Dampak Perlambatan Ekonomi Global terhadap Performa Ekonomi Indonesia

18 September 2023 19:46 WIB
4d657bd7-b9bc-4a5f-8e73-df38769a494d_169.jpg

KuatBaca.com - Indonesia merasakan hembusan dingin dari perlambatan ekonomi global, terutama ketika dilihat dari kinerja ekspor dan impor di Agustus 2023. Fluktuasi harga komoditas di pasar internasional serta penurunan volume perdagangan antarnegara menjadi salah satu indikator yang tidak dapat diabaikan.

1. Data Ekspor Dirilis BPS

Dalam catatan resmi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) bulan ini, terlihat bahwa ekspor Indonesia di Agustus 2023 hanya mencapai angka US$ 22 miliar. Ini menunjukkan kontraksi sebesar 21,21% jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.

Penurunan signifikan ini dipengaruhi oleh penurunan volume ekspor lintas sektor. Sementara, dari sisi impor, angka mencapai US$ 18,88 miliar, menunjukkan kontraksi sebesar 14,77%—dengan impor bahan baku dan barang modal sebagai penyumbang terbesar penurunan tersebut.

Febrio Kacaribu, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu, dalam wawancaranya mengatakan, "Perlambatan yang terjadi dalam ekonomi mitra dagang utama kita berdampak pada kinerja perdagangan kita. Ini bukan hanya masalah Indonesia, tetapi juga menjadi perhatian bagi negara-negara lain."

Memang, jika dilihat dari data yang ada, Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami penurunan kinerja ekspor. Negara-negara besar seperti Tiongkok, India, dan Vietnam juga mengalami kontraksi pada periode Januari-Agustus 2023. Bahkan negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand pun terpengaruh dengan kontraksi pada periode Januari-Juli 2023.

Namun, ada sisi positif yang patut dicatat. Meski nilai ekspor Indonesia mengalami perlambatan, volume ekspor tetap menunjukkan pertumbuhan. Produk-produk unggulan Indonesia seperti batu bara, minyak, besi baja, kendaraan, logam mulia dan nikel masih menunjukkan pertumbuhan yang signifikan, dengan peningkatan sebesar 9,5% pada periode Januari-Agustus 2023.

2. Kinerja Ekspor - Impor Indonesia Tetap Positif

Melihat ke depan, meskipun ada moderasi harga komoditas dan perlambatan pertumbuhan ekonomi dunia, diperkirakan kinerja ekspor-impor Indonesia akan tetap positif, meski mungkin melambat sedikit. Sebagai antisipasi, pemerintah berencana meningkatkan hilirisasi Sumber Daya Alam (SDA) dan diversifikasi mitra dagang.

"Kami percaya bahwa langkah hilirisasi mineral akan terus memberikan manfaat yang signifikan pada daya saing dan kinerja ekspor nasional," ujar Febrio dengan penuh optimisme.

Sebagai catatan tambahan, pada Agustus 2023, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar US$ 3,12 miliar. Ini merupakan surplus yang terjadi selama 40 bulan berturut-turut, dengan total surplus mencapai US$ 24,34 miliar pada periode Januari-Agustus 2023.

Febrio menambahkan, "Kendati ada risiko global, neraca perdagangan kita masih surplus. Ini menunjukkan ketahanan ekonomi kita yang kuat, dan kami berupaya untuk terus mempertahankan dan meningkatkan performa ini."

Dengan kondisi global saat ini, kemampuan Indonesia untuk tetap mencatatkan surplus menunjukkan kekuatan dan adaptabilitas ekonomi nasional dalam menghadapi dinamika global. Namun, tentunya tetap diperlukan kebijakan yang tepat dan proaktif untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan.(*)

kemenkeu
ekonomi global

Fenomena Terkini






Trending