“Misteri kasus pembunuhan Iwan Boedi, saksi kunci dugaan korupsi yang tewas tanpa kepala mulai terkuak setelah Jenderal Andika Perkasa buka suara bahwa dua anak buahnya yang dinyatakan dekat dengan mantan Walikota Semarang, Sukawi Sutarip terlibat. Namun sejumlah fakta yang ditemukan tiba-tiba terpatahkan. Saksi yang awalnya melihat dua orang terduga di sekitar TKP sesaat Iwan Boedi dinyatakan hilang, tiba-tiba membisu. Rekaman CCTV yang menangkap gambar diduga kedua pelaku pun ditampik pihak Polisi Militer.”
Akhir September 2022, tim Kuatbaca bertolak dari Jakarta ke Semarang hanya untuk mencari titik terang kasus tewasnya Iwan Boedi Paulus, PNS yang dinyatakan hilang sehari sebelum dirinya diperiksa jajaran Dirkrimsus Polda Jawa Tengah terkait dugaan korupsi di badan Bapenda Kota Malang 2010-2011 silam. Tepatnya tanggal 28 September, tim Kuatbaca tiba di Polda Jateng. Saat rehat setelah sesi wawancara dengan Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Al-Qudussy, tim Kuatbaca mendengar desas desus di lingkungan Polda bahwa ada keterlibatan anggota TNI dibalik kasus tewasnya Iwan Boedi.
Dua pekan setelahnya, Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa buka suara. Dirinya menyatakan ada anggota TNI yang terlibat dengan kasus pembunuhan Iwan Boedi. Kabar burung yang masuk ke dapur redaksi Kuatbaca itu pun akhirnya terkonfirmasi.
"Sudah, kita sedang melakukan proses hukum. Jadi memang itu kan informasi yang di-sharing berdasarkan penyidikan yang dilakukan oleh Polda dan kami sekarang sedang melakukan proses terus," ujar Jenderal Andika di Universitas Gadjah Mada (UGM), Rabu (12/10/2022).
Andika Perkasa mengungkapkan mendapat informasi tersebut dari Polda Jateng dua hari setelah ditemukannya jenazah Paulus Iwan Boedi Prasetyo. Jenazah ASN Pemerintahan Kota Semarang ini ditemukan pada 8 September 2022.
"Kami memeriksa tiga (orang) sejauh ini. Inisialnya saya agak lupa," ungkapnya.
Dari tiga orang yang disebut Panglima TNI, dua orang berinsial HG dan AG merupakan anggota TNI. HG merupakan anggota TNI berpangkat bintara, sedangkan AG berpangkat perwira. Satu orang saksi lain berstatus warga sipil dengan inisial AG Portal.
Ketika diperiksa kepolisian, AG Portal sempat menyebut ada tiga orang yang berada di kawasan Pantai Marina, tempat ditemukannya jasad Iwan Boedi pada tanggal 24 Agustus 2022. Menurut penjelasannya, dua orang diantaranya berbadan tegap.
Namun keterangan AG Portal berubah saat dirinya diperiksa oleh Polisi Militer Kodam IV Diponegoro. Di hadapan para petugas berbaret biru, AG Portal selalu menjawab tidak tahu untuk pertanyaan yang diajukan.
"AG Portal ini dalam lindungan LPSK, tetapi dalam keterangannya selalu menyampaikan tidak tahu," kata Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar di Semarang, Senin (17/10/2022), seperti dilansir Antara.
Kejanggalan Dari Barang Bukti
Iwan Boedi meninggalkan rumah untuk terakhir kalinya pada 24 Agustus 2022. Saat itu dirinya tercatat menjadi seorang narasumber sebuah seminar mewakil Bapenda di Hotel Grasia, Semarang. Berdasarkan rekaman CCTV, polisi mengkonfirmasi Iwan Boedi tiba di Hotel tersebut.
“Jadi kami sampaikan, kami tegaskan bahwa sampai saat ini polisi masih melakukan penyelidikan, masih memperkuat mempertajam beberapa kesaksian yang sedang kita ambilt termasuk juga kita sedang mengambil beberapa alat bukti. Alat bukti itu berupa CCTV mulai perjalanan yang bersangkutan sampai ke Grasia,” ujar Kabid Humas Polda Jateng, Kombes Pol M Iqbal Al-Qudussy kepada Kuatbaca, Rabu (28/9/2022).
Namun, menurut pengakuan istri korban, Onee Anggrawati para ASN Bapenda yang hadir di Hotel Grasia saat itu mengaku tidak melihat sosok Iwan Boedi. Dirinya turut menyayangkan, tak seorang pun mengabarkan kepada Onee bahwa suaminya tidak hadir.
“Hanya satu yang bikin saya sedikit kecewa, seharusnya pada saat bapak tidak datang, apalagi bapak sebagai narasumber di Grasia seharusnya ada orang kantor yang ngecek saya. Pada saat itu tidak ada yang menyampaikan,” terang Onee kepada Kuatbaca, Selasa (27/9/2022).
Belum diketahui pasti dimana lokasi nyawa Iwan Boedi dihabisi. Namun dugaan terhadap motif pembunuhan makin kental terasa saat polisi menemukan laptop di tempat kejadian perkara. Laptop yang merupakan alat penyimpan data ditemukan hangus terbakar bersama bapak empat anak tersebut.
Namun anehnya, Onee mengaku saat Iwan Boedi pergi, suaminya itu tidak membawa laptop. “Padahal saat itu bapaknya anak-anak itu tidak bawa laptop. Di rumah ada laptopnya,” ujarnya.
Keterlibatan AG dan HG Ditampik
Iwan Boedi ditetapkan sebagai saksi kunci kasus korupsi terkait anggaran sertifikasi delapan bidang lahan yang diserahkan ke Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang di wilayah Kecamatan Mijen. Penyelidikan itu berdasarkan aduan Aliansi Masyarakat Kota Semarang pada April 2022 tentang dugaan tindak pidana korupsi di Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah [BPKAD] Kota Semarang.
Keterangan lisan telah diperoleh penyidik Direktorat Reserse Kriminal Khusus Polda Jawa Tengah. Dari keterangan awal almarhum diakui terdapat anggaran yang tidak terserap dalam sertifikasi delapan bidang lahan milik PT KAL kepada Pemkot Semarang.
“Almarhum sudah bersedia memberikan keterangan pada 25 Agustus 2022,” jelas Kombes Pol M Iqbal Al-Qudussy.
Kendati dilaporkan pada tahun 2022, kasus dugaan korupsi tersebut terjadi pada tahun 2010 lalu. Saat itu Walikota Semarang dijabat oleh Sukawi Sutarip.
Sukawi dikabarkan dekat dengan dua anggota TNI yang dinyatakan terlibat dalam pembunuhan Iwan Boedi, AG dan HG. Hal tersebut dikatakan oleh Komandan Polisi Militer (Danpom) Kodam IV Diponegoro, Kolonel CPM Rinoso Budi saat menggelar jumpa pers di Markan Pomdam IV/Diponegoro, Kamis (13/10/2022).
“Ini kan terkait korupsi tahun 2010, waktu itu Wali Kotanya Bapak Sukawi Sutarip ya. Kebetulan dua orang ini memang dekat, apalagi saudara AG ini istrinya keponakan Bapak Sukawi. Ada hubungannya. Tapi ke arah pembunuhan belum ada bukti yang cukup,” jelas Rinoso.
AG dan HG diduga terlibat karena adanya rekaman CCTV yang memperlihatkan AG melintas ke Kawasan Marina sebelum Iwan Boedi.
"Tersangka yang diduga anggota TNI itu melintas pukul 07.22 WIB. Sementara korban melintas pukul 07.24 WIB," ungkapnya.
Namun, dari hasil Pomdam IV/Diponegoro dugaan keterlibatan dua anggota TNI itu tak kuat. Hasil penyelidikan Pomdam, yang terekam CCTV merupakan pegawai Binus School yang sedang berangkat kerja.
"Setelah dicek ternyata saudara Dwi Evadianto, pegawai Binus School," ujarnya.
Untuk itu, pihaknya belum bisa memastikan apakah pembunuhan itu berkaitan dengan kasus korupsi yang terjadi tahun 2010 itu atau tidak.
"Jadi kita belum bisa memastikan," pungkasnya.
Tidak mengetahui keterkaitan dengan kasus korupsi, jawaban semacam itu juga lah yang keluar dari Onee Anggrawati, istri korban yang ditemui tim Kuatbaca di kediamannya. Mediang, dijelaskan sang istri, memang tidak pernah membawah urusan kantor ke rumah. Begitu pula diantara rekan-rekan kerjanya, Iwan Boedi tidak pernah membawa masalah di rumah tangga ke lingkungan kerja.
Alexandre Joseph Adityawarman selaku ketua alumni SMA De Britto Jogjakarta juga mengutarakan hal senada. “Diantara rekan-rekan alumni yang mengenal Mas Iwan, memberi testimoni yang baik tentang almarhum. Ia orang yang lurus,” tuturnya.
Tabir pelaku pembunuhan Iwan Boedi akan terkuak, cepat atau pun lambat. Setidaknya itu dukungan moril yang diutarakan Alexandre, terhadap rekan alumninya di sekolah De Britto. Sama halnya dengan pencarian kepala korban yang masih terpisah dari bagian jasad lainnya. Tubuh korban Iwan Boedi ditemukan terbakar dan sudah dimutilasi. Kepolisian setempat menemukannya di alang-alang kawasan pantai Marina Semarang. (*)