penghentian sementara ini dipicu oleh kebijakan baru dari Bea Cukai Amerika Serikat yang memperketat prosedur pengiriman barang dengan nilai lebih tinggi dari US$ 800. Sebelumnya, batasan nilai pengiriman tanpa prosedur rumit adalah US$ 2.500, namun kini ambang batas tersebut diturunkan secara signifikan.

Perubahan aturan ini berdampak langsung pada waktu dan proses clearance barang di pelabuhan atau pintu masuk AS. DHL menyebut bahwa prosedur baru tersebut menyita waktu lebih banyak dan menuntut dokumentasi tambahan, sehingga tidak efisien bagi pengiriman konsumen individual.

2. Layanan Pengiriman B2B Masih Aktif, Tapi Bisa Terlambat

Meski layanan pengiriman B2C ditangguhkan untuk sementara, pengiriman business-to-business (B2B) masih tetap beroperasi. Namun, DHL mengingatkan bahwa kemungkinan akan terjadi penundaan akibat penyesuaian sistem terhadap regulasi bea cukai baru tersebut.

Bagi para pelaku bisnis yang mengirimkan barang ke AS, tetap bisa melanjutkan aktivitas logistik, tetapi harus mempersiapkan diri untuk proses clearance yang lebih ketat.

3. Pengiriman di Bawah US$ 800 Tetap Aman

DHL menegaskan bahwa kebijakan ini tidak berlaku untuk barang yang nilainya di bawah US$ 800. Baik pengiriman ke bisnis maupun ke konsumen, barang dengan nilai lebih kecil dari batas tersebut akan tetap dilayani secara normal dan tidak terdampak penundaan signifikan.

Kebijakan ini menjadi titik penting yang perlu diperhatikan oleh pelaku e-commerce dan UMKM yang menarget pasar AS, karena menyesuaikan harga dan volume pengiriman bisa menjadi solusi sementara untuk tetap bisa mengakses pasar tersebut.

4. Langkah Sementara, Penyesuaian Sistem Berjalan

DHL menjelaskan bahwa penghentian pengiriman B2C di atas US$ 800 ke AS ini bersifat sementara. Perusahaan akan terus bekerja sama dengan otoritas bea cukai AS dan pelanggan untuk membantu mereka memahami serta beradaptasi dengan perubahan regulasi yang akan diberlakukan penuh pada 2 Mei 2025.

Langkah ini juga mencerminkan komitmen DHL untuk memastikan bahwa pengiriman dilakukan sesuai aturan, sekaligus memberikan waktu bagi sistem logistik untuk menyesuaikan diri.

5. Dampak Bagi Konsumen dan Pelaku Usaha

Kebijakan ini tentu menimbulkan kekhawatiran bagi sejumlah sektor, terutama bisnis online, dropshipper, reseller, dan pelanggan pribadi yang sering melakukan pembelian barang dari luar negeri dengan nilai tinggi. Pasar seperti elektronik, fesyen premium, aksesoris mewah, dan barang koleksi diperkirakan akan terdampak langsung.

Bagi konsumen Indonesia yang sering mengimpor barang dari AS melalui DHL, perlu mempertimbangkan opsi alternatif atau menyesuaikan volume pembelian agar tidak melampaui batas US$ 800.

6. Strategi Adaptasi: Pilihan dan Solusi

Agar tetap dapat melakukan pengiriman internasional tanpa hambatan, pelaku bisnis dan konsumen dapat mempertimbangkan beberapa strategi berikut:

  • Memecah pengiriman menjadi beberapa paket kecil dengan nilai di bawah US$ 800.
  • Menggunakan layanan pengiriman alternatif yang memiliki kebijakan berbeda (dengan tetap mematuhi regulasi AS).
  • Memanfaatkan jasa forwarder yang memahami seluk-beluk prosedur ekspor-impor ke Amerika Serikat.

7. Posisi DHL di Tengah Regulasi Global yang Semakin Ketat

Keputusan DHL ini mencerminkan betapa ketatnya aturan bea cukai global dalam mengawasi pergerakan barang lintas negara. Amerika Serikat sebagai salah satu pasar terbesar di dunia semakin memperkuat perlindungan terhadap arus barang masuk demi alasan ekonomi, keamanan, dan kepatuhan pajak.

Sebagai pemain utama di industri logistik, DHL dituntut untuk sigap menyesuaikan kebijakan mereka, tidak hanya untuk menjaga kredibilitas perusahaan tetapi juga memberikan pelayanan yang patuh hukum dan minim risiko.

Penghentian sementara pengiriman barang DHL B2C bernilai lebih dari US$ 800 ke Amerika Serikat merupakan bentuk respons terhadap kebijakan baru bea cukai AS yang menuntut prosedur lebih ketat. Langkah ini bersifat sementara namun berdampak luas, terutama bagi pelaku bisnis ekspor-impor dan konsumen global.

Bagi para pengguna layanan DHL, penting untuk terus mengikuti pembaruan kebijakan dan menyesuaikan strategi pengiriman agar bisnis tetap berjalan lancar meskipun ada perubahan peraturan di pasar internasional.

Fenomena Terkini






Trending