Pemerintah Diminta Siap Hadapi Potensi Gugatan Internasional dari Keluarga Juliana Marins

5 July 2025 11:40 WIB
juliana-marins-turis-brasil-yang-tewas-di-gunung-rinjani-lombok-ntb-1750860562383_169.jpeg

Kuatbaca.com- Keluarga Juliana Marins berencana membawa kasus kematian Juliana yang terjadi saat pendakian di Gunung Rinjani ke jalur hukum internasional. Menyikapi hal ini, Ketua Komisi VII DPR RI, Saleh Partaonan Daulay, mengingatkan Pemerintah Indonesia agar mempersiapkan segala kemungkinan gugatan hukum yang akan diajukan.

Menurut Saleh, pemerintah harus teliti mengikuti perkembangan kasus ini karena keluarga korban tampak belum menerima dengan lapang dada musibah yang menimpa Juliana. “Pemerintah kita harus mengikuti perkembangan kasus ini dengan baik dan hati-hati. Keluarga Juliana kelihatannya belum menerima musibah ini dengan lapang dada. Itulah sebabnya mereka berencana menggugat Indonesia melalui jalur hukum internasional,” ujar Saleh saat ditemui di Jakarta, Jumat (4/7/2025).

Lebih lanjut, Saleh menekankan pentingnya kesiapan pemerintah dalam menghadapi gugatan tersebut, terutama dalam menyiapkan bukti, fakta, serta menghadirkan pengacara dengan kemampuan terbaik untuk membela Indonesia. “Indonesia harus bersiap menghadapi gugatan yang akan diajukan. Perlu dipersiapkan bukti dan fakta terkait musibah itu. Dan tentu para pengacara yang memiliki kemampuan yang baik untuk membela Indonesia,” tuturnya.

1. Evaluasi Menyeluruh Dibutuhkan, Keamanan Jadi Prioritas dalam Pendakian Rinjani

Saleh juga menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh terkait seluruh aspek pendakian di Gunung Rinjani, khususnya aspek keamanan yang harus menjadi prioritas utama. Menurutnya, pendakian merupakan aktivitas yang banyak diminati pencinta alam dan harus memberikan rasa aman dan nyaman bagi para pendaki.

“Siapa pun boleh melakukan pendakian, tetapi keselamatan harus menjadi prioritas. Ini adalah bagian dari aktivitas pencinta alam. Karena itu, harus dipikirkan betul agar setiap orang merasa nyaman, aman, dan tenang ketika melakukannya,” jelas Saleh.

Pernyataan ini menjadi pengingat bagi pemerintah dan pengelola kawasan wisata pendakian untuk terus memperbaiki standar prosedur dan tata kelola guna mengurangi risiko kecelakaan dan menjaga keselamatan para pendaki.

2. Yakin Kasus Tidak Merusak Citra Pariwisata Indonesia

Meskipun insiden tragis ini menuai perhatian luas dan perdebatan di media sosial, Saleh meyakini bahwa kasus ini tidak akan merusak citra pariwisata Indonesia secara keseluruhan. Ia menegaskan bahwa kejadian tersebut merupakan kecelakaan biasa sesuai laporan kepolisian.

“Kalau dari laporan polisi kita, ini adalah kecelakaan biasa. Karena itu, tidak perlu ada kekhawatiran apa pun. Yang perlu dijaga adalah bagaimana agar kejadian seperti ini tidak terulang lagi. Standar prosedur pendakian harus diperbaiki. Harus dipastikan bahwa mereka yang mendaki aman dan bisa kembali bertemu dengan keluarga mereka,” tegas Saleh.

3. Latar Belakang Gugatan dan Permintaan Pemeriksaan Ulang oleh Pemerintah Brasil

Insiden kematian Juliana Marins saat mendaki Gunung Rinjani memicu respons dari pemerintah Brasil melalui Kantor Pembela Umum Federal (DPU). Mereka mengajukan permintaan resmi kepada Kepolisian Federal Brasil untuk menyelidiki kemungkinan adanya kelalaian dari pihak otoritas Indonesia.

Jika ditemukan indikasi pelanggaran, pemerintah Brasil tidak menutup kemungkinan akan membawa kasus ini ke forum internasional seperti Komisi Antar-Amerika untuk Hak Asasi Manusia (IACHR). Selain itu, keluarga korban juga meminta pengadilan federal Brasil untuk melakukan autopsi ulang terhadap jenazah Juliana sebagai bagian dari proses hukum yang tengah mereka tempuh.

Fenomena Terkini






Trending