Indonesia Bangun Pabrik Baterai Lithium Terbesar di Asia Tenggara, Siap Produksi 2027

6 July 2025 11:52 WIB
pembangunan-pabrik-sel-baterai-lithium-di-karawang-jawa-barat-1751695017006_169.jpeg

Kuatbaca.com - Indonesia tengah mengambil langkah besar dalam transformasi energi hijau melalui pembangunan pabrik baterai lithium terbesar di Asia Tenggara. Proyek ambisius ini dikerjakan oleh PT Industri Baterai Indonesia (IBC) bersama mitra global yaitu Brunp dan Lygend (CBL), anak perusahaan dari raksasa baterai dunia, Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL). Dengan nilai investasi mencapai US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 95,5 triliun, pabrik ini menjadi salah satu proyek industri baterai terbesar di kawasan.

Pabrik tersebut akan berlokasi di Karawang, Jawa Barat, dan baru saja memasuki tahap konstruksi setelah prosesi groundbreaking dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto pada 29 Juni 2025. Proyek ini bukan hanya sekadar fasilitas produksi, tetapi akan menjadi bagian dari ekosistem hilirisasi industri kendaraan listrik nasional dari hulu ke hilir.

1. Target Produksi untuk Pasar Domestik dan Global

Pabrik baterai yang sedang dibangun ini dirancang menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV) dan sistem penyimpanan energi baterai (Battery Energy Storage System/BESS) yang akan melayani kebutuhan pasar lokal dan ekspor. Menurut Direktur Hubungan Kelembagaan IBC, Reynaldi Istanto, pabrik ini akan menjadi pendorong utama bagi daya saing Indonesia di industri baterai global.

“Jadi ini diproduksi dalam negeri, tapi kapasitasnya akan meningkat sehingga bukan hanya melayani market Indonesia, tapi juga Asia Tenggara, bahkan akan menjangkau market Amerika, dan India,” ungkap Reynaldi.

Pada tahap pertama, pabrik ini ditargetkan memiliki kapasitas produksi sebesar 6,9 GWh, cukup untuk memenuhi kebutuhan ratusan ribu unit kendaraan listrik. Kapasitas ini akan diperluas secara bertahap hingga mencapai 15 GWh, atau setara dengan kebutuhan baterai untuk 200 ribu hingga 300 ribu kendaraan listrik.

2. Produksi Komersial Mulai 2027

IBC menargetkan pembangunan fisik pabrik akan rampung pada kuartal ketiga tahun 2026. Setelah itu, perusahaan akan segera melakukan uji coba produksi untuk memastikan kesiapan operasional penuh pada tahun 2027.

“Kita targetkan uji coba produksi langsung berjalan usai konstruksi selesai agar percepatan operasional bisa dilakukan,” ujar Reynaldi.

Kehadiran pabrik ini diproyeksikan akan memberikan dampak ekonomi yang signifikan, baik dari sisi penciptaan lapangan kerja, penyerapan teknologi, hingga kontribusi terhadap neraca perdagangan nasional.

3. Menarik Minat Pasar Internasional

Sejak awal pengembangannya, proyek baterai Karawang sudah menarik perhatian dari berbagai negara. Beberapa pihak luar negeri disebut telah mengajukan minat untuk menjadi off-taker, baik untuk kebutuhan Battery Electric Vehicle (BEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), maupun sistem penyimpanan energi skala besar (BESS).

“Sudah ada off-taker, baik untuk Battery Electric Vehicle (BEV), Hybrid Electric Vehicle (HEV), atau Battery Energy Storage System (BESS),” jelas Reynaldi.

Hal ini menunjukkan kepercayaan global terhadap kapasitas dan kualitas produksi Indonesia di sektor baterai kendaraan listrik.

Fenomena Terkini






Trending