top ads
Home / Umum / Kualitas Air Memprihatinkan di Hutan Kota Penjaringan, Kenapa Suplai ke PAM Jaya Harus Dihentikan?

Umum

  • 7

Kualitas Air Memprihatinkan di Hutan Kota Penjaringan, Kenapa Suplai ke PAM Jaya Harus Dihentikan?

Kualitas Air Memprihatinkan di Hutan Kota Penjaringan, Kenapa Suplai ke PAM Jaya Harus Dihentikan?
  • September 17, 2023

Kuatbaca.com - Instalasi Pengolahan Air (IPA) di Hutan Kota Penjaringan, yang dikelola oleh Jakpro Memiontec Air, terpaksa mengambil langkah signifikan dengan menghentikan suplai air kepada PAM Jaya sejak Jumat, 8 September 2023. Alasan di balik keputusan ini cukup mengkhawatirkan dan menjadi sorotan bagi banyak pihak, khususnya bagi masyarakat yang mengandalkan layanan ini.


Kepala Pengawas IPA, Jun, menyampaikan bahwa kualitas air yang menjadi bahan baku pengolahan dari Kanal Banjir Barat (KBB) menurun drastis. Faktor utamanya adalah musim kemarau yang berkepanjangan, yang mempengaruhi komposisi air di kanal tersebut. Mengakibatkan kadar garam di dalam air menjadi sangat tinggi, sehingga air tidak memenuhi standar kualitas yang ditentukan oleh Departemen Kesehatan.


Dalam konteks teknis, kadar TDS (total dissolve solid) atau jumlah zat padat yang terlarut dalam air idealnya harus berada di bawah 300 mg per liter. Namun, realitanya, kadar TDS yang diukur dari air KBB justru mencapai angka 1.000 mg per liter. Angka ini jauh melampaui batas aman konsumsi, sehingga mengolah air dengan kualitas seperti ini menjadi mustahil.



Lantas, apa yang menyebabkan lonjakan kadar garam di KBB?


Menurut Jun, salah satu penyebabnya adalah KBB tidak mendapatkan aliran air dari Bogor selama musim kemarau. Kondisi ini menyebabkan air di KBB lebih didominasi oleh aliran air asin dari Muara Angke.


Situasi ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Jun mengingatkan bahwa pada tahun 2018 hingga 2019, IPA Hutan Kota Penjaringan juga pernah menghentikan suplai air selama delapan bulan karena masalah serupa. Tentu, hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi masyarakat dan pihak terkait, karena ketersediaan air yang memadai dan berkualitas menjadi kebutuhan vital.


Solusi jangka pendek yang diharapkan adalah datangnya musim hujan yang bisa mengurangi kadar garam di KBB. Namun, kepastian kapan IPA Hutan Kota Penjaringan dapat kembali menyuplai air kepada PAM Jaya masih belum dapat ditentukan.


Dalam skenario terbaik, hujan lebat dari arah Bogor dapat membantu mengurangi kadar garam di KBB. Namun, pihak IPA terus memonitor dan mengambil sampel air setiap hari untuk mengevaluasi kualitas air dan menentukan langkah selanjutnya.


Dengan permasalahan yang kembali muncul, ada urgensi untuk meningkatkan kesiapan dan adaptasi dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan dinamika alam. Masyarakat dan pihak terkait perlu bersinergi dalam mencari solusi dan strategi agar ketersediaan air bersih tetap terjaga, meskipun di tengah kondisi alam yang tak menentu.

(*)

side ads
side ads