Menag Usulkan Pendirian Museum Hadis di Indonesia, Gagasan Besar dari Konferensi Lembaga Hadis Raja Salman

29 April 2025 21:10 WIB
menag-nasaruddin-umar-keempat-dari-kanan-dok-kemenag-1745925773175.jpeg

Kuatbaca.com - Menteri Agama Republik Indonesia, Nasaruddin Umar, menghadiri konferensi ke-4 Dewan Pengawas Lembaga Hadis Nabawi yang berlangsung di Madinah, Arab Saudi. Dalam kesempatan itu, Nasaruddin mengajukan usulan besar: pembangunan Museum Hadis Rasulullah SAW di Indonesia. Gagasan ini menjadi sorotan, mengingat Indonesia merupakan negara dengan populasi Muslim terbesar di dunia dan memiliki kontribusi besar dalam pengembangan kajian keislaman global.

1. Konferensi Lembaga Hadis Nabawi: Forum Bergengsi Dunia Islam

Lembaga Hadis Nabawi adalah institusi prestisius yang berada di bawah binaan langsung Raja Arab Saudi, Salman bin Abdulaziz al-Saud. Lembaga ini mewadahi para ulama dan cendekiawan dari berbagai negara untuk membahas, merawat, serta mengembangkan warisan keilmuan Islam, khususnya hadis Nabi Muhammad SAW. Konferensi keempat yang digelar kali ini merupakan bagian dari empat sidang tahunan yang dijadwalkan rutin setiap tahunnya.

Kehadiran Nasaruddin sebagai satu-satunya perwakilan dari Indonesia menunjukkan pengakuan dunia terhadap posisi strategis Indonesia dalam komunitas Islam internasional.

2. Usulan Museum Hadis: Lebih dari Sekadar Galeri Keislaman

Dalam forum tersebut, Menag Nasaruddin mengajukan gagasan pendirian Museum Hadis Rasulullah di Indonesia. Museum ini tidak hanya dimaksudkan sebagai tempat pameran teks-teks hadis, tetapi sebagai pusat kajian multidisiplin yang mencakup ilmu hukum Islam, sejarah, dan juga tibbun-nabawi—ilmu kedokteran ala Nabi.

Konsep museum ini diarahkan untuk menjadi ruang edukasi publik yang terbuka, interaktif, dan berbasis riset ilmiah, sekaligus menjadi landmark baru peradaban Islam di Asia Tenggara. Harapannya, museum ini dapat mempertemukan akademisi, santri, peneliti, dan masyarakat umum untuk memahami pesan substantif dari hadis Rasulullah SAW secara lebih luas dan mendalam.

3. Mengembangkan Kajian Hadis dari Hukum ke Kesehatan

Tradisi keilmuan Islam yang berkembang selama ini sering kali menitikberatkan kajian hadis pada dimensi hukum dan fiqih. Namun, menurut Nasaruddin, banyak sekali hadis yang berkaitan langsung dengan aspek-aspek kehidupan praktis seperti gaya hidup sehat, pengobatan alami, kebersihan, pola makan, dan kesehatan mental. Hadis-hadis semacam ini perlu mendapatkan perhatian lebih agar bisa dikembangkan dalam konteks kekinian.

Museum Hadis yang diusulkan akan menjadi lembaga kajian tibbun-nabawi yang terfokus pada eksplorasi sains dan medis berbasis hadis Nabi. Ini bisa membuka peluang besar dalam integrasi antara keilmuan Islam klasik dan riset medis modern, sebuah hal yang jarang disentuh secara mendalam di banyak lembaga keislaman konvensional.

4. Melanjutkan Tradisi Inovatif Indonesia di Dunia Islam

Ini bukan kali pertama Indonesia berkontribusi dengan ide besar dalam forum internasional Islam. Dalam konferensi sebelumnya, Nasaruddin mengusulkan pelaksanaan Musabaqah Hadis tingkat internasional—ajang kompetisi hafalan dan pemahaman hadis lintas negara. Usulan itu telah direalisasikan dan kini menjadi program rutin yang diselenggarakan oleh Lembaga Hadis Nabawi.

Gagasan pendirian museum hadis melanjutkan rekam jejak kontribusi pemikiran Indonesia dalam percaturan peradaban Islam global. Jika usulan ini diterima dan diwujudkan oleh pihak Saudi, maka Indonesia akan menjadi negara pertama di luar Arab Saudi yang memiliki museum hadis berskala internasional.

5. Mengawal Persiapan Ibadah Haji Sembari Jalankan Misi Diplomasi

Selain menghadiri konferensi lembaga internasional tersebut, kehadiran Menteri Agama di Arab Saudi juga dimanfaatkan untuk mengecek kesiapan petugas haji Indonesia. Nasaruddin sempat bertemu langsung dengan para petugas yang telah tiba lebih awal, memberikan arahan dan menekankan pentingnya menjaga pelayanan terbaik bagi jemaah, sekaligus menjaga nama baik Indonesia sebagai tamu negara.

Usulan pembangunan Museum Hadis di Indonesia merupakan langkah monumental yang merepresentasikan semangat integrasi antara ilmu agama dan sains modern. Melalui museum ini, Indonesia berpeluang besar menjadi pusat peradaban Islam yang tidak hanya fokus pada ibadah ritual, tetapi juga mampu menjawab tantangan zaman dengan pendekatan ilmiah dan multidisiplin. Kini, bola ada di tangan Lembaga Hadis Nabawi dan Kerajaan Arab Saudi. Jika disetujui, proyek ini bisa menjadi warisan sejarah yang tak ternilai bagi umat Islam dunia.

Fenomena Terkini






Trending