SidebarKanan
Sosial & Budaya

Indonesia Tidak Mengenal Childfree

Kuatbaca

02 March 2023 10:11

Test

Youtuber Gita Savitri Devi atau yang lebih dikenal GitaSav membuat kontroversi melalui pernyataannya soal ChildFree di jagat maya. Hal itu menimbulkan pro-kontra sejumlah warganet. Namun, ketika GitaSav memilih untuk childfree dia tidak sendiri, sejumlah selebriti juga ikut memilih untuk tidak mempunyai anak. Kemudian timbul pertanyaan, bisakah konsep ini diterapkan masif di bumi pertiwi?

 

Beberapa pekan terakhir nama Gita Savitri Devi atau yang lebih dikenal GitaSav ramai dipergunjingkan oleh sejumlah warganet lantaran membuat kontroversi melalui cuitannya.

 

Kejadian ini bermula kala salah satu warganet memuji GitaSav awet muda melalui kolom komentar Instagram. Warganet tersebut membandingkan dirinya yang masih berusia 24 tahun dengan Gitasav yang kini menginjak umur 30 tahun.

 

Kemudian, istri dari Paul Partohap itu membalas komentar tersebut dengan menyebut jika tak memiliki anak adalah solusi anti aging alami. Ia juga menyebut jika ia bisa awet muda karena tak stress mendengarkan teriakan anak dan mampu membayar botox jika muncul kerutan karena biaya yang dikeluarkan hanya untuk diri sendiri atau tak ada tanggungan lainnya.


Komentar itu sendiri dibagikan kembali melalui akun Twitter base @askrlfess pada 6 Februari 2023. Atas kejadian itu nama Gitasav menjadi Trending Topic Twitter Indonesia. Tak hanya warganet, pesohor tanah air hingga Wakil Presiden (Wapres), Ma’ruf Amin ikut mengomentari cuitan GitaSav.

 

Wulan Guritno artis cantik yang memiliki ketiga anak tersebut tidak setuju atas padangan GitaSav. Menurutnya, tidak ada hubungan antara awet muda dan childfree.

 

“Meski enggak ada genetik, kita tetap masih bisa merawat. Jadi, enggak ada hubungannya dengan punya anak atau tidak punya anak, enggak ada urusan sama hal itu,” cetus Wulan Guritno di Kawasan SCBD, Jum’at (10/2/2023).

 

Di sisi lain bintang film “Jakarta vs Everybody” juga membagikan tips agar tampil awet muda. Ia berkicau kaum hawa wajib menjaga kesehatan baik itu dari luar atau dari dalam.

 

“Bagaimana kita menjaga diri kita sendiri, kesehatan kita, secara eksternal dan internal. Pikiran dan pola makan, olahraga teratur, tidur yang cukup, yang membuat kita awet muda," kata Wulan.

 

Senada dengan Wulan, Komika asal Padang Langkat, Sumatera Utara, Oki Rengga juga tidak setuju dengan pandangan GitaSav. Ia menilai tidak ada hubungan jika tidak memiliki anak dapat membuat awet muda.

 

Bahkan ia seolah menyindir seseorang yang menyatakan childfree bisa bikin awet muda tetap terlihat berumur 30 tahun.

 

"Ada kakak-kakak bilang gara-gara childfree jadi awet muda dia, bah.. Lagian mukamu tetap kelihatan kayak umur 30 kok bukan kayak 18. Banyak kali ceritamu, anti aging, bisa tidur 8 jam," ujar Oki Rengga dalam video Tiktoknya.

 

Pandangan mengenai childfree sampai ketelinga Wapres, Ma’ruf Amin. Merespon hal itu, ia menuturkan ketidaksetujuannya dengan konsep childfree lantaran esensi pernikahan adalah memiliki garis keturunan sehingga manusa bisa berkembang biak dan mengelola bumi.

 

“Tujuan pernikahan adalah untuk mengembangbiakkan manusia. Melalui pernikahan agar manusia berkembang dan terus bisa mengelola bumi sampai kiamat,” kata Ma’ruf Amin, Jum’at (10/2/2023).

 

Menurutnya, pandangan childfree juga bertolak belakang dengan salah satu program pemerintah yaitu untuk menekan angka stunting. Di satu sisi, memiliki keturunan salah satu fungsinya untuk menjadi generasi penerus Tanah Air untuk menyambut bonus demografi ke depan.

 

“Bahkan, dalam program penanggulangan stunting tidak ada program dengan tidak punya anak. Tentu apa namanya itu, childfree? Ya, jadi itu tidak ada. Karena manusia ada untuk mengelola bumi ini sampai ke batas waktu terakhirnya sampai kiamat,” kata dia, dikutip dari Youtube Sekretariat Wapres, Jumat (10/2/2023).

 

Berbeda dari yang lainnya, Dokter Spesialis Kulit, dr. Kamilah Jaidi membenarkan pandangan YouTuber GitaSav tidak punya anak berfungsi sebagai anti-aging alami atau lebih awet muda.

 

Ia mengatakan, memiliki anak memang bisa mempercepat penuaan. Bahkan hal ini juga dibuktikan oleh penelitian di beberapa jurnal ilmiah internasional.

 

"Karena tubuh kita melar kemudian kempes lagi, setelah itu harus menyusui dan lain-lain, mengendur di berbagai area. Betul sekali," ujar dr. Kamilah Jaidi di kutip dari Instagram pribadinya, Selasa (13/2/2023).

 

Sebagai informasi, childfree merupakan sebuah konsep di mana seseorang memilih untuk tidak memiliki anak, atau tempat dan situasi yang tanpa ada kehadiran seorang anak.

 

Rupanya GitaSav tak sendiri memilih untuk childfree. Sebelumnya, presenter kondang Anya Dwinov juga sudah lama memutuskan tak ingin memiliki anak (childfree). Menurut Anya, punya anak merupakan tanggung jawab yang berat serta tidak ada habisnya. Ia juga tak ingin menghasilkan anak yang gagal.

 

“Saat anda memutuskan untuk hamil, meneruskan kehamilan dan akhirnya melahirkan itu berarti sampai anda meninggal nanti harus bertanggung jawab. Karena sudah menghadirkan seorang makhluk hidup ke dalam muka bumi ya harus tanggung jawab,” ucap Anya

 

Ia juga beralasan telah mempertimbangkan dan tidak berani untuk mengambil resiko jika mempunyai anak. “Dan itu adalah salah satu bentuk tanggung jawab yang aku pikirkan dari dulu aku masih kecil ‘sanggup nggak ya gue?’ dengan semua resiko. Mungkin aku tidak seberani kebanyakan orang,” cetus Anya, Minggu (12/2/2023).

 

Sama halnya seperti Anya, artis cantik keturunan Jerman, Cinta Laura juga memilih childfree. Ia beralasan, mengingat kondisi saat ini di berbagai belahan dunia, di mana anak-anak di berbagai belahan dunia ini merasakan kekurangan kasih sayang dari orang tuanya. Melihat fakta di dunia ini yang terlalu banyak populasi, Cinta Laura merasa saat ini belum tepat untuk memiliki seorang anak.

 

“Bukannya nggak mau tapi nggak sekarang, aku orangnya juga sangat melihat fakta, dunia kita sangat over populasi. Terlalu banyak manusia yang tinggal di dunia ini. Kenapa aku harus melahirkan satu manusia lagi,” kata Cinta, Senin (13/2/2023).



Sejarah Childfree Masa ke Masa

 

Sebelum menjadi perdebatan di era sekarang, pada awal tahun 1500-an pandangan chidfree pertama kali dicetuskan. Sejarawan Rachel Chrastil di Washington Post menyebut kalau childfree pada saat itu didorong demi wujudkan kepentingan kesetaraan gender.

 

Lalu kurun 1800-an pandangan ini berdampak pada menurunnya angka kelahiran. Di tengah kondisi pesatnya industrialisasi dan pertumbuhan ekonomi, serta wanita yang sudah berkarier.

 

Berbeda dari Eropa, Indonesia tidak demikian. Pada saat itu zaman tanam paksa kolonial Belanda tertanam pemikiran “Banyak Anak Banyak Rezeki”. Hal tersebut otomatis menumbuhkan angka kelahiran pada bangsa ini, yang dapat dimanfaatkan kolonial Belanda sebagai tenaga kerja tanam paksa.

 

Sejak masa itu, banyak orang tua memiliki garis keturuan lebih dari 10. Tren tersebut bahkan berlangsung hingga pasca kemerdekaan Indonesia.

 

Seiring berkembangan zaman, konsep childfree masuk ke ibu pertiwi, hal itu dapat ditandai dengan adanya akun Twitter @childfreeID yang mengkampanye tidak memiliki anak hidup lebih baik sejak tahun 2014.

 

Berselang dua tahun, pada 2016 kampanye Childfree berkembang ke platform Facebook dengan terbentuknya fanpage Indonesia Childfree Community. Awalnya ada 60 anggota, lalu meningkat menjadi 300 pada tahun 2020.

 

Tentu kepatutan penerapan childfree dalam konteks kultur Indonesia menjadi pertanyaan besar, bisakah konsep ini diterapkan masif di bumi pertiwi?. Menurut perempuan yang sekaligus Pakar Sosiologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Yuanita Aprilandini Siregar konsep childfree tidak bisa diterapkan di Indonesia.

 

Alasannya, karena nilai-nilai dari konsep childfree bukanlah budaya yang melekat pada bangsa Indonesia yang cenderung ketimuran, suka dengan hal-hal yang guyub serta tidak individualis seperti orang Eropa.

 

“Nah kecenderungannya, generasi saya itu kalau ibu sama bapak bekerja apalagi yang nine to five, satu anak cukup. Yang penting ada satu penerus keturunan, ada yang doain dari aspek agamanya, dan tempat berlindung orang tua ada satu anak. Saya pikir childfree itu agak susah untuk konteks kita karena kita tidak individualis dan tetap keluarga inti yang guyub," kata Yuanita saat wawancara langsung oleh KuatBaca.com di Laboratorium sosiologi UNJ, Senin (13/2/2023).

 

Ia juga menambahkan pandangan itu tidak akan berhasil lantaran tidak sejalan dengan apa yang sudah diterapkan oleh pemerintah melalui BKKBN. Akan tetapi, kalo kampanyenya untuk mengecil jumlah kelahiran kemungkinan akan bisa.

 

"Kalau prediksi saya, kalau orang-orang yang menyuarakan seperti Gita Savitri ini tidak bisa 100 persen berhasil, tetapi kalau mengecilkan jumlah anak sih yes. Karena memang sudah terintegrasi dengan programnya BKKBN. Jadi, kalau jumlahnya mengecil yes, tapi kalau sampai childfree saya rasa engga." kata Yuanita

 

Senada dengan Yuanita, Kepala BKKBN Hasto Wardoyo menilai Indonesia yang menganut budaya ketimuran jauh dari konsep childfree ini. Pasalnya, niat menikah adalah untuk memiliki anak.

 

“Orang timur, kita orang Indonesia ini pada umumnya prokreasi untuk mendapatkan keturunan,” ujar Hasto

 

Terlebih, 90 persen pasangan suami - istri Indonesia ingin memiliki keturunan dan 10 persen bukan karena tidak ingin tapi dikarenakan tidak kunjung hamil.

Di samping itu, merujuk pada hasil Long Form Sensus Penduduk 2020 menunjukan hasil yang stabil dengan angka kelahiran total (total fertility rate/TFR) Indonesia pada angka 2,18 poin. (*) 

Jurnalis : Ahmad Hendy Prasetyo

Editor : Gery Gugustomo

Illustrator : Bagus Maulana

Infografis : Bagus Maulana


Komentar

Pencarian tidak ditemukan

Belum ada komentar

SidebarKanan
Kuatbaca.com

Informasi


Tentang Kami

Pedoman Media Siber

Susunan Redaksi

2023 © KuatBaca.com. Hak Cipta Dilindungi