Gelombang Protes Kebijakan Imigrasi Trump Meluas ke New York, Ribuan Warga Turun ke Jalan

11 June 2025 13:34 WIB
unjuk-rasa-terjadi-di-new-york-memprotes-kebijakan-imigrasi-trump-1749613681267_169.jpeg

1. Protes Meluas dari Los Angeles ke New York

Kuatbaca.com - Kebijakan imigrasi Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali menuai penolakan besar-besaran. Setelah kerusuhan pecah di Los Angeles akibat operasi penggerebekan imigran oleh aparat ICE (Immigration and Customs Enforcement), kini giliran warga New York City yang turun ke jalan. Pada Selasa, 10 Juni 2025, ribuan demonstran memenuhi jalanan kota, menuntut keadilan bagi para migran dan mengecam keras tindakan represif pemerintah pusat.

Para demonstran memadati Foley Square di Lower Manhattan, tepat di depan gedung pengadilan federal yang menjadi lokasi penahanan sejumlah migran beberapa hari sebelumnya. Mereka kemudian berkonvoi ke sejumlah titik pusat kota sambil membawa poster bertuliskan "ICE, keluar dari New York" dan meneriakkan yel-yel "Tidak ada kebencian, tidak ada rasa takut, imigran diterima di sini."

2. Alasan Protes: Ketakutan dan Solidaritas

Gelombang protes ini dipicu oleh peningkatan operasi penggerebekan imigrasi yang disebut menyasar kelompok rentan, termasuk pekerja migran dan anggota komunitas Latin. Para demonstran menyuarakan solidaritas terhadap keluarga imigran tanpa dokumen, banyak di antaranya tinggal di Amerika Serikat selama puluhan tahun.

“Saya di sini membela orang-orang yang tidak bisa bersuara, termasuk ibu saya yang seorang imigran,” ujar seorang demonstran wanita yang menolak menyebutkan namanya karena khawatir status ibunya. Hal senada disampaikan Jacqueline, wanita keturunan Meksiko berusia 23 tahun yang merasa ketakutan atas nasib keluarganya. Ia menyatakan, “Saya tidak ingin hidup dalam masyarakat yang membuat saya takut dengan keselamatan keluarga saya.”

3. Kontras dengan Los Angeles: Aksi di New York Berjalan Damai

Berbeda dengan Los Angeles yang sempat dilanda kerusuhan dan kekerasan — mulai dari pembakaran mobil, pelemparan batu ke aparat, hingga pengerahan militer — unjuk rasa di New York berlangsung relatif damai. Tidak ada laporan bentrokan antara warga dengan kepolisian, meski situasi tetap dipantau ketat oleh Departemen Kepolisian New York (NYPD).

Wali Kota New York, Eric Adams, menyatakan bahwa pemerintah kota tidak akan mentolerir kekerasan seperti di LA. “Kami siap mengantisipasi segala kemungkinan, namun juga berkomitmen untuk menjaga ruang bagi kebebasan berekspresi dan aksi damai,” ucapnya dalam pernyataan resmi.

4. Respons Pemerintah: Trump Kukuh, Warga Semakin Geram

Presiden Trump hingga kini tidak menunjukkan tanda akan melunak dalam pendekatannya terhadap imigrasi. Sebaliknya, ia menyebut penggerebekan sebagai bagian dari upaya “memulihkan hukum dan ketertiban” dan bahkan mengerahkan ribuan personel Garda Nasional dan Marinir ke titik-titik rawan kerusuhan seperti Los Angeles.

Kebijakan ini dinilai memicu polarisasi tajam di masyarakat Amerika, khususnya antara pendukung pengetatan imigrasi dan kelompok pembela hak-hak migran. Reaksi keras juga datang dari Gubernur California Gavin Newsom, yang menyebut pengerahan tentara oleh Trump sebagai tindakan "ilegal dan tidak bermoral".

Amerika di Persimpangan Jalan

Gelombang unjuk rasa yang kini menyelimuti kota-kota besar di AS seperti Los Angeles dan New York menandai ketegangan sosial yang terus meningkat terkait kebijakan imigrasi. Ribuan warga dari berbagai latar belakang menyuarakan keresahan dan solidaritas terhadap komunitas imigran yang kian tertekan. Dengan pilpres 2028 kian mendekat, konflik ini bisa menjadi isu sentral yang menentukan arah masa depan Amerika Serikat.

internasional

Fenomena Terkini






Trending