Banjir di Ciampea Bogor Akibatkan Ratusan Jiwa Terdampak, Sungai Meluap Akibat Hujan Deras

Kuatbaca.com - Wilayah Desa Bojong Rangkas, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, diguyur hujan deras pada Senin malam (28/4/2025), yang mengakibatkan aliran anak Sungai Ciampea meluap. Peristiwa ini menimbulkan banjir cukup parah yang merendam permukiman warga serta area pondok pesantren yang berada di sekitar bantaran sungai.
Hujan dengan intensitas tinggi yang berlangsung dalam durasi cukup lama menyebabkan debit air meningkat drastis. Hal ini diperparah oleh adanya penyumbatan pada bagian bantaran sungai akibat bangunan atau material lain yang menghambat aliran air. Kombinasi dari dua faktor inilah yang kemudian memicu banjir secara tiba-tiba di kawasan tersebut.
1. BPBD Kabupaten Bogor: Air Capai Ketinggian 1,5 Meter
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, M Adam Hamdani, menyampaikan bahwa tinggi air sempat mencapai 1,5 meter di beberapa titik.
“Dikarenakan hujan intensitas tinggi cukup lama dan adanya penyumbatan bangunan bantaran aliran anak Sungai Ciampea sehingga terjadi banjir yang berdampak pada rumah warga dan pondok pesantren,” jelas Adam saat memberikan keterangan pada Selasa (29/4/2025).
Banjir tersebut menyebabkan aktivitas warga lumpuh sementara dan memaksa mereka untuk mengungsi atau mengevakuasi barang-barang berharga. Selain merendam rumah-rumah, fasilitas pendidikan dan keagamaan pun turut terdampak, termasuk beberapa ruang belajar di pondok pesantren yang tergenang air.
2. Ratusan Warga dan Santri Jadi Korban Terdampak
Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPBD, sebanyak 40 Kepala Keluarga (KK) atau sekitar 160 jiwa warga sekitar mengalami dampak langsung dari banjir. Selain itu, para penghuni pondok pesantren juga ikut terdampak, dengan total 250 santri laki-laki dan 50 santriwati turut terkena imbas banjir.
“Korban terdampak rumah warga sebanyak 40 KK atau 160 jiwa, santri 250 jiwa, dan santriwati 50 jiwa,” terang Adam.
Jumlah tersebut menunjukkan bahwa bencana ini cukup luas cakupannya dan perlu penanganan lanjutan, terutama untuk memastikan bahwa semua korban mendapatkan bantuan logistik, air bersih, dan tempat tinggal sementara jika diperlukan.
3. Bantuan Logistik Sudah Disalurkan, Normalisasi Sungai Dibutuhkan
Sebagai langkah tanggap darurat, BPBD Kabupaten Bogor telah menyalurkan bantuan logistik kepada para korban terdampak. Distribusi dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari unsur pemerintah daerah, relawan kemanusiaan, serta TNI dan Polri.
Adam juga menyampaikan bahwa kondisi air saat ini sudah surut, dan material pascabanjir telah dibersihkan. Namun, ia menegaskan bahwa normalisasi aliran anak Sungai Ciampea sangat penting untuk mencegah kejadian serupa di masa depan.
“Situasi akhir untuk saat ini debit air sudah surut dan material pascabanjir sudah dibersihkan oleh tim gabungan. Dibutuhkan penanganan lebih lanjut dari pihak atau dinas terkait dalam menormalisasikan anak Sungai Ciampea,” tegasnya.
4. Evaluasi Tata Ruang dan Drainase Jadi Kunci Pencegahan
Kejadian ini menjadi pengingat bagi pemerintah daerah dan masyarakat akan pentingnya perencanaan tata ruang yang baik serta sistem drainase yang optimal. Permukiman yang terlalu dekat dengan bantaran sungai atau tidak memiliki sistem aliran air yang memadai berisiko tinggi terdampak banjir sewaktu-waktu, terutama di musim hujan dengan curah tinggi seperti sekarang.
Penanganan jangka panjang seperti pembersihan rutin sungai, pengendalian pembangunan di sekitar aliran air, hingga edukasi warga soal kesiapsiagaan bencana sangat diperlukan. Kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah mutlak harus diperkuat agar potensi kerugian akibat bencana alam seperti banjir bisa diminimalisir di masa mendatang.