Gempa Magnitudo 4,2 Guncang Kabupaten Buru, Maluku: Warga Dikejutkan Guncangan Dini Hari

Kuatbaca - Warga Kabupaten Buru, Maluku, dikejutkan oleh gempa bumi yang terjadi pada Sabtu dini hari, 5 Juli 2025. Gempa tersebut berkekuatan magnitudo 4,2 dan terjadi pada pukul 00:21 waktu Indonesia bagian barat. Walau tidak tergolong besar, guncangan yang terjadi di tengah malam ini sempat membuat sebagian warga terjaga dan panik.
Pusat Gempa Tercatat di Laut dengan Kedalaman Dangkal
Berdasarkan data pemantauan gempa terbaru, gempa ini terjadi di koordinat 3,91 derajat Lintang Selatan dan 126,88 derajat Bujur Timur. Lokasi ini berada di wilayah perairan sekitar Kabupaten Buru. Kedalaman gempa tercatat hanya 11 kilometer di bawah permukaan bumi, yang tergolong sebagai gempa dangkal. Jenis gempa dengan kedalaman seperti ini umumnya lebih terasa di permukaan dan berpotensi menimbulkan getaran kuat di area sekitarnya.
Reaksi Warga: Antara Panik dan Waspada
Meski kekuatan gempa tergolong sedang dan tidak menimbulkan kerusakan besar, sejumlah warga melaporkan sempat merasakan guncangan yang cukup kuat. Beberapa warga bahkan keluar rumah untuk berjaga-jaga, khawatir akan adanya gempa susulan. Namun hingga pagi hari, belum ada laporan resmi mengenai kerusakan bangunan atau korban jiwa akibat peristiwa ini.
Suasana di beberapa kecamatan di Kabupaten Buru sempat lengang sesaat setelah guncangan terjadi. Sebagian masyarakat memilih untuk tetap berada di luar rumah selama beberapa waktu sebelum kembali ke tempat tinggal mereka. Hal ini menunjukkan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bencana, meskipun gempa tidak terlalu besar.
Kondisi Geologis Maluku yang Rawan Gempa
Wilayah Maluku memang dikenal sebagai salah satu daerah rawan gempa bumi di Indonesia. Hal ini disebabkan oleh letaknya yang berada di pertemuan tiga lempeng tektonik utama: Lempeng Indo-Australia, Lempeng Eurasia, dan Lempeng Pasifik. Ketiganya saling bertumbukan dan menyebabkan aktivitas seismik yang tinggi.
Kabupaten Buru, meski tidak seaktif daerah seperti Ambon atau Halmahera dalam hal aktivitas gempa, tetap berada dalam zona rawan. Aktivitas tektonik di bawah laut yang melingkupi kepulauan Maluku kerap memicu gempa-gempa kecil hingga sedang yang bisa terjadi kapan saja tanpa peringatan.
Dalam situasi seperti ini, peran pemerintah daerah dan masyarakat menjadi krusial. Sosialisasi mengenai mitigasi bencana gempa bumi menjadi hal yang sangat penting untuk dilakukan secara berkala. Edukasi tentang langkah-langkah penyelamatan diri saat gempa, jalur evakuasi, serta pentingnya memiliki tas siaga bencana di rumah harus terus digalakkan.
Meskipun kali ini gempa tidak menimbulkan kerusakan, masyarakat tidak boleh lengah. Pengalaman dari berbagai bencana sebelumnya menunjukkan bahwa gempa yang tampak ringan bisa menjadi peringatan dini akan aktivitas tektonik yang lebih besar di masa mendatang.
Lembaga resmi pemantau aktivitas gempa di Indonesia telah mencatat peristiwa ini dan menyampaikan bahwa informasi awal tentang kekuatan dan lokasi gempa masih bersifat sementara dan dapat berubah sesuai analisis lanjutan. Meski begitu, tidak ada peringatan dini tsunami yang dikeluarkan karena lokasi dan kekuatan gempa tidak memenuhi syarat terjadinya gelombang laut berbahaya.
Pihak berwenang juga mengimbau warga untuk tidak mudah terpancing isu atau hoaks yang beredar, terutama yang beredar melalui media sosial tanpa sumber yang jelas. Informasi seputar gempa bumi sebaiknya hanya diperoleh dari lembaga resmi seperti BMKG atau instansi kebencanaan setempat.
Peristiwa gempa bumi di Kabupaten Buru pada awal Juli ini menjadi pengingat bahwa Indonesia adalah wilayah yang tidak pernah lepas dari potensi bencana alam. Masyarakat di daerah rawan gempa seperti Maluku harus selalu siap dan waspada. Kejadian ini, meskipun tidak berdampak besar, tetap menjadi bagian dari rangkaian aktivitas alam yang perlu terus dipantau dan dijadikan bahan pembelajaran bersama.