Banjir Terburuk Landa Australia Timur, 4 Orang Tewas dan 50.000 Warga Terjebak

23 May 2025 14:40 WIB
kondisi-banjir-yang-menggenangi-salah-satu-area-di-new-south-wales-australia-1747977168967_169.jpeg

Kuatbaca.com - Wilayah timur Australia tengah dilanda salah satu banjir paling parah dalam sejarahnya, menewaskan sedikitnya empat orang dan membuat puluhan ribu warga terjebak tanpa akses bantuan. Bencana alam ini memicu kehancuran besar-besaran, dengan ribuan rumah terendam lumpur dan jaringan jalanan utama lumpuh total akibat genangan air.

Dilaporkan bahwa banjir besar melanda sebagian wilayah utara negara bagian New South Wales (NSW), tepatnya sekitar 400 kilometer dari Sydney. Kawasan yang terdampak merupakan wilayah pedesaan yang terdiri atas lembah-lembah sungai, yang kini berubah menjadi danau lumpur luas setelah curah hujan ekstrem mengguyur selama tiga hari terakhir.

Petugas penyelamat kini tengah bersiap memulai operasi pembersihan dan penyelamatan massal, seiring mulai surutnya banjir pada Jumat pagi (23/5/2025). Pemerintah menyebut banjir kali ini disebabkan oleh curah hujan ekstrem setara enam bulan, yang turun hanya dalam waktu tiga hari berturut-turut, sebuah fenomena cuaca yang mencetak rekor baru.

“Begitu banyak pusat bisnis yang terendam banjir dan ini akan menjadi pembersihan besar-besaran,” ujar Wali Kota Kempsey, Kinne Ring, dalam wawancara dengan media nasional ABC.

Kota-Kota Terendam, Air Masuk ke Dalam Rumah-Rumah Warga

Kempsey, sebuah kota pertanian yang biasanya tenang, kini porak-poranda dihantam banjir. Rumah-rumah warga dikabarkan tergenang hingga air masuk dari lantai dasar, memaksa ratusan keluarga mengungsi. Banyak warga hanya bisa menyelamatkan diri tanpa membawa harta benda apa pun.

“Ini sungguh pemandangan mengerikan,” kata Wali Kota Ring. “Air akan membutuhkan waktu cukup lama untuk benar-benar surut.”

Sementara itu, Dallas Burnes, Kepala Dinas Darurat Negara Bagian, menyebut bahwa lebih dari 2.000 personel penyelamat telah dikerahkan ke lokasi bencana. Mereka terus bekerja mengevakuasi warga dan memasok bantuan logistik ke wilayah-wilayah yang terisolasi total akibat putusnya akses jalan.

“Fokus utama kami adalah menjangkau masyarakat yang terjebak dan memastikan pasokan makanan, air, dan kebutuhan medis dapat segera sampai,” tegas Burnes. Hingga saat ini, setidaknya 600 warga telah berhasil diselamatkan, namun masih ada sekitar 50.000 orang yang belum tersentuh bantuan langsung.

Status Bencana Nasional Ditetapkan, ADF Turun Tangan

Merespons situasi darurat tersebut, Pemerintah Australia telah resmi menetapkan status bencana alam nasional untuk wilayah terdampak. Penetapan ini membuka jalan bagi alokasi sumber daya tambahan, termasuk bantuan dana dan pengerahan militer, guna mempercepat upaya pemulihan.

Perdana Menteri Australia, Anthony Albanese, secara langsung mengunjungi zona bencana untuk memantau kondisi dan memberikan pernyataan resmi kepada publik. Ia menyebut banjir kali ini sebagai “situasi mengerikan” dan menjanjikan keterlibatan penuh pemerintah pusat dalam proses rekonstruksi.

“Angkatan Pertahanan Australia (ADF) akan dikerahkan untuk membantu operasi evakuasi dan pemulihan infrastruktur. Kerusakan besar telah terjadi, dan ini akan memerlukan kerja sama semua pihak,” tegas Albanese dalam konferensi pers.

Pemerintah juga telah mengerahkan unit kesehatan, tim teknis, dan logistik ke daerah-daerah terdampak. Selain membantu warga, tim juga memetakan kerusakan infrastruktur penting seperti jembatan, jalan nasional, dan sistem kelistrikan.

Bencana Iklim dan Perluasan Risiko di Australia

Tragedi banjir kali ini semakin menegaskan ancaman nyata dari perubahan iklim terhadap Australia, negara yang dalam beberapa tahun terakhir terus diguncang oleh bencana hidrometeorologi, mulai dari kebakaran hutan, kekeringan ekstrem, hingga banjir dahsyat.

Para ahli cuaca memperingatkan bahwa perubahan pola curah hujan akibat pemanasan global telah meningkatkan risiko banjir besar di wilayah timur Australia. Pola badai tropis yang semakin tak terduga memperparah situasi, membuat peringatan dini menjadi tantangan tersendiri.

Pemerintah Australia pun menghadapi desakan untuk meningkatkan ketahanan infrastruktur dan kebijakan penanggulangan bencana yang lebih adaptif. Banyak warga kini berharap agar tragedi semacam ini tidak terus berulang akibat kelambanan antisipasi.

Saat ini, ribuan warga masih bertahan di pusat-pusat evakuasi sementara. Mereka membutuhkan air bersih, tempat tinggal layak, serta jaminan keamanan untuk hari-hari ke depan.

bencana alam

Fenomena Terkini






Trending