Gempa Dahsyat Runtuhkan Gedung Pencakar Langit di Bangkok, Ratusan Pekerja Dikhawatirkan Terjebak

Kuatbaca - Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang mengguncang wilayah Myanmar pada Jumat (28/3) juga berdampak besar di Bangkok, Thailand. Salah satu gedung pencakar langit setinggi 30 lantai yang masih dalam tahap pembangunan runtuh dalam hitungan detik, menimbulkan kepanikan luar biasa di antara pekerja konstruksi dan warga sekitar.
Seorang pekerja konstruksi bernama Khin Aung menjadi saksi mata momen mengerikan tersebut. Ia mengungkapkan bahwa dirinya baru saja menyelesaikan sif kerja sebelum gempa mengguncang kota. Saat ia keluar dari gedung untuk mengambil air, ia melihat bangunan yang selama ini dikerjakannya berubah menjadi puing-puing dalam sekejap mata.
Kepanikan dan Kesedihan di Lokasi Kejadian
Di lokasi kejadian, suasana penuh duka terlihat jelas. Anggota keluarga para pekerja konstruksi berkumpul di sekitar reruntuhan, menangis dan berharap orang-orang terkasih mereka masih bisa ditemukan dalam keadaan hidup. Gedung yang runtuh tersebut sebelumnya direncanakan untuk menjadi kantor pemerintahan, namun kini hanya menyisakan puing-puing dan serpihan logam yang berserakan.
Para pekerja konstruksi yang berhasil selamat menggambarkan betapa cepatnya gedung tersebut roboh. Getaran gempa yang mulai terasa sekitar pukul 01.20 siang waktu setempat langsung merobohkan struktur bangunan yang belum selesai itu. Beberapa orang sempat berusaha melarikan diri, tetapi tidak semuanya berhasil menyelamatkan diri dari ambruknya gedung.
Harapan yang Mulai Menipis
Otoritas setempat memperkirakan ada sekitar 100 pekerja yang kemungkinan besar masih terjebak di bawah reruntuhan. Hingga saat ini, tim penyelamat telah menemukan sedikitnya lima korban tewas, namun jumlah tersebut diyakini akan terus bertambah seiring berjalannya proses evakuasi.
Khin Aung, yang kehilangan kontak dengan saudara laki-lakinya sesaat sebelum gedung runtuh, hanya bisa berharap keajaiban. “Saya mencoba meneleponnya melalui panggilan video, tetapi hanya satu teman yang mengangkat. Saya mendengar dia berlari, tetapi setelah itu panggilannya terputus dan gedung langsung roboh,” ungkapnya dengan suara bergetar.
Di antara kerumunan keluarga yang cemas, Chanpen Kaewnoi, seorang wanita berusia 39 tahun, menunggu dengan penuh harap kabar mengenai ibu dan saudara perempuannya yang berada di dalam gedung saat kejadian. “Saya hanya ingin melihat mereka. Saya masih memiliki harapan, meskipun hanya 50 persen,” katanya.
Bangkok yang Terus Berubah dan Risiko di Baliknya
Bangkok saat ini tengah mengalami transformasi besar-besaran. Gedung-gedung lama banyak dirobohkan dan digantikan oleh pencakar langit yang menjulang tinggi. Sayangnya, perkembangan pesat ini tidak selalu diiringi dengan standar keamanan bangunan yang memadai, terutama dalam menghadapi bencana alam seperti gempa bumi.
Mayoritas pekerja konstruksi yang membangun gedung-gedung megah di Bangkok berasal dari Myanmar, mencari penghidupan yang lebih baik. Namun, insiden tragis ini menunjukkan risiko besar yang mereka hadapi setiap harinya. Kini, banyak kerabat pekerja dari Myanmar yang berkumpul di lokasi kejadian, berharap mendengar kabar baik tentang orang-orang yang mereka cintai.
Tim penyelamat masih bekerja keras menyisir reruntuhan dengan harapan menemukan korban yang selamat. Proses ini bukan tanpa tantangan—struktur bangunan yang sudah rapuh berisiko runtuh lebih lanjut, sehingga upaya penyelamatan harus dilakukan dengan sangat hati-hati.
Sementara itu, laporan dari Myanmar mencatat bahwa gempa dahsyat ini telah merenggut lebih dari 1.002 nyawa. Di Thailand sendiri, jumlah korban tewas setidaknya mencapai delapan orang, dengan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Peristiwa ini menjadi pengingat betapa dahsyatnya kekuatan alam dan pentingnya membangun gedung dengan standar keamanan yang lebih ketat. Di tengah duka dan kehilangan, keluarga para korban hanya bisa menunggu dengan harapan bahwa orang-orang tercinta mereka masih bisa ditemukan dalam keadaan selamat.