Banjir Terjang Pejaten Timur, Jakarta Selatan: Ketinggian Air Capai 1,5 Meter

Kuatbaca.com- Banjir kembali melanda kawasan Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Pada Selasa, 18 Maret 2025, kawasan ini kembali terendam air akibat luapan Sungai Ciliwung yang menggenangi pemukiman warga. Ketinggian air di beberapa titik mencapai 1,5 meter, mengakibatkan gangguan terhadap aktivitas warga setempat. Meskipun banjir kali ini tidak sebesar yang terjadi pada awal Maret, dampaknya tetap dirasakan oleh masyarakat di kawasan tersebut.
1. Penyebab Banjir di Pejaten Timur
Banjir yang melanda Pejaten Timur kali ini disebabkan oleh luapan Sungai Ciliwung, yang merupakan sungai utama yang membelah Jakarta. Sungai ini sering meluap saat curah hujan tinggi, menyebabkan banjir di sepanjang jalurnya, termasuk kawasan Pejaten Timur. Luapan sungai diperburuk oleh kondisi drainase yang tidak optimal dan peningkatan volume air akibat hujan deras dalam beberapa hari terakhir.
Penyebab utama lainnya adalah pendangkalan sungai dan aliran air yang tidak lancar akibat sampah dan material lain yang menyumbat saluran air. Hal ini menyebabkan aliran air tidak mampu menampung volume yang ada, sehingga meluap dan merendam pemukiman warga di sekitar kawasan tersebut.
2. Dampak Banjir terhadap Kehidupan Warga
Banjir kali ini menggenangi sejumlah rumah di empat RT di Pejaten Timur. Sebagian besar rumah yang terendam memiliki ketinggian air sekitar 1,5 meter, yang mengakibatkan banyak barang-barang milik warga rusak atau terendam. Aktivitas sehari-hari warga pun terganggu, dan mereka harus kembali membersihkan rumah setelah banjir surut, yang merupakan pekerjaan yang melelahkan setelah banjir besar sebelumnya pada awal bulan Maret.
Meskipun banjir cukup mengganggu, sebagian warga memilih untuk tetap bertahan di rumah masing-masing dan tidak mengungsi. Tidak ada laporan mengenai warga yang mengungsi atau mencari tempat yang lebih aman, meskipun air mulai merendam beberapa rumah. Beberapa warga terlihat beraktivitas di luar rumah, seperti mengambil paket atau sekadar melihat-lihat kondisi sekitar.
3. Penanganan dan Siaga Petugas
Meski banjir kali ini tidak sebesar yang terjadi beberapa waktu lalu, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta tetap bersiaga di lokasi. Mereka memastikan proses evakuasi berjalan lancar jika diperlukan dan memantau perkembangan kondisi banjir. Selain BPBD, petugas dari PPSU (Pasukan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum) juga terlibat dalam pemantauan dan penanggulangan dampak banjir di lokasi.
Petugas-petugas tersebut berperan penting dalam membantu warga yang terkena dampak banjir dan menjaga agar kondisi di lapangan tetap terkendali. Meski hujan sudah reda, para petugas terus berkoordinasi untuk mencegah terjadinya banjir susulan dan membantu warga yang membutuhkan bantuan.
4. Upaya Pemerintah untuk Mencegah Banjir Lebih Parah
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta sudah lama menyadari bahwa kawasan yang terletak di sekitar aliran Sungai Ciliwung rentan terhadap bencana banjir. Oleh karena itu, berbagai upaya telah dilakukan untuk memperbaiki infrastruktur pengendalian banjir, seperti pembangunan dan perbaikan tanggul, normalisasi sungai, serta peningkatan sistem drainase di kawasan Jakarta Selatan.
Namun, masalah sampah yang menyumbat saluran air serta masih kurangnya kesadaran sebagian masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan menjadi tantangan besar dalam upaya mencegah banjir. Pemprov DKI Jakarta pun mengimbau masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarangan, terutama di sungai dan saluran air, agar dapat mencegah banjir yang lebih parah di masa depan.
5. Masyarakat Diharapkan Lebih Siaga Menghadapi Musim Hujan
Banjir yang terjadi di Pejaten Timur menjadi pengingat penting bagi masyarakat Jakarta untuk lebih siap menghadapi musim hujan. Selain menjaga kebersihan lingkungan, masyarakat juga diimbau untuk memantau kondisi cuaca dan waspada terhadap potensi bencana banjir. Pemerintah DKI Jakarta pun terus mengoptimalkan berbagai upaya mitigasi bencana agar bencana banjir dapat diminimalisir.
Pendidikan kepada warga mengenai cara mengatasi banjir, seperti cara menyelamatkan barang-barang penting dan langkah-langkah evakuasi, juga sangat diperlukan. Dengan adanya kesadaran dan upaya bersama antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan bencana banjir yang kerap terjadi dapat dikelola dengan lebih baik di masa depan.
Banjir yang kembali melanda Pejaten Timur menjadi pengingat betapa pentingnya tindakan preventif dan kewaspadaan dalam menghadapi bencana alam, serta perlunya sinergi antara masyarakat dan pemerintah dalam menjaga kebersihan dan infrastruktur kota.