BPBD Bogor Siaga Hadapi Potensi Hujan Lebat dan Banjir Menjelang Lebaran

Kuatbaca.com - Menjelang Lebaran 2025, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor mengantisipasi potensi hujan lebat yang dapat menyebabkan banjir di wilayah Puncak, Bogor. Sebagai salah satu kawasan rawan bencana banjir di Jawa Barat, Puncak menjadi fokus utama dalam upaya mitigasi bencana. BPBD Bogor bersama dengan berbagai pihak terkait telah menyusun langkah-langkah antisipasi untuk memastikan keselamatan warga dan wisatawan yang berada di kawasan tersebut.
Mengingat bahwa Puncak berada dalam wilayah Kabupaten Bogor, namun sering kali berdampak pada Kota Bogor, BPBD Kota Bogor memiliki jaringan komunikasi yang kuat dengan berbagai komunitas dan instansi terkait. Kerja sama dengan Komunitas Peduli Sungai Cileungsi Cikeas (KP2C), penjaga pintu air Katulampa, serta Satgas Ciliwung menjadi kunci dalam koordinasi kesiapsiagaan menghadapi potensi banjir. "Kami terus menjalin koordinasi dengan pemda dan instansi terkait untuk memastikan respons yang cepat dan tepat," ungkap Hidayatullah, Kepala Pelaksana BPBD Kota Bogor.
1. Sosialisasi SOP Evakuasi Mandiri kepada Masyarakat
BPBD Kota Bogor juga telah menggencarkan sosialisasi mengenai prosedur operasional standar (SOP) evakuasi mandiri kepada masyarakat. Tujuannya adalah agar warga dapat memahami langkah-langkah yang harus diambil jika terjadi keadaan darurat, seperti banjir atau bencana lainnya. "Kami ingin masyarakat tidak hanya mengandalkan bantuan dari pemerintah, tetapi juga memiliki kesiapsiagaan pribadi dalam menghadapi situasi darurat," jelas Hidayatullah.
Salah satu elemen penting dalam evakuasi adalah penyediaan tas siaga. Tas siaga berisi kebutuhan dasar yang dapat membantu warga bertahan hidup dalam kondisi darurat dan memudahkan mereka untuk segera mengungsi jika diperlukan. BPBD Kota Bogor menekankan pentingnya kesiapan pribadi setiap individu dalam menghadapi kemungkinan bencana yang dapat terjadi kapan saja.
2. Peningkatan Sistem Peringatan Dini (EWS)
Sistem peringatan dini (Early Warning System/EWS) menjadi salah satu alat penting dalam mitigasi bencana. BPBD Bogor terus meningkatkan efektivitas sistem ini agar lebih responsif terhadap perubahan cuaca ekstrem, terutama menjelang Lebaran. Hidayatullah menambahkan bahwa meskipun beberapa sistem peringatan dini masih beroperasi secara manual, namun sistem tersebut tetap berfungsi dengan baik dalam memberikan informasi dini kepada masyarakat.
Peningkatan EWS ini juga mencakup pemanfaatan teknologi dan informasi yang lebih canggih, yang dapat memberikan peringatan lebih cepat dan akurat. Masyarakat diimbau untuk terus mengikuti informasi terbaru mengenai potensi bencana yang mungkin terjadi di wilayah mereka, baik melalui media sosial resmi BNPB, BMKG, BPBD Kota Bogor, maupun BPBD Kabupaten Bogor.
3. Imbauan untuk Selalu Waspada
Selain melalui sistem peringatan dini, BPBD Bogor juga mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap cuaca ekstrem yang dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama menjelang Lebaran. “Kami meminta masyarakat untuk selalu mengikuti informasi resmi yang disampaikan oleh instansi terkait dan menjaga kewaspadaan tinggi,” ujar Hidayatullah. Ia juga menekankan pentingnya menyimpan nomor darurat di ponsel sebagai langkah preventif agar masyarakat dapat segera menghubungi pihak berwenang jika diperlukan.
Selain itu, warga diharapkan juga memperhatikan dan mengikuti informasi yang diberikan oleh media sosial resmi terkait cuaca dan bencana, serta tidak ragu untuk melapor jika ada potensi bencana di lingkungan sekitar mereka.
4. Rekayasa Cuaca untuk Antisipasi Hujan Lebat
Sebagai langkah lanjutan dalam menghadapi potensi hujan lebat yang dapat mengakibatkan banjir di Puncak dan daerah sekitarnya, BNPB bekerjasama dengan pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan rekayasa cuaca. Mulai 27 hingga 30 Maret 2025, rekayasa cuaca dilakukan untuk mengurangi potensi hujan yang dapat memicu banjir di beberapa titik, khususnya di kawasan Puncak yang dikenal dengan kerawanan bencananya.
Rekayasa cuaca ini diharapkan dapat mengurangi intensitas hujan lebat yang diprediksi akan terjadi menjelang Lebaran, sehingga dampak negatifnya terhadap masyarakat dan infrastruktur dapat diminimalkan. “Dengan adanya rekayasa cuaca, kami berharap hujan lebat dapat lebih terkendali dan tidak menyebabkan kerusakan yang lebih parah,” ujar Suharyanto, Kepala BNPB.