Eropa Ciptakan Gerhana Buatan, Buka Babak Baru Ilmu Antariksa

1. Proba-3: Misi Membuat Gerhana Matahari Kapan Saja
Kuatbaca.com - Gerhana Matahari total dikenal sebagai fenomena langka yang hanya terjadi pada waktu dan tempat tertentu. Namun, Badan Antariksa Eropa (ESA) berhasil menciptakan inovasi yang memungkinkan manusia menyaksikan gerhana buatan secara reguler. Lewat misi Proba-3, dua satelit akan bekerja sama menciptakan kondisi seperti gerhana total untuk mempelajari korona Matahari bagian luar atmosfer matahari yang sangat penting namun sulit diamati.
Korona adalah sumber angin Matahari dan lontaran massa korona (CME) yang bisa mengganggu satelit, komunikasi radio, hingga sistem kelistrikan di Bumi. Karena sinarnya sering tertutup cahaya Matahari itu sendiri, gerhana total adalah momen langka untuk mengamatinya kecuali kini bisa direkayasa secara teknis.
2. Cara Kerja Gerhana Buatan ala ESA
Satelit Occulter akan berfungsi sebagai perisai untuk menutupi cahaya Matahari, sedangkan satelit Coronagraph akan menangkap citra korona yang tersembunyi. Kedua satelit ini akan mengorbit Bumi dengan jarak sekitar 150 meter satu sama lain dan bergerak dengan presisi milimeter agar bayangan dari Occulter tepat menutupi Matahari di pandangan Coronagraph.
Satelit ini akan menciptakan gerhana buatan setiap 19 jam 36 menit saat mencapai titik puncak orbit elipsnya yang sejauh 60.527 km dari Bumi. Gerhana buatan ini bahkan bisa berlangsung hingga 6 jam, jauh lebih lama dari gerhana alami yang rata-rata hanya beberapa menit.
3. Terobosan Teknologi: Akurasi Tingkat Tinggi di Orbit
Proba-3 bukan sekadar proyek ilmiah biasa, tapi menjadi bukti konsep bahwa dua satelit bisa dikendalikan dengan akurasi tinggi untuk beroperasi sebagai satu sistem optik raksasa. Untuk mencapainya, ESA menggabungkan berbagai teknologi canggih seperti:
- Navigasi GPS antariksa
- Kamera optik dengan LED penanda posisi
- Radio link presisi
- Pemantulan laser antar-satelit
Langkah ini membuka jalan bagi pengembangan observatorium orbit raksasa, radio teleskop luar angkasa, hingga misi perbaikan satelit secara real-time.
4. Potensi Besar dan Masa Depan Misi Proba-3
Dengan masa operasi awal selama dua tahun, Proba-3 akan menjadi platform penting bagi pemahaman lebih dalam soal iklim antariksa. Penelitian korona Matahari bukan hanya penting bagi astronomi, tetapi juga untuk mitigasi risiko terhadap infrastruktur teknologi di Bumi akibat badai Matahari.
ESA menekankan bahwa misi ini menjadi pintu bagi era baru ilmu antariksa, di mana manusia tidak hanya mengamati alam semesta, tapi aktif menciptakan kondisi buatan untuk mengamatinya secara lebih fleksibel dan presisi. Jika berhasil, teknologi ini juga dapat diaplikasikan dalam penerbangan formasi untuk pengamatan luar angkasa yang jauh lebih kompleks di masa depan.
Sains Antariksa Tak Lagi Menunggu Alam
Dengan misi Proba-3, ESA membuktikan bahwa ilmu pengetahuan kini bisa mengatasi keterbatasan waktu dan ruang dari fenomena alam. Gerhana tak lagi jadi peristiwa langka yang dinanti puluhan tahun, tapi bisa diciptakan sesuai kebutuhan riset, membuka potensi besar dalam eksplorasi Matahari dan pengembangan teknologi satelit masa depan. Sebuah pencapaian revolusioner yang menjadikan langit bukan lagi batas, tapi laboratorium buatan manusia.