Update Corona 26 Mei: Covid-19 Meluas, Beijing Pecat Pejabat Kesehatan, Wakil Wali Kota Mundur

26 May 2022 19:10 WIB
6288e8fad7447.jpg

Update corona atau Covid-19 di Indonesia dan dunia, Kamis (26/5/2022).  Berdasarkan data real time Worldometers pada Kamis (26/5/2022) pagi, total kasus virus corona secara global, yakni:

  • Total kasus positif: 529.444.458
  • Total pasien sembuh: 499.916.358
  • Total korban meninggal: 6.305.399. 

Update corona Indonesia

Berdasarkan satgas Covid-19, Rabu (25/5/2022), Indonesia melaporkan penambahan 315 kasus harian baru. Selengkapnya sebagai berikut:

  • Kasus penambahan infeksi harian: 315
  • Korban meninggal: 5
  • Pasien sembuh: 232

Total kasus Covid-19 Indonesia hingga saat ini sebagai berikut:

  • Total pasien positif: 6.053.424
  • Total korban meninggal: 156.553
  • Total pasien sembuh: 5.893.860
  • Total kasus aktif: 3.011. 

Kasus aktif Covid-19 naik lagi, dan ini sudah hari kedua berturut-turut.

Dikutip dari Kontan, Beijing memecat pejabat tinggi kesehatannya, ketika ibu kota China itu memerangi lonjakan kasus Covid-19. 

 

Kepala Komisi Kesehatan Beijing Yu Luming dicopot dari posisinya, seperti dilansir Channel News Asia.

Yu diduga melakukan pelanggaran serius terhadap disiplin dan hukum.

"Yu saat ini sedang menjalani pemeriksaan disipliner dan penyelidikan pengawasan," sebut Xinhua, tanpa memberikan perincian lebih lanjut.

Sementara itu, Beijing News milik Partai Komunis juga melaporkan bahwa Wakil Wali Kota Beijing Wang Hong mengajukan pengunduran dirinya. Tapi, laporan singkat Beijing News tidak menyebutkan alasannya.

Pejabat lokal yang tidak mampu menahan wabah Covid-19 di China secara teratur dipecat atau dihukum sejak pandemi bergulir.

Ini termasuk beberapa pejabat Shanghai, setelah wabah yang membuat kota terhenti.

Gejala Omicron BA.2 lebih buruk dari Omicron BA.1

Infeksi virus corona subvarian omicron BA.2 lebih cenderung bergejala dibandingkan varian lainnya. 

Hal itu menurut sebuah studi pracetak yang melibatkan data dari lebih dari 1,5 juta orang di Inggris dikutip dari Arstechnica, Rabu (25/5/2022). 

Gejala ini diyakini mempengaruhi kehidupan sehari-hari masyarakat, dibandingkan dengan infeksi BA.1.

Penulis penelitian menganalisis laporan gejala yang terkait dengan infeksi strain dan varian virus corona leluhur alfa, delta, omicron BA.1, dan omicron BA.2.

Mereka menemukan bahwa infeksi BA.2 adalah yang paling mungkin menyebabkan gejala dibandingkan dengan semua varian lainnya.

 

Vaksin AstraZeneca dinilai efektif melindungi dari Omicron

Dikutip dari PMLive, Rabu (25/5/2022), menurut data praklinis baru dari Universitas Oxford, vaksin AstraZeneca efektif dalam melindungi dari varian Omicron yang muncul.

Temuan ini dilaporkan secara online di bioRxiv, server pracetak.

Hasil ini konsisten dengan data sebelumnya dari beberapa penelitian yang menunjukkan bahwa Evusheld mempertahankan aktivitas penetral yang kuat terhadap Omicron BA.2, varian dominan yang beredar saat ini.

Vaksin AstraZeneca juga mampu menetralkan semua varian yang diuji hingga saat ini.

Wakil presiden senior dan kepala pengembangan akhir, vaksin dan terapi kekebalan di AstraZeneca, John Perez mengatakan, pembuatan vaksin Evusheld Astrazeneca ini sejak awal dibuat untuk mengakali virus Covid-19 dan tetap kuat menghadapi kemampuan virus untuk bermutasi dengan cepat.

“Temuan ini lebih lanjut mendukung Evusheld sebagai opsi penting untuk membantu melindungi populasi rentan seperti immunocompromised yang tidak dapat merespon secara memadai terhadap vaksinasi Covid-19 dan berisiko tinggi untuk penyakit parah,” ujar Perez.

Vaksin AstraZeneca Evusheld adalah kombinasi dari dua antibodi kerja panjang yang berasal dari sel B yang disumbangkan oleh individu yang sebelumnya terinfeksi virus Covid-19.

Vaksin Sputnik V bisa melindungi tubuh dari Omicron

Dikutip dari Financial Express, Jumat (25/5/2022), sebuah studi komparatif yang dilakukan di Institut Spallanzani Italia telah mengungkapkan bahwa vaksin virus corona Sputnik V menunjukkan perlindungan yang lebih besar terhadap varian omicron dari Covid-19.

Studi ini dilakukan oleh tim peneliti gabungan Italia-Rusia yang mewakili Institut dan Pusat Gamaleya.

Studi menunjukkan bahwa 2 dosis Sputnik V memberikan titer rata-rata geometrik (GMT) antibodi penetral virus terhadap varian Omikron Covid-19 yang lebih tinggi daripada 2 dosis vaksin Pfizer (total 2,1 kali lebih tinggi dan 2,6 kali lebih tinggi 3 bulan setelah vaksinasi).

Menurut temuan penelitian, vaksin Sputnik menyediakan antibodi penawar virus titer tinggi untuk varian Omicron.

Para ilmuwan mengungkapkan bahwa keuntungan dari Sputnik V adalah penggunaan glikoprotein S asli (protein lonjakan tanpa stabilisasi prolin dan modifikasi lainnya) dan penggunaan rejimen vaksinasi prime-boost heterolog.

Sputnik V telah disahkan di 71 negara dengan total populasi lebih dari 4 miliar orang, dan Sputnik Light di lebih dari 30 negara sebagai vaksin Covid-19.

COVID-19

demografi

Fenomena Terkini






Trending