Mengungkap Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Kuatbaca - Maulid Nabi Muhammad SAW adalah peringatan yang berkaitan dengan kelahiran Rasulullah SAW. Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia merayakan Maulid Nabi ini dengan tujuan mengenang perjuangan Rasulullah SAW selama hidupnya. Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW jatuh pada bulan Rabiul Awwal dalam kalender Hijriah. Mari kita eksplor lebih dalam mengenai sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW.
1. Arti Maulid Nabi
Kata "Maulid" berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna "kelahiran." Sedangkan "Nabi" merujuk kepada Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, Maulid Nabi adalah perayaan yang mengenang hari kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Dalam buku 'Sirah Nabawiyah' karya Prof. Dr. Muh. Rawwas Qol'ahji, Nabi Muhammad SAW dilahirkan pada hari Senin, 12 Rabi'ul Awal, tahun Gajah. Pada masa itu, penanggalan Hijriah belum digunakan. Oleh karena itu, peringatan Maulid Nabi jatuh pada tanggal 12 Rabiul Awwal dalam kalender Hijriah.
Sejarah mencatat bahwa peringatan Maulid Nabi telah dilakukan oleh masyarakat Muslim bangsa Arab sejak tahun kedua hijriah. Ini ditemukan dalam kitab 'Wafa'ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa' karya Nuruddin Ali. Pada tahun 170 H/786 M, Khaizuran, ibu dari Amirul Mukminin Musa al-Hadi dan al-Rasyid, datang ke Madinah dan memerintahkan penduduk untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di Masjid Nabawi.
2. Merayakan Maulid di Makkah
Tidak hanya di Madinah, Khaizuran juga menyambangi Makkah dan memerintahkan penduduk Makkah untuk merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW di rumah masing-masing. Khaizuran adalah sosok berpengaruh selama masa pemerintahan tiga khalifah Dinasti Abbasiyah, yaitu pada masa Khalifah al-Mahdi bin Mansur al-Abbas (suaminya), Khalifah al-Hadi, dan Khalifah al-Rasyid (putranya).
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW adalah bentuk penghormatan dan rasa cinta umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai sosok yang dianggap sebagai penutup para nabi dan rasul, peringatan ini menjadi momen untuk mengenang ajaran, kepemimpinan, dan teladan yang diberikan oleh Rasulullah SAW.
3. Cara Memperingati Maulid Nabi
Ada beberapa cara yang umat Islam lakukan untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Salah satunya adalah dengan mengadakan perayaan di daerah masing-masing. Misalnya, tradisi Sekaten di Yogyakarta, tradisi Panjang Jimat di Cirebon, atau tradisi Bunga Lado di Padang. Selain itu, umat Islam juga memperingati Maulid Nabi dengan meneladani empat sifat utama Nabi, yaitu kejujuran (shiddiq), kepercayaan (amanah), menyampaikan (tabligh), dan kecerdasan (fatonah) dalam kehidupan sehari-hari.
Bersholawat juga menjadi bagian penting dalam memperingati Maulid Nabi sebagai wujud cinta kepada Nabi Muhammad SAW. Umat Islam sering kali berkumpul untuk bersama-sama melantunkan shalawat dan mengingat kembali ajaran-ajaran Nabi.
Selain itu, penggunaan twibbon khusus untuk Hari Maulid Nabi Muhammad SAW juga menjadi cara umat Islam mengekspresikan cinta dan penghormatan kepada Nabi. Twibbon ini biasanya dapat ditemukan di media sosial dan digunakan sebagai foto profil sementara untuk merayakan Maulid Nabi.
Maulid Nabi Muhammad SAW adalah momen bersejarah yang memungkinkan umat Islam di seluruh dunia untuk mengenang dan menghormati kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW. Meskipun metodenya bervariasi di berbagai negara dan budaya, tujuan utama peringatan ini adalah untuk memelihara dan menyebarkan pesan damai, cinta, dan kebijaksanaan yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Semoga informasi ini bermanfaat untuk memahami sejarah dan makna dari peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW.