Apple Bukukan Laba di Atas Ekspektasi, Tapi Waspadai Dampak Tarif AS Terhadap Rantai Pasok

Perusahaan teknologi asal Amerika Serikat, Apple Inc., berhasil mencatatkan kinerja keuangan yang melampaui prediksi analis pada kuartal pertama tahun 2025. Namun, perusahaan memperingatkan bahwa kebijakan tarif perdagangan dari pemerintah AS dapat berdampak negatif terhadap operasional dan biaya produksi mereka, khususnya dalam hal rantai pasok global.
CEO Apple, Tim Cook, menyatakan bahwa biaya tambahan akibat kebijakan tarif diperkirakan mencapai USD 900 juta atau setara sekitar Rp14,85 triliun. Ia juga mengungkapkan bahwa sebagian besar iPhone yang dipasarkan di AS ke depan akan berasal dari fasilitas produksi di India.
“Kami masih belum dapat memastikan sepenuhnya dampak tarif ini karena arah kebijakan pemerintah belum jelas hingga kuartal ini berakhir,” ujar Cook, seperti dikutip dari South China Morning Post, Jumat (2/5/2025).
Cook menambahkan, dengan asumsi kondisi tarif global saat ini tidak berubah dan tidak ada kebijakan baru yang diberlakukan hingga akhir kuartal, maka Apple memproyeksikan biaya tambahan tersebut sebagai akibat langsung dari kebijakan tarif yang berlaku.
Produksi iPhone Bergeser ke India, iPad dan Mac dari Vietnam
Kebijakan tarif resiprokal yang digagas oleh Presiden AS Donald Trump mengakibatkan lonjakan bea masuk untuk produk-produk impor dari Tiongkok. Sebagai respons, China juga menerapkan tarif serupa terhadap produk AS. Walau beberapa kategori barang teknologi—seperti smartphone, semikonduktor, dan komputer—masih menikmati penangguhan sementara, Apple melihat dinamika ini sebagai risiko besar jangka panjang.
Menurut analis riset dari Canalys, Le Xuan Chiew, Apple kemungkinan akan mempercepat proses pemindahan produksi iPhone dari China ke India untuk meminimalkan dampak kebijakan proteksionis di masa depan.
Saat ini, China masih menjadi pusat produksi utama iPhone yang diekspor ke Amerika Serikat. Namun, dengan meningkatnya ketidakpastian kebijakan perdagangan, India diperkirakan akan mengambil porsi yang lebih besar menjelang akhir kuartal.
Selain itu, Cook menyampaikan bahwa hampir seluruh produk iPad, Mac, Apple Watch, dan AirPods yang dijual di pasar AS akan berasal dari Vietnam. Sementara itu, China tetap menjadi basis produksi utama untuk memenuhi permintaan pasar di luar negeri.
Pendapatan dan Laba Meningkat
Di tengah ketidakpastian tersebut, Apple tetap menunjukkan performa keuangan yang solid. Perusahaan membukukan pendapatan sebesar USD 95,4 miliar pada kuartal pertama 2025, terutama didorong oleh penjualan iPhone yang kuat. Dari total pendapatan tersebut, pasar Tiongkok menyumbang USD 17 miliar.
Sementara itu, laba bersih perusahaan pada periode yang sama tercatat sebesar USD 24,8 miliar, mempertegas posisi Apple sebagai salah satu perusahaan paling menguntungkan di sektor teknologi global.