BPKH Dukung Penggunaan Bandara Taif sebagai Jalur Alternatif Jemaah Haji dan Umrah

11 June 2025 15:44 WIB
jemaah-haji-sumsel-bertolak-ke-tanah-suci-di-bandara-smb-ii-palembang-1746503000788_169.jpeg

Kuatbaca.com - Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) memberikan dukungan penuh terhadap rencana pemerintah Indonesia yang tengah menjajaki pemanfaatan Bandara Internasional Taif, Arab Saudi, sebagai jalur alternatif untuk kedatangan dan kepulangan jemaah haji dan umrah asal Indonesia. Langkah strategis ini dianggap penting untuk meningkatkan pelayanan sekaligus mengurangi beban bandara-bandara utama seperti Jeddah dan Madinah.

Kepala Badan Pelaksana BPKH, Fadlul Imansyah, menyatakan kesiapannya untuk mendukung proses ini. Ia menegaskan bahwa inisiatif ini sejalan dengan misi BPKH dalam memberikan layanan terbaik bagi jemaah haji dan umrah. "BPKH menyambut baik inisiatif Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, untuk menjadikan Bandara Taif sebagai alternatif kedatangan dan kepulangan jamaah haji/umrah. Kami siap mendukung jika diperlukan agar pelayanan jamaah lebih baik lagi ke depannya," jelas Fadlul dalam keterangannya, Rabu (11/6/2025).

1. Bandara Taif, Pilihan Strategis untuk Mengurai Kepadatan Bandara Utama

Penggunaan Bandara Taif sebagai jalur alternatif memang memiliki nilai strategis. Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, dalam kunjungannya ke Arab Saudi awal Juni 2025, menegaskan bahwa Bandara Taif sangat layak secara teknis untuk melayani jemaah haji dan umrah. Letaknya yang hanya sekitar 70 kilometer dari Kota Makkah menjadi salah satu keunggulan utama.

Dudy menambahkan, "Bandara Taif akan menjadi alternatif bandara haji/umrah untuk mengurangi kepadatan di bandara utama. Ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam mendistribusikan arus kedatangan dan meningkatkan kenyamanan jamaah." Dengan diversifikasi pintu masuk ini, diharapkan perjalanan jemaah menjadi lebih lancar dan terorganisir.

2. Implementasi Awal: Kedatangan Perdana Jemaah Melalui Bandara Taif

Langkah pemanfaatan Bandara Taif sudah mulai dijalankan. Pada 28 Mei 2025, sebanyak 44 jemaah haji khusus asal Indonesia melakukan kedatangan perdana melalui bandara tersebut. Ini merupakan bagian dari strategi pemerintah untuk menguji kelancaran operasional jalur baru ini sebelum diperluas secara menyeluruh.

Menurut data dari Direktorat Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah, hingga akhir Mei 2025 sudah terdapat 10.654 jemaah haji khusus Indonesia yang tiba di Arab Saudi. Sebagian besar mendarat di Bandara Internasional King Abdulaziz di Jeddah (6.205 orang) dan sisanya di Bandara Internasional Pangeran Mohammad bin Abdulaziz di Madinah (4.449 orang). Kehadiran Bandara Taif sebagai opsi baru diharapkan dapat menambah kenyamanan serta mengurangi tekanan pada dua bandara utama tersebut.

3. Manfaat Diversifikasi Jalur Masuk bagi Jemaah dan Pemerintah

Dengan adanya Bandara Taif sebagai jalur alternatif, pelayanan jemaah haji dan umrah diyakini akan semakin efisien. Selain mengurangi kemacetan dan antrian panjang di bandara utama, diversifikasi ini juga membantu memastikan proses imigrasi dan logistik berjalan lebih cepat dan aman.

Fadlul Imansyah menilai inovasi ini sebagai terobosan yang krusial. “Penambahan jalur masuk ini sangat penting untuk mendukung efisiensi, keamanan, dan kenyamanan perjalanan jamaah, sekaligus mengurangi tekanan pada dua bandara utama yang selama ini menjadi tumpuan,” ujarnya. Dengan cara ini, pelayanan haji dan umrah Indonesia diharapkan bisa semakin prima di masa depan.

4. Sinergi Pemerintah dan BPKH Demi Pelayanan Jemaah yang Maksimal

Kerja sama antara pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perhubungan, dengan BPKH menunjukkan sinergi yang baik untuk kemajuan pelayanan ibadah haji dan umrah. Dukungan penuh dari BPKH memastikan aspek pendanaan dan pengelolaan keuangan haji tetap terjaga dengan baik, sekaligus memastikan pelayanan jemaah berjalan lancar.

Fadlul menutup pernyataannya dengan harapan bahwa inisiatif ini bisa terus berlanjut dan berkembang. “Kami berkomitmen mendukung setiap langkah yang meningkatkan kenyamanan dan keamanan jemaah, karena itu adalah prioritas utama kami,” tutupnya.

Fenomena Terkini






Trending