Belum Dapat Kartu Nusuk, Jemaah Haji Indonesia Tetap Bisa Masuk Masjidil Haram: Ini Penjelasan Kemenag

12 May 2025 18:26 WIB
suasana-masjidil-haram-1747024536514_169.jpeg

Kuatbaca.com - Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) memastikan bahwa jemaah haji Indonesia yang belum menerima kartu Nusuk dari syarikah tetap diperbolehkan beribadah di Masjidil Haram. Kabar ini penting bagi para jemaah agar tidak panik dan tetap fokus menjalankan ibadah haji dengan khusyuk.

1. Keterlambatan Pemberian Kartu Nusuk Masih Terjadi

Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, Muchlis Hanafi, menyebutkan bahwa seharusnya kartu Nusuk diberikan kepada jemaah maksimal dalam waktu 1x24 jam setelah tiba di Arab Saudi. Namun, dalam praktiknya, terdapat berbagai kendala teknis dan administratif yang menyebabkan sejumlah jemaah belum menerima kartu tersebut.

“Memang dalam praktiknya ada banyak kendala. Tapi kami pastikan jemaah tetap bisa masuk Masjidil Haram,” ujar Muchlis di Makkah, Senin (12/5/2025).

2. Kartu Nusuk Adalah Tanggung Jawab Syarikah

Penerbitan dan distribusi kartu Nusuk merupakan tanggung jawab dari pihak syarikah, yaitu perusahaan layanan haji di Arab Saudi yang bekerja sama dengan Kemenag. Tahun ini, Kemenag menggandeng delapan syarikah untuk melayani kebutuhan jemaah haji asal Indonesia.

Sebagai bentuk antisipasi, beberapa syarikah memberikan kartu identitas cadangan sementara kepada jemaah yang kartunya belum diterbitkan. Kartu ini tetap dapat digunakan untuk mengakses layanan peribadatan di Masjidil Haram.

3. Jemaah Diminta Tenang dan Tetap Fokus Beribadah

Muchlis meminta jemaah tetap tenang, tidak panik, dan tidak terpengaruh isu-isu menyesatkan. Ia menegaskan bahwa selain identitas cadangan dari syarikah, jemaah juga telah memiliki identitas resmi dari Kemenag dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) yang biasanya berupa kartu kalung.

“Identitas dari Kemenag dan PPIH tetap berlaku dan bisa digunakan sebagai bukti bahwa mereka adalah jemaah haji resmi Indonesia,” jelasnya.

4. Tetap Bisa Masuk Masjidil Haram, Tapi Hati-hati Saat Keluar Kota

Meski belum mengantongi kartu Nusuk, jemaah tetap bisa beribadah di Masjidil Haram. Bahkan syarikah telah menugaskan pendamping untuk membantu akses jemaah selama proses penerbitan kartu masih berlangsung.

Namun, Muchlis mengingatkan agar jemaah tidak bepergian ke luar kota seperti ke Jeddah atau Thaif, karena daerah tersebut memerlukan verifikasi ketat menggunakan kartu Nusuk. Berbeda dengan Makkah, wilayah luar perhajian masih memerlukan bukti identitas haji yang lebih resmi.

5. Penjagaan Ketat di Area Masjidil Haram

Pemerintah Arab Saudi menerapkan sistem keamanan ketat menjelang puncak musim haji. Jalur-jalur menuju Masjidil Haram dijaga oleh pasukan khusus (Askar). Jemaah yang ingin masuk Masjidil Haram harus menunjukkan kartu Nusuk atau visa haji resmi. Pemeriksaan acak juga dilakukan terhadap kendaraan yang mengangkut jemaah.

Jika kedapatan tidak memiliki dokumen resmi haji, jemaah bisa terkena sanksi berat dari pemerintah Arab Saudi. Maka dari itu, jemaah yang belum menerima kartu diminta untuk selalu membawa identitas cadangan dan tidak memisahkan diri dari rombongan.

6. Kemenag Terus Koordinasi untuk Percepat Distribusi Kartu

Kemenag terus melakukan koordinasi intensif dengan seluruh syarikah agar proses pencetakan dan distribusi kartu Nusuk dapat diselesaikan dengan cepat. Targetnya, semua jemaah haji Indonesia dapat memiliki kartu Nusuk sebelum puncak ibadah dimulai.

Tak Perlu Panik, Tetap Bisa Beribadah di Masjidil Haram

Bagi para jemaah haji Indonesia, belum menerima kartu Nusuk bukan berarti tidak bisa beribadah. Dengan dukungan dari syarikah dan PPIH, serta identitas resmi lainnya, jemaah tetap dapat masuk Masjidil Haram dan menjalankan ibadah sebagaimana mestinya.

Yang terpenting, jemaah diminta untuk tetap tenang, tertib, dan fokus pada ibadah, serta tidak melakukan perjalanan jauh ke luar kota hingga kartu Nusuk diterima.

Fenomena Terkini






Trending