Jakarta -Album Pop Seblay milik Danilla Riyadi yang dirilis beberapa waktu lalu memang sempat menyita perhatian penggemar. Pop Seblay dibuat Danilla pada pertengahan masa pandemi COVID-19 di Tanah Air. Kala itu Danilla tak memiliki kegiatan karena banyak konsernya di tunda.
Kata Danilla, Pop Seblay memang bentuk dari keresahannya selama masa pandemi. Ia mengaku tak banyak hal yang dikerjakan di rumah. Meski begitu, niat awal Danilla bukan untuk membuat album. Ia awalnya hanya ingin iseng membuat single.
"Nah waktu itu ketemu sama yang main keyboard namanya Otta Tarrega. Mau bikin sesuatu, nah apa ya, jadi lah sebuah lagu. Sebetulnya judulnya MVP, tapi karena kebetulan salah satu anak produksi audio kita itu orang Sunda, dia bilangnya MPV. Jadi yaudah MPV aja judulnya," tutur Danilla di Main Stage detikcom.
"Niatnya nggak mau bikin album sama sekali. Terus lama-lama kita bikin lagu yang banyak udah sampai 3 track akhirnya mau dijadiin album aja deh. Soalnya sayang," lanjutnya.
Lebih lanjut, proses produksi Pop Seblay juga dilakukan dengan cara yang amat sederhana. Danilla bersama timnya berjuang mengumpulkan uang dan melakukan rekaman di rumah studio kecil bernama Ruang Waktu Musik. Beberapa tim yang biasa mengurus Danilla saat manggung diminta untuk membantu dalam proses penggarapan album ini.
"Kita berusaha mengumpulkan uang-uang yang ada dan proses rekaman di rumah kecil. Studio di rumah kecil gitu namanya Ruang Waktu Musik," tutur Danilla.
"Itu semuanya kupanggil dari Bandung. Jadi yang biasanya ngurusin live di panggung jadi diproduksi. Itu kencan paling intens sih dalam hidup gua di musik," lanjutnya.
Mengenai isi Pop Seblay, banyak orang beranggapan jika album ini adalah sisi kemarahan Danilla terhadap kehidupan. Danilla pun merasa tak masalah dengan tanggapan publik mengenai albumnya itu. Ia menegaskan, jika album Pop Seblay nya itu adalah kebersamaannya dengan tim.
"Kebersamaan sebenarnya. Jadi judulnya aja Pop Seblay. Seblay itu adalah kata yang kita suka pakai kayak lagi capek nih terus makan yang banyak, nyender, kena angin, 'huh' gitu, abis itu ngomong seblay," cerita Danilla.