Resepsi Pernikahan Tetap Digelar di Tengah Banjir Rob Muara Angke

Kuatbaca.com - Di tengah derasnya banjir rob yang melanda wilayah Muara Angke, Kelurahan Pluit, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, warga RW 22 tetap melangsungkan resepsi pernikahan. Banjir rob yang mulai merendam kawasan padat penduduk ini tidak menghalangi keluarga pengantin untuk menjalankan acara sakral tersebut. Acara berlangsung pada Senin malam, 23 Juni 2025, meski lokasi pernikahan sudah tergenang air setinggi puluhan sentimeter.
Ketua RW 22, Bani Sadar, menjelaskan bahwa pernikahan ini tidak bisa ditunda karena undangan telah tersebar luas dan kesiapan acara sudah maksimal. "Resepsi tetap berjalan di tengah banjir karena undangan sudah disebar oleh keluarga," ujarnya. Semangat dan keinginan kuat untuk tetap melangsungkan pernikahan di tengah kondisi sulit ini menunjukkan betapa pentingnya momentum tersebut bagi keluarga pengantin dan warga sekitar.
1. Penghulu Pernikahan Digendong ke Lokasi Acara
Situasi unik dan penuh kekompakan muncul saat prosesi akad nikah akan dimulai. Karena genangan air cukup tinggi, penghulu yang bertugas menikahkan pengantin sampai harus digendong oleh warga menuju tempat akad. Air banjir rob yang mencapai ketinggian hingga 80 sentimeter di beberapa titik membuat penghulu sulit berjalan dengan bebas.
Bani Sadar bercerita, "Penghulu yang menikahkan digendong menuju lokasi akad. Alhamdulillah, prosesi tetap berlangsung lancar meski banjir datang." Aksi gotong royong warga ini memperlihatkan solidaritas tinggi serta tekad kuat menjaga kelangsungan acara penting di tengah tantangan alam yang tidak mudah. Momen tersebut pun menjadi inspirasi bahwa kegigihan dan kebersamaan mampu mengatasi berbagai hambatan.
2. Kondisi Banjir Rob di Muara Angke Terus Berlanjut
Banjir rob sudah berlangsung selama dua hari di kampung nelayan Muara Angke. Menurut laporan, sebanyak ratusan rumah di 11 RT di RW 22 mengalami genangan air yang bervariasi antara 50 hingga 90 sentimeter. Meskipun begitu, sebagian besar warga tetap memilih bertahan di rumah mereka masing-masing, tidak mengungsi.
Ketinggian air tertinggi tercatat di Jalan Dermaga Ujung yang mencapai 90 sentimeter pada Senin malam. Area pemukiman warga di sekitarnya juga terdampak dengan ketinggian air antara 50 hingga 80 sentimeter. Kondisi ini membuat aktivitas warga menjadi terbatas, namun semangat dan rasa kebersamaan tetap terjaga di tengah banjir yang merendam lingkungan.
3. Tamu Undangan Tetap Hadir di Resepsi Pernikahan
Meskipun pernikahan digelar dalam kondisi banjir rob yang cukup parah, tamu undangan tetap datang dan memeriahkan acara. Kehadiran mereka menambah semarak dan kehangatan dalam momen bahagia tersebut. Keluarga pengantin dan warga pun berupaya semaksimal mungkin menyelenggarakan acara dengan segala keterbatasan yang ada.
Menurut Ketua RW, masyarakat saling bahu-membahu membantu jalannya acara, baik dengan menyediakan akses aman menuju lokasi maupun menjaga kenyamanan para tamu. Ini menunjukkan nilai gotong royong yang masih kuat di komunitas Muara Angke, sekaligus membuktikan bahwa situasi alam tak harus menjadi penghalang untuk merayakan hari bersejarah.
4. BPBD DKI Jakarta Melaporkan Kondisi Banjir Rob Terbaru
Pada pagi hari setelah acara pernikahan berlangsung, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta melaporkan bahwa satu RT di Kelurahan Pluit masih mengalami banjir rob dengan ketinggian air sekitar 10 sentimeter. Meski mengalami penurunan, banjir rob ini tetap menjadi perhatian karena berpotensi mengganggu aktivitas warga dan stabilitas lingkungan.
Penanganan banjir rob di kawasan pesisir Jakarta ini membutuhkan koordinasi dan upaya berkelanjutan agar dampak negatifnya bisa diminimalkan. Kondisi alam yang tidak menentu mengharuskan masyarakat dan pemerintah untuk bersama-sama mencari solusi adaptasi yang efektif demi menjaga kelangsungan hidup dan aktivitas sehari-hari warga.