Mengungkap Sesar Citarik, Pemicu Gempa yang Mengguncang Bogor

11 April 2025 15:38 WIB
ilustrasi-gempa.jpeg

Kuatbaca - Pada Kamis malam, 10 April 2025, sebuah gempa dengan kekuatan magnitudo 4,1 mengguncang Kota Bogor, Jawa Barat. Kejadian ini terjadi tepat pukul 22.16 WIB dan langsung menghebohkan warga di wilayah sekitar. Selain getaran gempa, warga juga dikejutkan dengan suara dentuman yang sangat keras, yang menambah ketegangan pada malam itu. Fenomena ini langsung menarik perhatian, terutama setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan penyebab dari gempa tersebut.

Penyebab Gempa: Sesar Citarik

BMKG menjelaskan bahwa gempa yang terjadi di Bogor dipicu oleh aktivitas pada Sesar Citarik, sebuah patahan besar yang terletak di Jawa Barat. Gempa ini memiliki mekanisme geser atau strike-slip, yang berarti pergerakan kedua lempeng tektonik yang saling bergeser secara horizontal. Menurut analisis BMKG, episenter gempa terletak pada jalur Sesar Citarik yang memang memiliki mekanisme geser mengiri, yang dapat menyebabkan guncangan gempa kuat di area sekitar.

Sesar ini bukanlah fenomena baru, namun semakin menjadi perhatian setelah beberapa kejadian gempa besar yang terjadi di wilayah tersebut. Selain mengguncang Bogor, gempa ini juga dirasakan di beberapa wilayah lain seperti Kota Depok, dengan intensitas yang bervariasi.

Gelombang Gempa yang Memiliki Karakteristik Tertentu

Gempa yang terjadi ini termasuk dalam kategori gempa tektonik, yang ditandai dengan bentuk gelombang gempa yang tercatat oleh sensor seismik. Gelombang S atau shear waves yang kuat dengan frekuensi tinggi menjadi bukti bahwa gempa ini berasal dari pergerakan di dalam kerak bumi. Frekuensi tinggi ini menunjukkan bahwa hiposenter gempa berada pada kedalaman yang sangat dangkal, yang juga menjadi alasan mengapa suara dentuman terdengar begitu keras.

Suara gemuruh atau ledakan yang terdengar saat gempa terjadi bukanlah hal yang jarang, menurut BMKG. Suara tersebut muncul sebagai akibat dari getaran frekuensi tinggi yang terjadi dekat dengan permukaan bumi. Fenomena ini biasanya menyertai gempa dengan kedalaman hiposenter dangkal, yang sering kali disertai dengan suara ledakan, dentuman, atau gemuruh yang cukup keras.

Sesar Citarik: Patahan yang Memanjang di Jawa Barat

Sesar Citarik adalah salah satu sesar besar yang membelah wilayah Jawa Barat, melintasi daerah-daerah seperti Pelabuhan Ratu, Bogor, dan Bekasi. Patahan ini memiliki panjang sekitar 250 kilometer, dengan segmentasi yang terbagi menjadi tiga bagian: selatan, tengah, dan utara. Setiap segmen memiliki karakteristik dan potensi seismik yang berbeda, yang membuatnya menjadi perhatian penting dalam pemetaan risiko gempa di wilayah Jawa Barat.

Sesar ini pada awalnya termasuk dalam kategori sesar transtensional, yang berarti kedua lempeng bergerak menjauh dan menciptakan ruang bagi terbentuknya kerak baru. Namun, sejak sekitar lima juta tahun yang lalu, Sesar Citarik telah berubah menjadi sesar geser kiri, yang berarti kedua lempeng tersebut bergerak saling bergeser secara horizontal dan berlawanan arah.

Meskipun Sesar Citarik tidak terlalu aktif dalam menghasilkan gempa besar, sesar ini telah beberapa kali menyebabkan gempa yang merusak. Beberapa kejadian gempa besar yang tercatat dalam sejarah, seperti gempa pada Maret 2020 dan Desember 2023, telah membuktikan bahwa Sesar Citarik memiliki potensi untuk menimbulkan gempa signifikan. Selain itu, gempa besar yang diperkirakan terjadi pada tahun 1833 dengan kekuatan sekitar magnitudo 7,0 juga diduga berasal dari aktivitas pada Sesar Citarik ini.

Dengan sejarah panjang dan aktivitas seismik yang tetap terjaga, Sesar Citarik menjadi salah satu sesar yang perlu diperhatikan dalam peta risiko gempa di Indonesia, terutama karena letaknya yang berdekatan dengan kawasan padat penduduk, seperti Kota Jakarta dan Bandung.

Salah satu faktor yang membuat Sesar Citarik semakin penting untuk dipantau adalah posisinya yang berada dekat dengan kawasan metropolitan, termasuk Jakarta. Kondisi geologis tanah yang lebih lunak di bagian utara sesar, seperti yang ada di Jakarta dan Bandung, dapat memperburuk dampak gempa. Gempa yang terjadi di area ini berpotensi menimbulkan guncangan yang lebih kuat dan merusak, yang dapat membahayakan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.

Selain itu, dengan jumlah penduduk yang sangat padat, baik di Jakarta maupun kawasan sekitarnya, gempa yang disebabkan oleh Sesar Citarik bisa berdampak besar pada kehidupan sosial dan ekonomi. Oleh karena itu, pemantauan dan mitigasi risiko gempa dari sesar ini menjadi hal yang sangat penting untuk mengurangi dampak yang ditimbulkan.

Sesar Citarik tetap menjadi salah satu ancaman seismik yang harus diperhatikan dengan serius. Meskipun gempa yang terjadi pada Kamis malam itu tidak menimbulkan kerusakan besar, fenomena ini mengingatkan kita tentang pentingnya memahami potensi bahaya yang ada di sekitar kita. Dengan meningkatnya populasi di kawasan sekitar Sesar Citarik, kesiapsiagaan terhadap potensi gempa di masa depan menjadi hal yang sangat penting untuk melindungi keselamatan masyarakat dan meminimalisir kerusakan yang dapat ditimbulkan.

bencana alam

Fenomena Terkini






Trending