Danantara Gaet Eramet untuk Investasi Hilirisasi Nikel di Indonesia, Dorong Ekosistem Baterai EV Nasional

1. Kerja Sama Strategis Indonesia-Prancis di Sektor Nikel
Kuatbaca.com - Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) resmi menandatangani kesepakatan kerja sama investasi dengan Eramet, perusahaan tambang global asal Prancis. Penandatanganan ini berlangsung di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, disaksikan langsung oleh Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam forum pertemuan bilateral.
Kesepakatan ini mencakup pembentukan platform investasi strategis yang mencakup seluruh rantai nilai industri nikel, dari hulu hingga hilir. Langkah ini menjadi sinyal kuat bahwa Indonesia serius dalam membangun ekosistem kendaraan listrik (EV) berbasis nikel yang terintegrasi, berkelanjutan, dan bertaraf internasional.
2. Dorong Hilirisasi dan Transisi Energi Lewat Investasi Hijau
Kolaborasi Danantara dengan Eramet bertujuan untuk mendukung agenda hilirisasi nikel di Indonesia guna memperkuat posisi sebagai pusat rantai pasok baterai EV global. Proyek-proyek yang teridentifikasi dalam kerja sama ini akan dinilai secara menyeluruh dari segi potensi ekonomi, dampak lingkungan, hingga standar tata kelola internasional.
Menurut Chief Investment Officer Danantara, Pandu Sjahrir, pihaknya akan bertanggung jawab pada sisi pembiayaan jangka panjang. Sementara Eramet akan memberikan dukungan teknis melalui pengalamannya dalam pengelolaan tambang besar yang berwawasan lingkungan. Pandu menyebut kemitraan ini bukan hanya soal keuntungan ekonomi, tetapi juga memperkuat posisi Indonesia dalam transisi menuju energi bersih.
3. INA Ikut Dukung Investasi Rantai Pasok Nikel Nasional
Tak hanya Danantara dan Eramet, kerja sama ini juga melibatkan Indonesia Investment Authority (INA). Ketua Dewan Direktur INA, Ridha Wirakusumah, menyambut positif kemitraan ini karena sejalan dengan misi lembaganya dalam memperkuat hilirisasi sektor mineral strategis, khususnya nikel sebagai bahan utama baterai kendaraan listrik.
Menurut Ridha, kolaborasi antara INA, Danantara, dan Eramet adalah bentuk perpaduan antara keunggulan pendanaan dan pengalaman teknis global. Struktur investasi yang dirancang juga akan mengutamakan sustainability, menciptakan nilai jangka panjang yang mendukung pertumbuhan industri dan pembangunan berkelanjutan di sektor pertambangan.
4. Eramet Perkuat Komitmen untuk Indonesia
CEO Eramet Group, Paulo Castellari, mengungkapkan bahwa pihaknya sudah lama menjalin hubungan dengan Indonesia. Sejak 2006, Eramet telah beroperasi melalui proyek nikel besar di Weda Bay, Maluku, yang dikenal sebagai salah satu cadangan nikel terbesar di dunia.
Pada tahun 2024, Eramet juga menggandeng Badan Geologi untuk mengeksplorasi mineral penting seperti lithium sebagai bagian dari dukungan terhadap target transisi energi nasional. Paulo menyatakan bahwa fokus pada hilirisasi dan mineral kritis menjadikan Indonesia mitra strategis yang sejalan dengan ambisi global Eramet di sektor energi dan pertambangan berkelanjutan.
5. Visi Jangka Panjang: Indonesia Sebagai Pemain Utama EV Global
Kesepakatan ini menjadi bagian dari visi jangka panjang pemerintah Indonesia dalam menjadikan Tanah Air sebagai pusat industri baterai dan kendaraan listrik dunia. Dengan cadangan nikel terbesar di dunia dan dukungan investasi strategis, Indonesia memiliki potensi besar untuk mendominasi rantai pasok baterai EV.
Kolaborasi ini diharapkan mampu memperkuat posisi Indonesia di mata investor global, mempercepat transisi energi, serta menciptakan lapangan kerja dan transfer teknologi dalam negeri. Komitmen bersama Danantara, INA, dan Eramet menunjukkan bahwa investasi yang berkelanjutan bukan hanya mungkin, tetapi kini menjadi keniscayaan di tengah tuntutan ekonomi hijau global.
Investasi Nikel Jadi Pilar Utama Ekosistem EV Nasional
Dengan bergabungnya Eramet dalam platform investasi bersama Danantara dan INA, Indonesia semakin mantap melangkah dalam pembangunan industri kendaraan listrik dari hulu ke hilir. Bukan hanya sekadar proyek tambang, kemitraan ini mencerminkan arah baru pembangunan nasional: ramah lingkungan, berbasis teknologi, dan bernilai tambah tinggi. Masa depan kendaraan listrik Indonesia semakin dekat, dimulai dari tambang nikel ke baterai, hingga akhirnya ke jalan raya.