SidebarKanan
Sosial & Budaya

Taksir Biaya Mudik Lebaran 1444H

Kuatbaca

23 April 2023 19:35

Test

Pemudik Mudik Lebaran tahun 2023 banyak memilih mobil pribadi sebagai moda transportasi menuju daerah asal. Ada harapan mendapatkan biaya perjalanan mudi yang lebih efisien. Namun, ternyata biaya perjalanan dengan mobil pribadi tak terlampau berbeda dengan menggunakan pesawat yang lebih cepat durasi perjalanannya. Biaya perjalanan dengan mobil pribadi juga bisa bertambah dengan adanya biaya pengeluaran selain BBM dan tol, seperti makan atau ngopi di rest area.

 

Seorang Netizen bercerita tentang kepulangannya yang tak terduga pada tahun 2022 dalam sebuah video di TikTok. Wanita yang baru membina rumah tangga tersebut terkejut dengan biaya mudik yang cukup besar. Keterkejutan yang kurang lebih dikarenakan asumsi bahwa menggunakan kendaraan pribadi dapat menjadi pilihan yang lebih efisien ketimbang menggunakan transportasi umum.

 

Perhitungan estimasi biaya perjalanan mudik dapat dipengaruhi berbagai hal, sehingga hasil perhitungannya bisa bervariasi. Jika dibandingkan dengan harga tiket transportasi publik, tingkat efisiensi perjalanan dengan menggunakan kendaraan pribadi dinilai bisa terasa hanya sampai pada wilayah tertentu. Hasil riset terbaru Tambang Data Kuatbaca.com berjudul Selidik Situasi Mudik Lebaran 1444H menyajikan cukup banyak data dan informasi yang bermanfaat untuk menaksir biaya mudik dengan kendaraan pribadi.

 

Selama ini pengelolaan lalu lintas mudik yang dilakukan oleh pemerintah dan publikasi yang beredar di media massa selalu cenderung berfokus pada dinamika pemudik dengan kendaraan pribadi. Hal itu tak terelakkan mengingat di tengah prediksi kenaikan pergerakan mudik masyarakat tahun 2023 yang mencapai 123,8 juta orang, mobil pribadi masih menjadi transportasi terfavorit masyarakat berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan (Kemenhub).

 

 

Dari grafik di atas, tampak, tampak sebesar 22,1 persen atau sebanyak 27,32 juta pemudik memilih kendaraan pribadi sebagai moda transportasi mudik. Sebagian besar di antara para pemudik akan mengarah ke Timur.

 

 

 

Sebanyak 52 persen pemudik akan keluar Jabodetabek dan mengarah ke Timur melalui Tol Trans Jawa. Di antara pemudik yang mengarah ke Timur tersebut, 32,8 juta orang menuju ke Jawa Tengah, kemudian 24,6 juta orang mengarah ke Jawa Timur.

 

Hal pertama yang harus dipenuhi dari mobil adalah bahan bakar (BBM). Berdasarkan data-data di atas, Kuatbaca mencoba membuat estimasi perhitungan kebutuhan BBM untuk rute terpanjang ke Timur yaitu Jakarta-Surabaya sepanjang 784 km. Ada tiga komponen yang menjadi bahan perhitungan, antara lain rata-rata kapasitas tangki mobil, estimasi konsumsi BBM per kilometer (Km), dan kebutuhan BBM sesuai jarak tempuh, sebagaimana yang telah di kompilasi dalam tabel berikut.

 

 

Low cost green car (LCGC), sport utility vehicle (SUV), dan multiple purpose vehicle (MPV) merupakan jenis kenadaraan pribadi yang umum digunakan oleh masyarakat. Data kapasitas tangki di dalam tabel merupakan angka rata-rata kapasitas tangki BBM setiap jenis mobil.

 

Hal pertama yang dapat dicermati adalah, dengan kapasitas rata-rata tangki setiap jenis mobil, dapat diketahui bahwa untuk menempuh jarak 784 Km rute Jakarta-Surabaya, masing-masing jenis mobil membutuhkan dua kali pengisian BBM. Pengisian pertama dilakukan sebelum berangkat, sengan asumsi tangki mobil masih tersisa BBM sebanyak 20 persen. Pengisian kedua dilakukan saat berada di tengah perjalanan.

 

Pemilihan jenis bahan bakar akan mempengaruhi berapa banyak uang yang akan dikeluarkan oleh pemudik. Jika menggunakan Pertalite seharga Rp10.000 per liter. Berikut estimasinya dalam satu kali perjalanan hingga Surabaya:

 

LCGC Jakarta-Surabaya: 36 liter x 2 x Rp10.000 = Rp720.000

MPV Jakarta-Surabaya: 60 liter x 2 x Rp10.000 = Rp1.200.000

SUV Jakarta-Surabaya: 80 liter x 2 x Rp10.000 = Rp1.600.000

 

Perhitungan yang sama bisa dilakukan ketika menggunakan Pertamax seharga Rp13.300 per liter, yaitu:

 

LCGC Jakarta-Surabaya: 36 liter x 2 x Rp13.300 = Rp957.600

MPV Jakarta-Surabaya: 60 liter x 2 x Rp13.300 = Rp1.596.000

SUV Jakarta-Surabaya: 80 liter x 2 x Rp13.300 = Rp2.128.000

 

Estimasi biaya BBM di atas dapat pemudik hitung bersama dengan biaya tol Jakarta-Surabaya (via Gerbang Tol Warugunung) yang mencapai Rp737.000 untuk sekali perjalanan.

 

Mencermati total biaya perjalanan dengan kendaraan pribadi tersebut, ternyata angkanya tidak terlampau jauh berbeda dengan tiket transportasi publik, seperti pesawat pada H-1 Lebaran. Meski demikian, beberapa kebijakan pengelola tol, seperti diskon tarif tol yang berlaku di Tol Jakarta-Cikampek dan Trans Sumatra dapat menurunkan biaya.

 

Biaya konsumsi BBM dan tol berpotensi akan bertambah, ketika pemudik memutuskan untuk beristirahat di rest area. Untuk memenuhi kebutuhan makan dan minum, tentu ada biaya tambahan yang harus dikeluarkan oleh pemudik. Akan tetapi kecederungan pengeluaran biaya tambahan tersebut menjadi mengecil jika melihat survei yang dilakukan oleh Kuatbaca di Twitter.

 


 

Dari 80 Sobat Baca yang sudah berpartisipasi, 65 persen memilih beribadah, tidur atau ke toilet ketika berkesempatan mampir ke rest area. Hal tersebut mungkin menjadi pilihan yang realistis mengingat adanya aturan PT Jasa Marga yang membatasi aktivitas pemudik di rest area hanya selama 30 menit. Sehingga ketiga aktivitas tersebut diprioritaskan oleh sobat baca.

 

Biaya tambahan ketika mampir ke rest area juga bisa dihindari ketika pemudik menyiapkan bekal makanan dan minuman dari rumah. Food blogger ternama, Benu Buloe memiliki saran untuk Sobat Baca. Ia menyarankan pemudi membawa buah-buahan dan stok air putih yang cukup. Benu juga mengingatkan pemudik dapat mengelola waktu perjalanan dengan baik, agar mudik semakin nyaman.

 

“Kalau berangkatnya bawa kendaraan pribadi intinya sih di waktu keberangkatan. Misalnya mau ke Jawa lewat Pantura, nah abis itu itung durasi, jaga kesehatan, kondisi, dan minum yang cukup, serta kebutuhan nutrisi yang cukup,” kata Benu Buloe.



Banyaknya Pengendara Motor yang Mudik

 

Tidak hanya mobil pribadi, tapi sepeda motor pribadi juga menjadi pilihan moda transportasi utama masyarakat untuk melakukan mobil. Hal tersebut ditunjukkan dari 20,3 persen atau sebanyak 25,13 juta pemudik yang memilih sepeda motor dalam survei.

 

Tingginya preferensi masyarakat untuk memilih motor sebagai moda transportasi mudik cukup mengkhawatirkan. Dari sisi keamanan, mengingat sepeda motor yang dirancang bukan untuk perjalanan jauh, mudik menggunakan motor memiliki kerentanan terhadap kecelakaan yang cukup tinggi. Sebab perjalanan di saat mudik bisa mencapai 3-10 jam.

 

Oleh karena itu, pemerintah menyediakan fasilitas mudik gratis dengan moda transportasi bus. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut pemerintah telah menyiapkan 500 bus untuk mudik gratis. Hal tersebut dinilai efektif mengurangi kepadatan lalu lintas dan mencegah tingginya angka kecelakaan, sebagaimana penilaian dari Pengamat Transportasi Publik, Azas Tigor saat dihubungi Kuatbaca.com, Rabu (12/04/2023).

 

“Pengalaman selama ini saya melihat ya mengurangi. Kan banyak juga yang mengadakan mudik lebaran dan angkanya cukup signifikan jumlah pesertanya. Jadi sangat membantu masyarakat juga, baik dari sisi keselamatan transportasi dan juga dari sisi secara ekonomis,” kata Azas Tigor. (*)

 

Jurnalis : Gery Gugustomo

Editor : Jajang Yanuar

Illustrator : Fandy Dwimarjaya

Infografis : Fandy Dwimarjaya


Komentar

Pencarian tidak ditemukan

Belum ada komentar

SidebarKanan
Kuatbaca.com

Informasi


Tentang Kami

Pedoman Media Siber

Susunan Redaksi

2023 © KuatBaca.com. Hak Cipta Dilindungi