Kuatbaca
08 May 2023 11:14
“PDIP sebagai The Rulling Party mampu menunjukkan kepiawaian dalam memegang peran penting dalam percaturan politik di Indonesia. Salah satunya, pengusungan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sebagai capres yang mampu merubah pemetaan politik dalam Pilpres 2024. Akan tetapi, sebagai perwujudan demokrasi. Jika dianalogikan, seharusnya semut (parpol) harus berani mengambil sikap berbeda. Bukan hanya mengumpul dalam satu gula (kekuasaan).”
Saat konsentrasi rakyat Indonesia sedang tertuju pada mudik Lebaran 2023, PDIP justru datang memberi kejutan dengan memberikan kado lebaran berupa pengumuman Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo sebagai Calon Presiden (Capres) yang akan diusungnya tepat H-1 lebaran, Jum’at, 21 April 2023.
Pengumuman tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Umum (Ketum) PDIP Megawati Soekarnoputri, serta disaksikan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ketua DPP PDIP Puan Maharani.
"Maka pada jam 13.45 dengan mengucapkan bismillahirrohmanirrohim, menetapkan saudara Ganjar Pranowo, sekarang adalah Gubernur Jawa Tengah, sebagai kader dan petugas partai untuk ditingkatkan penugasannya sebagai calon Presiden Republik Indonesia dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," kata Megawati di Istana Batutulis, Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/4/2023).
Peristiwa tersebut menuai respon dari khalayak ramai, bahkan Political Srategist lembaga riset politik Surabaya Consulting Group (SCG) Aprizaldi memuji langkah politik Megawati, lantaran kematangannya dalam membaca fenomena masyarakat.
“Ini seperti membawa Ganjar Pranowo dalam perbincangan masif selama musim mudik. Artinya, pemudik menjadi semacam jurkam. Luar biasa strategi Bu Mega,” ujar Aldi, sapaan akrabnya.
Tak hanya itu saja, pengumuman Ganjar sebagai capres dinilai juga merubah pemetaan politik dalam Pilpres 2024 mendatang. Dosen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) Aditya Perdana menilai pengusungnya Ganjar akan berdampak pembentukan koalisi baru yang melibatkan partai-partai pemerintahan dan partai-partai di luar pemerintahan.
"Konstelasi akan terus menarik diperbincangkan, terutama dalam penentuan Cawapres yang akan menemai Ganjar Pranowo nantinya," ujar Aditya, Jum’at (21/4/2023).
Benar saja, setelah lima hari PDIP mengusung Ganjar sebagai capres. Haluan magnet politik yang tadinya menjauh, seakan berputar arah mengikuti Partai banteng moncong putih tersebut.
Peristiwa itu ditandai dengan pengumuman Ganjar Pranowo sebagai capres oleh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang notabanenya tergabung dalam Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) dengan partai Golkar dan Partai Amanat Nasional (PAN). Hal itu diumumkan langsung oleh Plt Ketum PPP Muhammad Mardiono.
“Setelah melalui musyawarah dan diskusi mendalam, PPP akhirnya memutuskan Ganjar Pranowo sebagai calon presiden RI pada Pilpres 2024,” kata Mardiono, di kompleks kediaman Mardiono di Pakem, Sleman, Rabu (26/4/23).
Lebih lanjut, kata Mardiono, keputusan tersebut diambil dari hasil rapat pimpinan nasional (Rapimnas) V PPP yang telah dilakukan pada Selasa (25/4) sore. Sebelum PPP, Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) lebih dulu secara resmi mendukung politikus berambut putih, Ganjar Pranowo sebagai capres di Pilpres 2024 nanti.
Usai PDIP Usung Ganjar Capres, Semua Jadi Sibuk
Pasca PPP secara resmi mendukung Ganjar sebagai capres, timbul pertanyaan bagaimana nasib KIB yang dibangun bersama Golkar dan PAN?. Padahal sebelumnya, ketiga parpol tersebut sepakat nama capres yang akan diusungnya berasal dari koalisi?
Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto dengan tegas mengatakan KIB tetap solid, meski PPP sudah usung Ganjar sebagai capres. Hal itu ia sampaikan usai menggelar pertemuan dengan para ketum anggota KIB.
"Semua (partai politik anggota) koalisi KIB pada malam hari ini terlihat kita solid, guyub dan rukun," kata Airlangga di rumah dinasnya selaku Menteri Koordinator Perekonomian di Komplek Widya Chandra III, Jakarta, Kamis (27/4/2023) malam.
Selain itu, Kata Airlangga, selaku rekan koalisi, KIB menghormati segala keputusan PPP karena partai politik (parpol) memiliki mekanisme internalnya masing-masing yang tidak bisa dicampuri.
"Seperti mekanisme yang dipahami bahwa KIB tidak akan mencampuri urusan internal partai masing-masing dan itu clear," ujarnya.
Merespon hal itu, Peneliti Utama Pusat Riset Politik BRIN, Lili Romli menilai KIB sudah bubar sebagai koalisi. Pasalnya, kata Lili, solid secara harfiah yang diutarakan Airlangga yaitu sebagai pendukung pemerintah Jokowi hingga akhir jabatan.
“Lonceng bubarnya KIB ya PPP usung Ganjar, kalo solid kan mereka bersatu mengusung capres dan cawapres tapi ini malah berpisah. Mungkin solid dalam artian lain sebagai pendukung pemerintah,” ujar Lili, kepada Kuatbaca.com, Jum’at (28/4/23).
Di lain pihak, pengusungan Ganjar sebagai capres membuat koalisi lainnya sibuk mengatur ulang strategi politiknya.
Pasca KIB bertemu, Parpol koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR) yaitu Gerindra serta Partai Kebangkitan Nusantara (PKB) bertemu pada Jum’at, (28/4/23) malam.
Usai pertemuan, Ketum Gerindra Prabowo Subianto menyatakan koalisi KIR tetap solid menyongsong Pilpres 2024 mendatang.
“Kita update perkembangan dan saling menyampaikan pikiran pikiran dan kesimpulannya kita sangat solid, kita sangat optimis,” ucap Prabowo di kediamannya, Jl Kertanegara 4, Jum’at (28/4/23) malam.
Di samping itu, Prabowo dengan tegas tidak ambil pusing terkait gejolak politik yang terjadi belakangan ini termasuk pengusungan Ganjar sebagai capres PDIP.
“Kita bener-bener bersepakat bekerja untuk Indonesia, untuk rakyat, udah itu saja. Kita tidak mau terlalu banyak lompat sini lompat sanalah kira kira" Kata Prabowo
Ganjar Capres, PDIP Pegang Kendali
Usai mendeklarasikan Ganjar sebagai capres, Partai banteng moncong putih itu tak tinggal diam. PDIP sebagai The Rulling Party dengan perolehan suara terbanyak di pemilu 2019 dengan percaya diri menginisiasi pembentukan koalisi baru.
Hal itu tergambarkan oleh pernyataan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto yang mengungkapkan persyaratan kepada parpol yang ingin bergabung dengan koalisi PDIP. Salah satunya, partai pendukung pemerintahan Jokowi – Ma’ruf Amin dan tidak mendeklarasikan capresnya sendiri.
"Kami akan melakukan kerja sama politik dengan parpol di Pemerintahan Presiden Jokowi-KH Ma'ruf Amin, dikecualikan bagi parpol yang sudah mendeklarasikan capresnya sendiri," ujar Hasto, Jum’at (28/4/23).
Tak hanya itu, guna menambah modal bertarung dalam Pilpres 2024. Hasto menyampaikan, akan ada partai politik selain PPP dan Hanura yang menyatakan dukungannya terhadap Ganjar Pranowo sebagai capres.
“Setelah tanggal 14 Mei, nanti akan ada partai politik lain yang akan bergabung,” kata Hasto.
Usai dua hari setalah beberkan persyaratan pembentukan koalisi baru, PDIP disambangi oleh PPP di Kantor DPP PDIP Jakarta Pusat, Minggu (30/4/23) siang. Pertemuan itu dilaksanakan guna mengukuhkan kerja sama politik dalam rangka Pilpres 2024 yang juga dihadiri oleh Ganjar Pranowo.
“Hari ini merupakan momentum yang penting bagi PDIP dan PPP untuk mengukuhkan kerja sama politik dalam rangkah Pilpres 2024. Maka karena itulah di sini juga hadir pak Ganjar Pranowo,” ujar Hasto membuka acara.
Hasto juga menyinggung kedekatan kedua partai tersebut. Bahkan, ia mengatakan PPP merupakan kakak dari PDIP. “Antara PPP dan PDIP ini sangat dekat. Dalam sejarahnya, PPP lahir 5 Januari 1973. Sementara, PDIP 10 Januari 1973 terpaut lima hari, jadi PPP kakak dari PDIP,” tuturnya.
Usai pertemuan, Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono membicarakan nasib KIB. Menurutnya, ia punya tugas untuk mengajak Golkar dan PAN ikut bergabung dalam kerja sama politik dengan PDIP.
“Saya punya tugas mengajak KIB untuk pilihannya sama dengan PPP. Kalau itu terjadi maka yang terjadi namanya adalah KIB plus,” ucap Mardiono saat jumpa pers di Kantor DPP PDIP Jakarta Pusat, Minggu (30/4/23).
Dalam hal ini, Peneliti Utama Pusat Riset Politik BRIN Lili Romli melihat powerfulnya kekuatan politik PDIP sehingga parpol lain mendekat, lantaran partai wong cilik itu sebaga penguasa selama dua periode. Terlebih, capres yang diusungnya adalah Ganjar yang dalam survei menunjukkan hal positif.
“Ya siapa sih yang tidak mau mendekat dengan kekuasaan. Logikanya kekuasaan adalah gula, maka semut akan berebut di situ. Jadi hal yang wajar,” kata Lili.
Selain itu, Kata Lili, jika dilihat dari narasi yang beredar Ganjar Pranowo merupakan kelanjutan Presiden Jokowi. Akan tetapi, seharusnya parpol lain berani mengambil sikap yang berbeda sebagai perwujudan demokrasi.
“Ganjar sama dengan Jokowi, tapi mestinya partai-partai yang lain berani untuk mengusung jangan hanya ikut-ikutan. Ini kan demokrasi, Jangan semuanya berkumpul di dalam satu gula,” pungkas Lili kepada Kuatbaca.com, Senin (1/5/23).
Jurnalis : Ahmad Hendy Prasetyo
Editor : Gery Gugustomo
Illustrator : Fandy Dwimarjaya
Infografis : Fandy Dwimarjaya
Komentar
Belum ada komentar