top ads
Home / Telik / Kesehatan / Gairah Masyarakat Cerminan Antusiasme Gaya Hidup

Kesehatan

  • 201

Gairah Masyarakat Cerminan Antusiasme Gaya Hidup

  • January 14, 2022
Gairah Masyarakat Cerminan Antusiasme Gaya Hidup

“Berkembangnya teknologi melahirkan ragam gaya hidup masyarakat Indonesia yang dapat dikelompokkan menjadi empat kuadran. Keempat kuadran tersebut, yaitu hobi, penampilan, olahraga dan hiburan. Lahirnya beragam gaya hidup, dapat menyulut semangat zaman masyarakat masa kini.”

 

Seorang lelaki yang tampak tak asing di sekitar rumah tiba-tiba tak dikenali, pasalnya rambutnya kini berwarna pirang. Tak lupa ia kenakan kacamata hitam menutupi coklat bola matanya yang selalu tajam memperhatikan siapa saja yang berlalu lalang di depan tongkrongannya.

 

Ia mengaku, perubahan penampilan dirinya karena mengidolakan selebgram yang tengah populer di kalangan anak muda.

 

Ya, kehadiran gadget memang mempengaruhi gaya hidup masyarakat saat ini. Penampilan menjadi salah satu gaya hidup masyarakat, yang pada kuadran ini dapat dibagi dalam kategori fashion, model rambut, transportasi dan gadget. Fashion menjadi bagian yang tidak dapat dilepaskan dari penampilan dan gaya hidup keseharian.

 

Salah satu e-Commerce di Indonesia, Shopee, mengungkap penjualan tahunannya telah mencapai 3,5 miliar dollar AS pada kuartal 1 2019. Tentu saja penjualan tersebut ditopang oleh transaksi dalam top kategori Shopee, yang didominasi fashion sebesar 70 persen.

 

Mengutip pernyataan Featherstone pada buku Postmodernisme dan Budaya Konsumen, gaya hidup secara sosiologis (dengan pengertian terbatas) merujuk pada gaya hidup khas suatu kelompok tertentu. Sementara dalam masyarakat modern, mengutip pernyataan Chaney pada buku Lifestyle Sebuah Pengantar Komprehensif, gaya hidup membantu mendefinisikan mengenai sikap, nilai-nilai, kekayaan, serta posisi sosial seseorang.

 

Dalam masyarakat modern istilah ini mengkonotasikan individualisme, ekspresi diri, serta kesadaran diri untuk bergaya. Tubuh, busana, cara bicara, hiburan saat waktu luang, pilihan makanan dan minuman, rumah, kendaraan, bahkan pilihan sumber informasi, dan seterusnya dipandang sebagai indikator dari individualistis selera, serta rasa gaya dari seseorang.

 

Selain penampilan pada fashion, model rambut juga merupakan gaya hidup pada zaman ini. Bertambahnya ragam model rambut menandakan masyarakat telah menjadikannya sebagai gaya hidup agar terlihat lebih menarik dipandang. Publik rela harus menempuh jarak yang cukup jauh demi barbershop yang telah menjadi pilihannya.

 

Sebenarnya, barbershop lah yang dapat dikatakan sebagai gaya hidup itu sendiri, karena pemangkas rambut di setiap barbershop memiliki pengalaman dan keahlian yang berbeda. Sehingga masyarakat dapat menentukan seleranya masing-masing.

 

Tidak hanya penampilan fisik yang menempel pada tubuh kita, kendaraan pribadi yang kita miliki telah menjadi sebuah gaya hidup. Baik motor atau mobil kini sudah bukan hanya sekedar berfungsi sebagai kendaraan. Motor dan mobil pribadi mulai disadari memiliki nilai estetik dalam pemenfaatannya. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat yang kecanduan otomotif untuk dijadikan koleksi.

 

Semua berawal dari gadget, yang tidak hanya digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, tetapi kerap kali diandalkan sebagai sarana beraktivitas digital dan edukasi. Tak pelak gaya hidup masyarakat tanpa disadari terpengaruh oleh sesering apa menggunakan gadget.

 

Berbicara penampilan, sebenarnya ia merupakan salahsatu dari empat kuadran gaya hidup. Selain itu, ada hobi, olahraga dan hiburan.

 


Pada kuadran hobi, terdapat beberapa gaya hidup, di antaranya travelling, shopping dan menjadi seorang YouTuber. Meski masih dalam suasana pandemi Covid-19, masyarakat nyatanya tetap menggandrungi hobi perjalanan atau travelling.

 

Survei Agoda membuktikan, terdapat lima tren perilaku wisatawan Indonesia di masa pandemi. Sebanyak 42 persen masyarakat Indonesia cenderung melakukan perjalanan singkat (staycation), 37 persen responden ingin mengeksplorasi tujuan wisata lokal yang baru, dan 30 persen ingin mencari pengalaman sebagai bagian dari akomodasi mereka.

 

Hasil survei tersebut menandakan pandemi Covid-19 bukanlah halangan bagi para wisatawan Indonesia. Mereka cenderung lelah dan gatal karena selama hampir dua tahun tidak dapat jalan-jalan dan itu memicu semangat mereka para pemilik hobi travelling.

 

Selain jalan-jalan, masyarakat Indonesia memiliki gaya hidup yang konsumtif. Oleh karenanya, aktivitas shopping pun cenderung tinggi. Bertambanya jumlah e-Commerce di masa pandemi Covid-19 memicu semangat berbelanja mereka.

 

Darren Cheng, Senior Client Development Director, Kantar mengatakan, periode akhir tahun merupakan momentum bagi pemain e-Commerce untuk menambah nilai saing dengan menghadirkan rangkaian inovasi dan fitur menarik guna memberikan pengalaman berbelanja online terbaik bagi konsumen.

 

Melihat perkembangan ini, Kantar mengadakan penelitian terkait “Peta Persaingan Online Shopping di Indonesia” selama September 2021. Penelitian ini melibatkan total 870 responden yang disurvei dengan menggunakan survei daring kepada responden dari usia 20 - 35 tahun ke atas.

 

"Penelitian ini dilakukan tidak hanya di kota Tier 1 seperti Jakarta dan kota besar lainnya yang menjadi barometer, tetapi juga di kota-kota Tier 2 dan Tier 3 yang memiliki potensi untuk menjadi penopang pertumbuhan Indonesia di masa yang akan datang," kata Darren Cheng sebagaimana dikutip dari inews.id pada Jumat, 26 November 2021.

 

Terlepas dari kedua hobi tersebut, ternyata bangsa ini gemar mengeksplorasi dan mengembangan kreativitas mereka. Platform YouTube menjadi semakin sering dikunjungi akhir-akhir ini. Mayoritas generasi milenilal memanfaatkan platform ini untuk menuangkan ide kreatif mereka dengan menjadi seorang YouTuber dan menjadikan itu sebuah konten video.

 

Tren membuat konten-konten baru menjadi tantangan dan menyulut semangat para milenial untuk mendapatkan viewer dan juga subscriber yang banyak. Marketing Communications Manager Central & West Java Indosat Ooredoo, Penny Florentina mengatakan, kini hampir semua generasi milenial sudah mulai menjadi YouTuber. Kontennya pun semakin bervariasi karena memang tidak ada patokan pasti terkait dengan apa yang akan diunggah ke YouTube.

 

"Profesi Youtuber semakin digandrungi dan kontennya memang sangat variatif. Selalu ada konten-konten baru," ujarnya sebagaimana dikutip dari kumparan.com pada 26 September 2019.

 

Namun, sayangnya para YouTuber di Indonesia kebanyakan para pemula yang hanya mencoba-coba dalam membuat konten. Ditandai dengan maraknya akun YouTube yang hanya berisikan konten yang merendahkan harga diri pemilik demi meraih viewer dan subscriber.

 

Pada kuadran olahraga, aktivitas ini menjadi bagian yang tidak bisa terpisahkan lagi dalam gaya hidup masyarakat Indonesia. Kuatbaca.com memeringkat bahwa kegiatan olahraga yang digemari masyarakat saat ini antara lain bulutangkis yang menjadi olahraga dengan penonton paling banyak di Indonesia. Survei yang dilakukan Nielsen Sports mencatat bulu tangkis menjadi olahraga terpopuler di Indonesia, bahkan mengalahkan sepak bola.

 

Dalam survei olahraga terpopuler di Asia yang dirilis pada Rabu (2/9/2020), Nielsen Sports menetapkan bulu tangkis sebagai olahraga nomor satu di Indonesia. Sebanyak 71 persen masyarakat Indonesia diklaim menyukai bulu tangkis. Catatan itu membuat bulu tangkis berada di atas olahraga sepak bola yang selama ini menjadi primadona di Indonesia.

 

Ditambah dengan raihan prestasi gemilang pada ajang Olimpiade, Gresya dan Apri menyumbangkan emas untuk Indonesia, dan hal ini menjadi sejarah baru bangsa ini. Beriringan dengan prestasi pada ajang olimpiade tersebut, semangat masyarakat Indonesia pun terangkat dalam bermain bulu tangkis. Seketika gaya hidup bulu tangkis menguat di Indonesia.

 

Dari ranah sepak bola, 68 persen masyarakat Indonesia sangat menggemari olahraga ini. Olahraga yang terbilang murah dan merakyat ini menjadi pilihan banyak kalangan. Sebagai contoh klub sepak bola Persija Jakarta, pernah meraih penonton terbanyak yang datang dan menyaksikan langsung ke stadion.

 

Dilansir dari bolanet, pada musim 2017, jumlah penonton laga kandang Persija mencapai 391.073. Itu pun satu dari 17 partainya digelar tanpa penonton. Musim berikutnya, total penontonnya mencapai 372.293. Sama seperti tahun sebelumnya, satu laga di antaranya berlangsung tanpa penonton.

 

Sementara pada 2019, tercatat ada 413.168 penonton yang hadir. Jumlahnya lebih banyak dari dua musim sebelumnya karena semua laga kandang Persija bisa disaksikan secara langsung.

 

Bila diakumulasikan, jumlah penonton yang hadir dalam tiga musim tersebut mencapai 1.176.534. Rata-rata penonton perlaganya sekitar 24.000 orang. Data tersebut menggambarkan bahwa olahraga yang dimainkan oleh 11 orang tersebut menjadi gaya hidup masyarakat Indonesia.

 

Basket masuk diurutan ketiga menurut hasil survey yang sama, dengan 48 persen jika dinilai dengan angka. Olahraga yang popular di Amerika ini juga berdampak bagi gaya hidup masyarakat di Indonesia, banyak anak muda yang gemar dan menjadikan olahraga basket ini menjadi pola dari gaya hidup mereka.

 

Terakhir untuk gaya hidup dalam bidang olahraga ada futsal, olahraga yang menggunakan bola tendang ini adalah hasil dari perankan sepakbola. Salah satu faktor mengapa olahraga ini dianggap sebagai “olahraga sejuta umat” karena biaya yang dikeluarkan cukup murah. Cukup merogoh kocek Rp 50.000 hingga Rp 200.000, kita sudah bisa menikmati olahraga ini bersama teman-teman.

 

Masyarakat dari berbagai kalangan baik anak-anak, remaja, hingga orang dewasa, menggemari olahraga ini. Bahkan, olahraga yang mulanya dianggap hanya untuk lelaki ini belakangan sudah digemari oleh wanita. Futsal bukan sekedar olahraga lagi, melainkan gaya hidup terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, dan kota besar lainnya.

 

Sementara itu, kuadran terakhir gaya hidup, yaitu hiburan, menjadi kuadran yang memiliki dampak paling besar. Di dalamnya terdapat games, musik dan film. Seiring dengan semakin besarnya animo masyarakat indonesia akan game, teknologi software game pun berkembang makin pesat.

 

Dulu, diawal hanya ada game berbasis PC yang dimainkan sendiri atau jika dimainkan secara bersama (multiplayer) hanya akan berada di sebuah medium yang sama, kini sebagian besar permainan telah beranjak online. Dengan banyaknya permainan yang sudah mulai terhubung secara online, pemain dapat beradu strategi dan keterampilan, bahkan sampai ngobrol dengan sejumlah besar pemain yang berada di belahan dunia.

 

Dengan berubahnya posisi games online dari sekedar permainan menjadi sebuah gaya hidup, prospek untuk usaha penyedia game online menjadi bagus. Sebab game online tidak pernah ada matinya, selalu ada yang baru.

 

Musik merupakan elemen dari gaya hidup yang tidak bisa terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Banyak dari kita mendengarkan musik dari memulai aktifitas, hingga sebagai penghantar tidur.

 

Survei bertajuk Indonesia Music 2021 Outlook yang dilakukan oleh Provetic bersama Resso dan TikTok menguak tren tersebut. Jajak pendapat melibatkan lebih dari 100 responden lintas profesi dalam industri musik.

 

Menurut survei, hal pertama yang diprediksi adalah suguhan genre yang lebih beragam dari biasanya pada 2021. Pasalnya pada 2020 membuat pendengar tersadar betapa menyenangkannya dapat mengekplorasi diri dan gendre yang lebih luas lagi.

 

Selama pandemi melanda, banyak orang yang tertarik untuk mencari dan membuat musik yang menjadikan hal itu sebagai cara untuk menghibur diri. Hal ini juga membuka peluang bagi musisi lintas genre untuk berkolaborasi.

 

Dari survei yang dilakukan, dalam musik juga ada tiga tren yang menjadi pokok utama. Pertama kolaborasi musisi lintas genre, kedua semakin banyaknya platform streaming musik, ketiga pemanfaatan fitur sosial pada platform streaming musik.

 

Pecinta musik bisa lebih mudah ketika ingin mendengarkan musik dari gadget, pasalnya tersedia berbagai platform streaming musik seperti Spotify, Joox, Apple Music, Langit musik, MelOn, dan lainnya lagi yang bisa diunduh lewat gadget.

 

Kuandran gaya hidup terakhir adalah film. Masa pandemi sempat membuat dunia perfilman Indonesia merosot dan banyak film yang tidak jadi tayang di bioskop.

 

Namun hal lain terjadi pada dunia perfilman, serial korea merajai perfilman Indonesia. Pasalnya bertebaran drama Korea di platform Streaming film sangat banyak peminatnya.

 

Berdasarkan penelitian P. C.-, & Septadinusastra, V. A. (2021). “Eksistensi Drama Korea pada Masa Pandemi Covid-19 di Indonesia. 49–58 persen, menyatakan bahwa berdasarkan hasil survey Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia yang dikutip oleh katadata.co.id 30 November 2020, menunjukan 824 responden dari 924 responden yang disurvei, setara dengan 91,1 persen, memilih untuk menonton drama Korea selama pandemi Covid-19. Adanya peningkatan jumlah penonton sebanyak 3,3 persen dari sebelum pandemi Covid-19.

 

Teknologi seperti gadget dan internet mempengaruhi untuk mengetahui informasi dengan cepat, pun dengan orang disekitar dan teman sepermainan yang juga bisa menjadi faktor tambahannya.

 

Ketika seorang ada di lingkup sebuah pertemanan membeli, menonton, mendengarkan produk tertentu, disebuah situs tertentu, hal ini pula mendorong sesama untuk mencari produk tersebut di situs yang sama juga.

 

“Satu orang ada yang belanja di suatu situs pasti akan menyebarkan ke teman yang lain. Lalu yang lain juga akan ikut membeli di situs tersebut,” jelas Ben Soebiakto, pengamat gaya hidup digital.

 

Ketika kita hidup di era dunia digital dijelaskan bisa membuat manusia menghabiskan waktu untuk memperhatikan keseharian orang lain di dunia maya. Faktor itu pula yang memicu keinginan untuk menjadi seperti orang yang sering dilihat.

 

“Saat ini setiap hari kita melihat hidup orang lain, dia pakai apa, cara pakainya gimana, beli di mana, pergi ke mana. Lalu menyebabkan kita untuk ikut memiliki hal-hal yang sama seperti orang itu, Seperti ikut membeli baju yang sama atau juga pergi ke tempat yang sama” kata Ben. (*)



Jurnalis :Muhammad Fadhil
Editor :Jajang Yanuar
Illustrator :Zakki Fauzi
Infografis :Zakki Fauzi
side ads
side ads