Gempa Myanmar Setara 334 Bom Atom, Ahli Geologi Ingatkan Potensi Gempa Susulan

Kuatbaca.com - Myanmar baru saja diguncang gempa bumi dahsyat berkekuatan Magnitudo (M) 7,7, yang oleh para ahli disebut melepaskan energi sebanding dengan lebih dari 300 bom atom Hiroshima. Getaran kuat ini tidak hanya menelan korban jiwa dan menghancurkan infrastruktur, tetapi juga memicu peringatan serius dari para pakar tentang potensi gempa susulan yang dapat berlangsung selama berbulan-bulan.
1. Gempa Dahsyat Myanmar Lepaskan Energi Setara 334 Bom Nuklir
Ahli geologi asal Amerika Serikat, Jess Phoenix, menjelaskan bahwa gempa dengan magnitudo sebesar itu bisa menghasilkan kekuatan luar biasa. Menurut perhitungannya, energi yang dilepaskan mencapai setara 334 ledakan bom atom Hiroshima.
Kekuatan gempa ini menjadikannya sebagai salah satu gempa paling kuat yang pernah tercatat di kawasan Asia Tenggara dalam beberapa tahun terakhir. Tak heran jika kerusakan fisik dan korban jiwa begitu besar di daerah terdampak, terutama di kawasan yang rawan secara geologis seperti Myanmar bagian utara.
2. Potensi Gempa Susulan Bisa Berlangsung Berbulan-bulan
Jess Phoenix juga memperingatkan bahwa gempa susulan (aftershock) kemungkinan besar akan terjadi dalam waktu panjang, bahkan bisa berlangsung selama beberapa bulan ke depan. Ini karena lokasi Myanmar berada di zona tumbukan antara Lempeng Tektonik India dan Eurasia area yang memang dikenal sangat aktif secara seismik.
“Selama proses tumbukan antara dua lempeng masih terjadi, gempa susulan tetap akan menjadi ancaman nyata,” ujarnya.
Oleh karena itu, masyarakat dan pihak berwenang di Myanmar diminta tetap waspada terhadap kemungkinan gempa susulan yang bisa saja berdampak sama merusaknya.
3. Dampak Gempa Diperparah oleh Perang Saudara
Kondisi Myanmar yang sedang tidak stabil akibat perang saudara memperburuk dampak bencana. Konflik berkepanjangan sejak kudeta militer tahun 2021 membuat infrastruktur negara dalam kondisi lemah dan akses bantuan internasional menjadi sangat terbatas.
Bahkan sebelum gempa, Myanmar sudah menghadapi keruntuhan ekonomi, krisis kemanusiaan, serta pemadaman komunikasi di banyak wilayah. Semua ini membuat respon penanganan gempa menjadi sangat sulit, bahkan nyaris mustahil di beberapa area yang dikuasai kelompok pemberontak.
“Apa yang biasanya menjadi situasi sulit, menjadi hampir mustahil ketika negara sedang berada dalam konflik bersenjata,” ungkap Phoenix.
4. Jumlah Korban Bisa Capai 10.000 Orang, Kata USGS
Laporan sementara menyebutkan lebih dari 1.000 orang telah meninggal dunia akibat gempa tersebut. Namun, menurut Survei Geologi Amerika Serikat (USGS), jumlah itu kemungkinan akan terus bertambah. Dalam model prediksi dampak gempa mereka, angka kematian bisa mencapai 10.000 jiwa berdasarkan intensitas getaran dan kepadatan penduduk di wilayah terdampak.
Sayangnya, akses terbatas ke lokasi-lokasi terpencil dan terganggunya sistem komunikasi membuat jumlah korban sebenarnya masih sulit dipastikan hingga kini.
5. Getaran Juga Terasa di Negara Tetangga
Getaran gempa Myanmar tidak hanya dirasakan di dalam negeri, tetapi juga mencapai beberapa kota besar di negara tetangga. Bangkok, Thailand, misalnya, melaporkan lebih dari 2.000 insiden retakan struktural pada gedung-gedung tinggi, sebagai dampak dari guncangan tersebut.
Meskipun tidak menyebabkan kerusakan besar di luar Myanmar, getaran lintas batas ini menjadi bukti nyata betapa kuatnya kekuatan yang dilepaskan dari gempa tersebut.
Myanmar dalam Darurat Ganda – Gempa dan Konflik
Gempa M 7,7 yang melanda Myanmar menjadi pengingat keras tentang betapa rapuhnya kehidupan di wilayah yang berada di jalur patahan aktif, apalagi jika dikombinasikan dengan kondisi sosial-politik yang tidak stabil. Bencana alam dan konflik bersenjata menciptakan krisis kemanusiaan yang kompleks, di mana bantuan sulit masuk, dan informasi pun terbatas.
Pemerintah global, organisasi kemanusiaan, serta komunitas internasional diharapkan segera merespons bencana ini dengan langkah cepat dan koordinasi lintas batas untuk membantu rakyat Myanmar yang sedang dilanda kesulitan ganda.