Muhammadiyah Gelar Salat Tarawih Perdana di Masjid At-Tanwir Jakarta

28 February 2025 21:12 WIB
warga-muhammadiyah-salat-tarawih-perdana-di-masjid-at-tanwir-jakpus-maulana-ilhami-fawdidetikcom-1740748950114_169.jpeg

Kuatbaca - Menandai dimulainya bulan suci Ramadan, warga Muhammadiyah di Jakarta melaksanakan salat tarawih perdana pada Jumat (28/2/2025) malam. Salah satu lokasi utama pelaksanaan ibadah ini adalah Masjid At-Tanwir yang berada di kompleks Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat.

Keputusan Muhammadiyah untuk memulai Ramadan lebih awal dibanding ketetapan pemerintah berdasarkan metode perhitungan hisab hakiki wujudul hilal. Metode ini menyatakan bahwa hilal—bulan sabit pertama penanda awal bulan hijriah—sudah terlihat, sehingga 1 Ramadan jatuh pada Sabtu, 1 Maret 2025.

Suasana Khusyuk di Masjid At-Tanwir

Sejak sebelum azan Isya berkumandang, jemaah sudah mulai berdatangan ke masjid. Mereka datang dengan membawa semangat menjalani ibadah tarawih pertama di bulan Ramadan tahun ini.

Salat tarawih dimulai sekitar pukul 20.14 WIB. Para jemaah terlihat khusyuk mengikuti rangkaian ibadah. Meski demikian, suasana masjid masih terasa cukup lengang, dengan beberapa saf yang belum sepenuhnya terisi. Hal ini mungkin disebabkan oleh perbedaan awal Ramadan antara Muhammadiyah dan sebagian besar masyarakat Muslim di Indonesia yang mengikuti keputusan pemerintah.

Maklumat PP Muhammadiyah Jadi Pedoman

Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At-Tanwir, M. Ziyad, menjelaskan bahwa pelaksanaan salat tarawih ini didasarkan pada maklumat dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Menurut perhitungan hisab hakiki wujudul hilal, posisi bulan sudah cukup untuk menandai awal bulan Ramadan, sehingga Muhammadiyah menetapkan puasa dimulai lebih awal dibanding ketetapan pemerintah yang biasanya menunggu rukyatul hilal atau pengamatan langsung.

"Keputusan ini mengikuti metode hisab yang digunakan Muhammadiyah, yang menegaskan bahwa malam ini sudah masuk 1 Ramadan. Oleh karena itu, kami melaksanakan salat tarawih perdana," ujar M. Ziyad.

Ketua Umum PP Muhammadiyah Tidak Hadir

Dalam pelaksanaan tarawih perdana ini, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir maupun Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Abdul Mu'ti tidak hadir di Masjid At-Tanwir. Haedar Nashir diketahui sedang berada di Yogyakarta untuk mengikuti kegiatan lainnya, sementara Abdul Mu'ti tengah menjalankan tugas kenegaraan di luar Jakarta.

Meskipun demikian, acara tetap berlangsung dengan khidmat. M. Ziyad bertindak sebagai khatib, sedangkan Ustaz Teguh Agus Wahyuda menjadi imam dalam salat tarawih perdana ini.

Setiap tahun, perbedaan dalam penentuan awal Ramadan antara Muhammadiyah dan pemerintah kerap terjadi. Meski begitu, perbedaan ini sudah menjadi bagian dari keberagaman umat Islam di Indonesia. Masyarakat tetap saling menghormati pilihan metode masing-masing dalam menentukan awal bulan suci.

Bagi Muhammadiyah, penggunaan hisab hakiki wujudul hilal dianggap sebagai metode yang akurat dan konsisten. Sementara itu, pemerintah dan Nahdlatul Ulama (NU) cenderung menggunakan metode rukyatul hilal, yang bergantung pada pengamatan langsung terhadap bulan sabit.

Perbedaan ini tidak mengurangi semangat umat Islam dalam menjalankan ibadah Ramadan. Baik yang memulai lebih awal maupun yang mengikuti keputusan pemerintah, esensi dari Ramadan tetaplah sama—bulan penuh berkah untuk meningkatkan ketakwaan dan memperbanyak amal ibadah.

Meski jumlah jemaah pada tarawih pertama ini belum sebanyak biasanya, semangat warga Muhammadiyah tetap tinggi dalam menyambut bulan suci. Banyak yang berharap Ramadan tahun ini membawa keberkahan dan semakin mempererat tali persaudaraan antarumat Islam, terlepas dari perbedaan metode penentuan awal puasa.

Dengan dimulainya salat tarawih, bulan Ramadan resmi tiba bagi warga Muhammadiyah. Kini, umat Islam di seluruh Indonesia bersiap menyambut hari pertama puasa dengan penuh kegembiraan dan harapan.

Fenomena Terkini






Trending