Kuatbaca
09 May 2023 15:22
“Blessing Presiden Jokowi tampaknya beralih sepenuhnya kepada Ganjar Pranowo, usai sang kader PDIP resmi ditetapkan sebagai capres. Padahal sebelumnya Presiden Jokowi aktif memberikan blessing kepada Prabowo Subianto. Hal ini membuat Gerindra bermanuver untuk tetap dapat mengusung Prabowo Subianto sebagai capres, mengubah haluan koalisi di mana Gerindra memutuskan untuk tetap solid bersama PKB dan menjalin kerja sama politik bersama Golkar dalam koalisi besar. Meskipun demikian tokoh Prabowo tetap akan menjadi figur politik ‘nice man’, karena dipercaya, Jokowi belum memberikan blessing sepenuhnya kepada Ganjar.”
PDIP secara strategis telah berhasil menimbulkan perubahan gejolak politik nasional melalui Penetapan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP menjelang perayaan Hari Raya Idul Fitri, Jumat (21/04/2023).
Akan tetapi yang menarik dicermati adalah tindakan dari Presiden Joko Widodo. Perjalanan pulang pergi Solo-Jakarta rela presiden lakukan agar dapat hadir dalam pengumuman Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP. Jokowi tidak hanya hadir secara mendadak dalam acara tersebut, namun ia juga mengajak Ganjar Pranowo untuk ikut dalam pesawat kepresidenan kembali menuju Surakarta.
Hal tersebut mengesankan Jokowi telah memberikan blessing sepenuhnya Ganjar Pranowo untuk kontestasi Pilpres 2024. Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto segera mendatangi kediaman Joko Widodo keesokan harinya di Surakarta. Sekertaris Jenderal Gerindra, Ahmad Muzani tidak memungkiri bahwasanya pertemuan tersebut ialah dalam rangka membahas kontestasi Pilpres 2024. Kunjungan ini seakan menjadi respon partai berlambang kepala garuda itu terhadap isu pencapresan Ganjar Pranowo yang didukung oleh presiden.
"Pembicaraan politik ada dan pembicaraan politik itu ya tentu seputar proses 2024 dan seterusnya," ujar Ahmad Muzani, Senin (24/04/2023).
Sebagaimana diketahui, Prabowo sering mendapatkan manfaat dari endorsement Presiden Jokowi sejak tahun 2022. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi menilai hal ini menjadi berkah tersendiri bagi Prabowo lantaran dukungan Jokowi kepadanya menimbulkan setruman elektabilitas untuk terus mengalami kenaikan.
“Pak Jokowi kan semenjak bulan November berkali-kali mengatakan kode bahkan kodenya terlalu terang benderang menyebut 2024 jatahnya Pak Prabowo, nenteng Pak Prabowo ke sana ke mari. Inikan elektabilitas Pak Prabowo setahun terakhir, cenderung turun kemudian tiba-tiba meningkat dalam beberapa bulan terakhir," kata Burhanudin Muhtadi, Minggu (26/04/2023).
Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan, upaya Jokowi untuk meng-endorse Prabowo selama lima bulan bermaksud untuk mengajak Ketum Gerindra itu untuk dipasangkan dengan Ganjar Pranowo.
Pendapat serupa juga disampaikan oleh Penelitik Politik Senior BRIN, Lili Romli. Ia menilai bahwa Presiden Jokowi berniat memasangkan Ganjar dengan Prabowo untuk menyatukan relawannya yang mulai terpecah dalam dukungan terhadap kedua tokoh politik di Pilpres 2024.
“Seperti sudah diketahui secara umum, presiden banyak meng-endorse kandidat, termasuk Pak Ganjar dan Pak Prabowo. Artinya kandidat yg di-endorse tersebut, direstui untuk menjadi capres atau cawapres. Jika masing-masing maju sebagai capres, bisa jadi nanti para relawan terpecah, ada yg mendukung Ganjar dan Prabowo” kata Lili kepada Kuatbaca, Rabu (03/05/2023).
Sejumlah relawan Jokowi tetap mendukung Prabowo Subianto setelah Ganjar ditetapkan sebagai capres oleh PDIP. Salah satunya ialah Jokowi Mania (Joman).
“Sikap saya tidak berubah dan tetap tegak lurus mendukung Prabowo sebagai capres 2024,” kata Ketum Joman, Immanuel Ebenezer, Jumat (21/04/2023).
Tidak sedikit pula relawan Jokowi yang berantusias mendukung Ganjar sebagai capres di 2024. Meskipun demikian, Ketua Panitia Muswayarah Rakyat (Musra) Panel Barus menilai bahwa animo dan dukungan atas deklarasi Ganjar Pranowo tidak semeriah saat era pencapresan Joko Widodo.
Prabowo Still Be a “Nice Man”
Menurut Lili Romli, Prabowo Subianto akan tetap bersikap non-konfrontatif atau nice man. karena sikap ini akan memberi imbas positif dukungan masyakarat terhadap Menteri Pertahanan tersebut dalam kontestasi Pilpres 2024.
“Ya saya kira Prabowo akan tetap "nice man". Apalagi sekarang ia masih menjadi Menhan, yg notabene sebagai pembantu presiden. Jadi Gerindra dan Prabowo akan tetap bersikap non konfrontatif atau nice man. Dengan sikap ini tentu akan bisa menarik dukungan massa yang dulu mendukung Presiden Jokowi pada Pilpres-pilpres sebelumnya.” kata Lili Romli.
Pembahasan mengenai sikap “nice man” Prabowo telah dibahas dalam telik Kuatbaca berjudul Etika Politik Menteri Pertahanan Prabowo Menjelang Pilpres. Prabowo Subianto dianggap menerapkan etika politik yang sangat baik serta menegaskan kepatuhannya kepada Jokowi.
Presiden Jokowi sendiri diragukan telah memberikan dukungan sepenuhnya terhadap Ganjar. Direktur Eksekutif Indonesia Political Review Ujang Komarudin, terdapat risiko yang akan ditanggung Jokowi.
“Jokowi arahnya belum tentu ke Ganjar. Kalau ke Ganjar (saja) bisa repot Jokowi, bisa bahaya. Karena kalau Prabowo menang, Jokowi kalau sudah tidak jadi presiden, repot, agak berat, bisa dikerjain,” jelas Ujang.
Risiko yang menurut Ketum Perhimpunan Sang Gerilyawan Nusantara Indra Piliang, berkaitan dengan Ibu Kota Negara (IKN) baru. Jokowi menegosiasikan IKN kepada presiden penerusnya agar keberlanjutannya tetap terjamin.
“Menurut saya yang paling utama itu dan mungkin jadi satu-satunya yang menjadi legacy itu adalah IKN, Ibu Kota Negara. Satu-satunya yang paling penting dia pertaruhkan, menyangkut legacy pribadi juga, bahwa IKN ini pioneer-nya adalah Jokowi. Sekalipun kita tahun pembangunan IKN itu bisa 50 tahun ya. Artinya akan dititipkan kepada presiden baru,” kata Indra.
Mengupayakan Koalisi Besar
Sebelumnya ketika Wakil Ketua Umum Gerindra, Habiburokhman mengindikasikan adanya kemungkinan koalisi antara Gerindra-PDIP-PPP dalam pertemuannya dengan Waketum PPP Arsul Sani dan Ketua DPP PDIP Bidang Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat, Senin (13/03/2023).
Terlebih lagi, saat Panen Raya di Kebumen, Jawa Tengah, Kamis (9/3/23), banyak pihak yang mengira Jokowi sedang berupaya memasangkan Prabowo dan Ganjar untuk Pilpres 2024. Akan tetapi, kedua partai dan kedua tokoh sama-sama berkontestasi pada level yang sama yaitu tataran kandidat capres.
“Selama Ganjar atau Prabowo sama-sama ingin sebagai capres, koalisi antara Gerinda, PDIP dan PPP sulit terwujud, kecuali salah satunya mengalah sbg cawapres.
Saya kira Prabowo akan tetap bertahan sebagai capres. Apalagi dlm survei antara Ganjar dan Prabowo saling menyalib” kata Lili Romli.
Hal ini mengisyaratkan, Gerindra tetap akan mengusung Prabowo sebagai capres, dan Gerindra membutuhkan koalisi besar. Hal itu membutuhkan manuver politik yang dahsyat untuk penguatan pencalonan Prabowo.
Hal tersebut sudah dimulai sejak menjalani pertemuan tertutup dengan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar. Prabowo Subianto menegaskan bahwa hubungan antara Gerindra dengan PKB sudah sangat solid serta tidak mau terlalu banyak meakukan lompatan komunikasi dengan partai di luar koalisi, khususnya mengenai cawapres.
“Coba anda perhatikan kita bener-bener bersepakat untuk bekerja untuk Indonesia untuk rakyat, udah itu. Jadi kepentingan rakyat yang terbaik untuk rakyat, dan kita tidak mau terlalu banyak lompat sini lompat sanalah kira kira" Kata Prabowo di Jalan Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Jumat (28/04/2023).
Perkembangan terbaru, Gerindra dan PKB cukup intens melakukan pertemuan dengan Golkar, serta Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro menilai hal tersebut sebagai ikhtiar politik KIR untuk menambah dukungan politik dalam Pilpres 2024 meningat Golkar memiliki sumber daya dan struktur politik yang kuat, terlebih Golkar merupakan parpol dengan perolehan kursi DPR terbanyak kedua dibawah PDIP pada 2019 dengan perolehan suara mencapai 12,31 persen.
"Safari politik Prabowo Subianto menemui elite partai di luar dari koalisi Partai Gerindra dan PKB seperti Partai Golkar bisa dilihat sebagai ikhtiar politik dari ketua umum Partai Gerindra itu untuk terus menambah dukungan partai politik lain menuju pendaftaran pasangan calon pada Oktober nanti," kata Bawono, Rabu (03/05/2023).
Komentar
Belum ada komentar