Dampak Konflik Israel-Iran: Erick Thohir Ungkap Kondisi BUMN

21 April 2024 07:58 WIB·11
menteri-badan-usaha-milik-negara-bumn-erick-thohir-1_169.jpeg

Kuatbaca.com - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memberikan gambaran tentang dampak yang muncul akibat konflik Israel-Iran dan pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang menyentuh angka Rp 16.200/US$.

Peningkatan Kontrak Kerja BUMN Pertahanan

Salah satu dampak yang diungkapkan adalah peningkatan jumlah kontrak kerja pada BUMN holding BUMN pertahanan, Defend ID. Hal ini disebabkan oleh peningkatan alokasi anggaran sektor pertahanan di beberapa negara.

Erick Thohir menjelaskan, "Pasti Defend ID akan mendapat peningkatan dari kontrak kerja. Apakah itu dimaintenance, apakah itu di pengadaan."

Antisipasi dan Aksi Korporasi

Erick Thohir menyampaikan bahwa pihaknya telah bergerak cepat dengan menghubungi jajaran direksi BUMN untuk menyiapkan langkah-langkah antisipasi atas dampak finansial yang mungkin timbul.

"Ketika ada situasi seperti itu saya langsung call ke banyak direksi, harus benar-benar mengantisipasi ya. Saya tidak hanya bicara utang jatuh tempo, opex, capex, tapi di situ kalau dilihat juga aksi korporasi saya masukin, karena persaingan di Asia Tenggara ini juga ini biting up, memanas," ungkapnya.

Peluang di Tengah Gejolak

Meskipun situasi geopolitik sedang tidak stabil, Erick Thohir mendorong agar BUMN tetap agresif dan memanfaatkan momentum ini untuk menggaet mitra potensial serta mencari peluang-peluang baru.

"Waktu Covid memang BUMN kantornya tutup? Nggak. Kita tetap melakukan penugasan penangan covid, tapi kita tetap melakukan aksi korporasi banyak sekali. Apakah konsolidasi, apakah merger, apakah caripartner," jelasnya.

Menurutnya, situasi ini dapat menjadi kesempatan untuk menggaet investor potensial, mengingat Indonesia merupakan negara yang stabil secara ekonomi dan politik.

Mewaspadai Tantangan Masa Depan

Erick Thohir telah menaikkan target kinerja BUMN untuk 6 bulan ke depan, namun ia juga memberikan peringatan agar BUMN tetap waspada terhadap kemungkinan-kemungkinan yang bisa mengganggu kinerja di masa mendatang.

"Nah kalau nggak warning dari bulan Maret-April ini, takutnya kita terlena karena performa kita bagus. Nah kalau dividen tahun depan nggak tercapai, inilah yang saya warning, karena kan naik suku bunga, ini itu. Percayalah kita inikan bukan transaksi yang konsumtif, tapi memang untuk modal kerja dan lain-lain," tegasnya.

"Dalam menghadapi kondisi saat ini, kita harus tetap waspada namun juga tidak boleh terlalu pasif. Kita harus terus bergerak dan mencari peluang-peluang baru untuk mengembangkan BUMN," ujar Erick Thohir dalam wawancara. (*)

Fenomena Terkini






Trending